KETERLIBATAN AS PADA MASA PD II (1939-1945)
KETERLIBATAN
AS PADA MASA PD II (1939-1945)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah Amerika
yang
dibina oleh Ibu Lutfiah Ayundasari, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
Bagas Enggar Adinata (140731600508)
Yuliarti Kurnia Pramai Selli (140731606196)

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
PRODI
S1 PENDIDIKAN SEJARAH
Mei
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan
Masalah ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar
Belakang Terjadinya Perang Dunia II ............................................ 3
B. Keterlibatan
AS dalam Perang Dunia II .................................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
.............................................................................................. 14
B. Saran
........................................................................................................ 14
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perang
Dunia II di bagian Eropa meletus dikarenakan Jerman melakukan penyerangan ke
Polandia, pada tahun 1939 tank-tank Jerman menerobos masuk ke Polandia. Pasukan Polandia yang masih
mengunakan pasukan berkuda tidak mampu membendung kekuatan tank-tank dari
Jerman. Sehingga Perang Dunia II merupakan awal revolusi besar-besaran dari
desain dan peran persenjatan Jerman dan disebut-sebut sebagai persenjataaan
perang terbaik dalam Perang Perang II. (Darmawan, 2010:12). Invansinya Jerman
yang dipimpin Hitler ke Polandia ini mengikari perjanjian Versailles sehingga
pada tahun 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang kepada Jerman, dengan
demikian perang dunia tidak terelakan lagi. Mengingat agresivitasnya negara-negara
Blok Poros menjadikan Amerika Serikat khawatir dengan keamanan negaranya.
Sehingga melakukan perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Roosebelt
(Krisnandi, 2011: 322).
Amerika
Serikat yang semula bersikap netral dalam Perang Dunia II kemudian menyatakan
perang dengan terserangnya Pearl Harbor atas Jepang, Jepang menyerang pangkalan
Angkatan Laut Amerika Serikat di Hawai dan kemudian dengan persetujuan kongres
Amerika Serikat menyatakan
Perang Dunia II. Jatuhnya bom Nagasaki dan Hiroshima juga membuktikan bahwa bukti
Amerika Serikat membalas serangan Jepang di Hawai, kejayaan Blok Sekutu atas
Blok Poros menjadikan
nama negara Amerika Serikat sebagai bukti
negara super power. Dampak positif dan negatif dari Perang Dunia II
keikutsertaan negara-negara belahan dunia serta berkuasanya Amerika Serikat
sebagai penguasa teknologi persenjataan ini menarik untuk dikaji karena dapat
memberikan pengetahuan sejarah dunia dan mengajak pembaca untuk lebih kritis
dalam membaca sejarah.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
latar belakang terjadinya Perang Dunia II ?
2. Bagaimana
keterlibatan AS dalam Perang Dunia II ?
C.
Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui dan memahami latar belakang terjadinya Perang Dunia II.
2. Untuk
mengetahui dan memahami keterlibatan AS dalam Perang Dunia II.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar
Belakang Terjadinya Perang Dunia II
Perang
Dunia II dimulai pada tahun 1939 dengan Jerman menyerang Polandia. Peperangan
ini merupakan keberlanjutan dari Perang Dunia I yang berakhir pada tahun 1918.
Serangan Jerman terhadap Polandia yang didahului dengan penghancuran pesawat
udara sebagai pusat jalan serta penghancuran kereta api merupakan awal mula
sekaligus pertanda dimulainya Perang Dunia II. Namun ada pendapat lain
mengatakan bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada Maret
1937 ketika Jepang menduduki Manchuria. Jerman, Italia, dan Jepang kalah dalam
Perang Dunia I dan merasa dendam terhadap cara kekuatan sekutu Prancis, Inggris,
dan Amerika Serikat dalam memperlakukan mereka pada saat itu. Dari sinilah,
muncul sebuah kebencian yang mengarah pada bangkitnya pemerintahan yang
bertekad untuk mendapatkan kembali apa yang telah hilang pada tahun 1918
(Hynson, 2005: 4-5).
Terjadinya
Perang Dunia II tidak dapat dipisahkan dari lahirnya negara-negara fasis (negara
yang menjalankan kekuasaan pemerintahannya dengan cara diktator sehingga rakyat
tidak bebas mengeluarkan pendapat) (Djaja, 2012: 190). Tujuan dari fasisme
adalah membentuk negara yang otoriter-totaliter. Dalam negara yang
otoriter-totaliter seluruh aspek kehidupan negara baik aspek ekonomi, sosial,
maupun politik harus ditentukan oleh satu partai penguasa. Negara penganut
fasis sangat mengutamakan dan mengagungkan perang dan disiplin militer. Negara
fasis juga mengembangkan dan menekan agar setiap warga negara mempunyai rasa
nasionalisme dan cinta tanah air melebihi dari cinta apapun, negara harus
menjadi prioritas nomor satu. Selain lahirnya negara-negara fasis, ada juga
penyebab lain yang mengakibatkan terjadinya Perang Dunia II, yaitu Liga
Bangsa-Bangsa (LBB) yang tidak menjalankan peranannya dengan baik dalam menjaga
perdamaian dunia.
Penyebab
lainnya, yaitu adanya persekutuan-persekutuan berdasarkan atas dasar
kepentingan ideologi masing-masing negara. Menjelang Perang Dunia II, terdapat
tiga paham yang saling bertentangan, yaitu paham Komunis yang dipimpin Rusia
(Blok Komunis), paham fasis yang totaliter dipimpin oleh Jerman dan Italia
(Blok Fasis), serta paham Demokrasi dan Liberalisme yang dipimpin Amerika
Serikat, Inggris, dan Prancis (Blok Demokrasi) (Djaja, 2012: 196). Akibatnya
muncul suatu politik mencari kawan (aliansi) sehingga antara satu blok dengan
blok lainnya saling mencurigai. Ketidakmampuan Amerika Serikat untuk mempertahankan
sikap netralnya dalam urusan Eropa berusaha diperbaiki dalam tahun 1930-an,
dikeluarkan sejumlah kebijakan yang pada prinsipnya berusaha mempertahankan
kenetralan untuk tidak memihak negara-negara yang bertikai. Namun, dalam
prakteknya sendiri seringkali sikap netral Amerika Serikat dalam hal politik
luar negeri bertentangan dengan kepentingannnya sendiri. Keterlibatan Amerika
Serikat dalam Perang Dunia II, dapat dijelaskan dari ketidakkonsistenan negara
tersebut menjaga politik netralnya. Sebelum Perang Dunia meletus, Amerika
Serikat sudah melenggar sikap netralnya untuk tidak menjual senjata ke Italia
dan Ethiopia yang sedang berperang. Tetapi, ketika berlangsung Perang Dunia II Amerika
Serikat bersama dengan Inggris juga melakukan pemboman terhadap warga sipil
Jerman yang tidak berdosa. Dalam hal ini kita bisa melihat bahwa Amerika
Serikat sendiri bersikap mendua dalam melihat situasi politik internasional.
Nampaknya politik luar negeri Amerika Serikat memiliki prinsip moral yang
abstrak.
Setelah
meletusnya perang dengan Jerman, Amerika Serikat juga harus berhadapan dengan
musuh di pasifik, yaitu Jepang. Hubungan Amerika Serikat dengan negara tersebut
semakin menegang setelah terjadi perang AS dan Jerman. Pada bulan September
1940 Amerika Serikat memberikan pinjaman sebesar 25 juta dolar kepada Cina
sambil tetap melaksanakan embargo penjualan lempengan besi dan baja. Pada tanggal 8 Desember 1941 AS menerima
tantangan tersebut dan menyatakan perang dengan Jepang. Tiga hari kemudian,
tanggal 11 Desember 1941 AS juga menerima pernyataan perang dari Jerman dan
Italia dan dijawab oleh anggota Kongres bahwa AS harus berhadapan perang dengan
negara-negara tersebut. Inggris dan Kanada segera bergabung dengan AS yang juga
diikuti oleh negara-negara Amerika Latin. Pada tanggal 2 januari 1942 mereka
membentuk koalisi untuk mengerahkan segala sumber daya ekonomi dan militer
untuk menghadapi negara-negara Axis, Jerman, Italia dan Jepang.
Kemenangan
militer AS dan
sekutu-sekutunya dalam Perang Dunia II diperoleh dengan waktu yang cukup lama
dan sulit. Pada tahun 1942, kekuatan AS dan sekutu-sekutunya berada di bawah
tekanan berat negara-negara Axis. Pasukan AS di Corregidor, Philipina,
terisolasi dari pasukan lainnya sampai bulan Mei. Pasukan Jepang bukan hanya
mampu menghancurkan Pearl Harbour tetapi juga mengalahkan pasukan Inggris di
Burma, Belanda di Indonesia, dan pangkalan militer Inggris di Singapura. Semua
kawasan Asia Tenggara telah jatuh ke tangan pasukan militer Jepang. Sedangkan,
India, Australia, dan Selandia Baru pada tahun 1945, hanya orang yang naif yang
yakin pada kemajuan yang terus berlanjut atau percaya pada kebaikan hakiki
manusia. Namun demikian, kekecewaan yang mendalam ini diperlembut oleh harapan.
Dalam faktanya demokrasi telah menang menghadapi totalitarianisme dan teror
nazi. Diharapkan bahwa lembaga-lembaga dan nilai-nilai demokratis akan menyebar
ke seluruh penjuru dunia dan bahwa perserikatan bangsa-bangsa yang baru
didirikan akan mendorong perdamaian dunia. (Perry, 2014: 400-403).
B.
Keterlibatan
AS dalam Perang Dunia II
Amerika Serikat pada awalnya tidak
terlibat dalam Perang Dunia II karena pada awalnya politik yang diterapkan oleh
Amerika Serikat adalah “Politik Isolasi” dimana bersifat netral terhadap
konflik-konflik yang terjadi di Eropa. Namun, politik ini tidak mampu
dipertahankan oleh Amerika Serikat karena peristiwa Pengeboman Pearl Harbor
oleh Jepang, pada tanggal 7 Desember 1941. Pengeboman ini telah membawa Amerika
Serikat kepada Perang
Dunia ke-II di daerah pasifik.
Pengeboman ini terjadi karena Amerika Serikat menolak tuntutan Jepang terhadap Amerika
tentang pencairan aset Jepang dan pemberhentian ekspansi angkatan laut Amerika
Serikat di Pasifik. Sebagai gantinya Amerika mengusulkan agar Jepang mundur
dari Cina dan Indocina, tetapi pada tanggal 1 Desember Jepang menolak usulan
tersebut. Sehingga, pada tanggal 7 Desember pesawat-pesawat Jepang menyerang
armada pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor (Gray, W. & Hofstadter, R.
2004: 302).
Pengeboman Pearl Harbor adalah
serangan dadakan yang dilakukan oleh AL Jepang terhadap Armada Pasifik Angkatan
Laut AS yang tengah berlabuh di Pangkalan AL Pearl Harbor, Hawai pada hari
Minggu pagi, tepatnya tanggal 7 Desember 1941 yang sebelumnya pada tanggal 26 November
1941, sebuah armada Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Madya Chuici Nagumo
bergerak meninggalkan Teluk Hitokappu di Kepulauan Kuril ke Pearl Harbour tanpa
melakukan hubungan radio apapun (radio
silence). Pangkalan AL Amerika Serikat di Pearl Harbor diserang
setidaknya 353 pesawat tempur, pesawat pembom, dan pesawat torpedo dari AL
Jepang dalam dua gelombang serangan yang diberangkatkan dari kapal induk AL
Jepang. Dalam serangan tersebut, Amerika
Serikat mengalami kerusakan
parah dimana 8 kapal tempur, 3 kapal penjelajah, 3 kapal perusak, 1 kapal latih
anti pesawat udara, dan 1 kapal penyebar ranjau ditenggelamkan atau dirusak
oleh Jepang. Selain itu, akibat dari serangan Jepang adalah 188 pesawat terbang
AS rusak, dan memakan korban jiwa sebanyak 2.403 orang, serta 1.178 orang
luka-luka. Untuk pihak Jepang sendiri hanya kehilangan 29 pesawat, 5 kapal
selam mini, 65 personel meninggal, dan tercatat 1 pelaut AL Jepang, yaitu Kazuo
Sakamaki tertangkap oleh pihak AS. Dengan adanya serangan tersebut, Amerika Serikat tidak diam saja dimana
tembakan pertama dilepaskan pada saat Perang Dunia II dimana korban pertama
serangan Pearl Harbor terjadi saat USS Ward menyerang dan menenggelamkan kapal
selam kerdil Jepang yang terdiri dari 5 kapal (Wikipedia, 2017, (Online)).
Pada tanggal 8 Desember 1941 Kongres
Amerika Serikat menyatakan perang atas Jepang. Pemerintah Amerika Serikat
meneruskan pengerahan tentara dan mulai beralih kepada ekonomi perang. Tanggal
6 Januari 1942 Presiden Roosevelt
mengumumkan target produksi yang mengejutkan
karena pada tahun itu terjadi
perubahan yang menyeluruh di Amerika Serikat
dimana pada tahun tersebut 60.000
pesawat harus selesai, 45.000 tank, 20.000 meriam anti pesawat, dan 18 juta won
pengiriman niaga seluruh kegiatan nasional–pertanian, manufaktur, pertambangan,
perdagangan, tenaga kerja, investasi, komunikasi bahkan pendidikan, dan
kegiatan budaya berlangsung di bawah pengawasan baru yang menyeluruh. Selain
itu, negara mengumpulkan uang dalam jumlah yang besar dan menciptakan industri
baru untuk produksi kapal, kendaraan lapis baja, dan pesawat secara massal.
Peraturan wajib militer juga dilakukan dan Amerika Serikat menjadikan angkatan
bersenjatanya mempunyai kekuatan total 15.100.000. Pada akhir tahun 1943,
sekitar 65 juta pria dan wanita menjadi tentara atau bekerja di bidang yang
berhubungan dengan perang. Jadi, dengan kekalahannya saat penyerangan di Pearl
Harbor menjadikan Amerika Serikat menyusun strategi dan kekuatan militer yang
mantap agar tidak mampu dikalahkan lagi. Hal ini terbukti dengan kemenangan
sekutu dalam Perang Dunia II dimana kota Hiroshima dan Nagasaki berhasil dihancurkan oleh
sekutu yang menandakan bahwa sekutu Jerman telah mengalami kekalahan dan Blok
sekutu tampil sebagai pemenang dalam Perang
Dunia II (Gray, W. &
Hofstadter, R. 2004: 302-303).
Serangan ke Amerika Serikat
melumpuhkan daya tarik kaum isolasionis dan mobilisasi militer pun bisa
dilakukan yang cepat. Namun, akibat serangan Pearl Harbor dan ketakutan akan
kegiatan spionase Asia, Amerika juga melakukan tindakan anti toleransi, yaitu menawan
orang-orang Amerika keturunan Jepang. Pada bulan Februari 1942, hampir 120.000
orang Jepang-Amerika yang tinggal di California dipindahkan dari rumah mereka
dan ditahan di 10 kamp sementara yang kondisinya buruk dan dipagari kawat
berduri. Mereka kemudian dipindahkan ke luar kota-kota terpencil di bagian
Barat Daya. Hampir 63 persen warga Jepang-Amerika adalah Nisei, lahir di
Amerika dan
dengan sendirinya adalah warga negara
Amerika Serikat. Tidak
ada bukti kegiatan spionase yang bisa dimunculkan. Bahkan, warga keturunan
Jepang-Amerika dari Hawai dan daratan Amerika Serikat lainnya ikut bertempur
dengan gagah berani dalam dua satuan infanteri di Italia. Sedangkan yang
lainnya bertugas sebagai penerjemah di Pasifik. Pada tahun 1983, pemerintah
Amerika Serikat mengakui adanya ketidakadilan dalam penahanan tersebut dengan
memberikan santunan terbatas kepada orang Jepang-Amerika kala itu yang masih
hidup.
Tak lama setelah Amerika Serikat ikut berperang, Sekutu barat memutuskan untuk memusatkan upaya militer mereka di Eropa, dimana pusat kekuatan musuh berada dan untuk sementara wilayah Pasifik dijadikan nomor dua (Hendrayati, Tini, 2014, (Online)).
Tak lama setelah Amerika Serikat ikut berperang, Sekutu barat memutuskan untuk memusatkan upaya militer mereka di Eropa, dimana pusat kekuatan musuh berada dan untuk sementara wilayah Pasifik dijadikan nomor dua (Hendrayati, Tini, 2014, (Online)).
Berikut
adalah bentuk keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II,
yaitu :
a. Pendaratan
Amerika Serikat di Asia-Pasifik
Pasukan Australia
and Amerika Serikat melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali
bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea, dan Hindia Belanda
yang mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama
perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, sedangkan
New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat
Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk Leyte
berkecamuk yang disebut
sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area
Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan tahun 1945 yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan
Jepang di Asia Tenggara dan
menyelamatkan tawanan perang Sekutu.
b. Pertempuran Laut Karang (4
Mei - 8 Mei 1942)
Pertempuran Laut Karang (Laut Koral) adalah pertempuran
laut besar di medan Perang Pasifik
antara Angkatan Laut
Kekaisaran Jepang melawan
angkatan laut dan angkatan udara Sekutu dari Amerika Serikat
dan Australia. Pertempuran ini merupakan pertempuran laut pertama
antara dua armada yang melibatkan kapal induk dan
dicatat sebagai pertempuran laut pertama dalam sejarah yang melibatkan
kapal-kapal perang kedua belah pihak yang tidak saling menembak secara langsung
dari kapal ke kapal. Pertempuran
ini berakhir dengan kemenangan taktis pihak Jepang dalam hal jumlah kapal-kapal
musuh yang berhasil ditenggelamkan.
c. Pertempuran Laut Savo
Pertempuran Pulau Savo
atau menurut sumber Jepang sebagai Pertempuran Kepulauan Solomon Pertama
(Dai-ichi-ji Soromon Kaisen) adalah pertempuran laut
semasa Perang Pasifik. Perang Dunia II antara Angkatan Laut
Kekaisaran Jepang dan armada Angkatan Laut
Sekutu. Pertempuran ini
berlangsung pada tanggal 8-9 Agustus 1942 dan merupakan
pertempuran laut dalam skala besar yang pertama sepanjang Kampanye
Guadalkanal.
d. Bantuan Amerika Serikat dalam Perang di Wilayah Afrika
Tentara Jerman menyerbu Balkan sampai di Kreta, Rumania, dan Bulgaria memihak kepada Jerman. Inggris dapat
memukul mundur tentara Italia di Afrika Utara. Serangan Sekutu terhadap Blok
Sentral pada tanggal 23 Oktober 1942 di Afrika Utara dipusatkan di El Alamien,
Mesir. Tentara Jerman di bawah Jenderal Erwin Rommel menyerbu Afrika dan menghantam Inggris sampai di muka
Alexandria. Serangan Jerman ke Afrika Utara dapat ditahan oleh Inggris di bawah
pimpinan Montgomery dan Amerika Serikat di bawah Eisenhower pada tanggal 12
November 1942. Datangnya bantuan pasukan Amerika Serikat membuat pertahanan
Jerman semakin rapuh.
e. Perang, Kemenangan, dan Bom
Pada bulan Februari 1945, tentara Amerika
Serikat telah mengambil alih Manila. Pulau Iwa Jima yang terletak di Kepulauan
Bonin merupakan kepulauan yang di incar Amerika Serikat. Kepulauan ini terletak
di tengah-tengah Kepulauan Mariana dan Jepang. Namun, Jepang tetap
bersih keras untuk mempertahankan pulau tersebut. Pada pertengahan Maret 1945
Amerika Serikat berhasil merebut Pulau Iwa Jima dengan kerugian perang 6000
pasukan marinirnya tewas dan hampir seluruh pasukan Jepang Tewas. Sejak saat
itu Jepang memulai serangan besar-besaran di pelabuhan maupun di bandara
Jepang.
Kepala pemerintahan Amerika Serikat,
Inggris, dan Uni Soviet bertemu di Postdam pada tanggal 7 Juli sampai 2 Agustus
1945 untuk membahas operasi melawan Jepang, kesepakatan damai di Eropa dan
kebijakan untuk masa depan Jerman. Sehari menjelang konferensi Postdam dimulai,
sebuah bom atom diledakkan di Alamargordo, New Mexico sebagai hasil riset yang
dilakukan oleh Amerika Serikat selama tiga tahun (Proyek Manhattan). Pada tanggal 26 Juli 1945 sekutu mengumumkan hasil
dari konferensi Postdam, sekutu berjanji tidak akan menghancurkan atau
memperbudak Jepang bila mereka menyerah, namun apabila tidak Jepang akan mendapatkan kehancuran
total.
Pada tanggal 6 Agustus 1945 pesawat
Amerika Serikat Enola Gay menjatuhkan bom
atom ke kota Hiroshima tanggal 8 Agustus 1945 dan bom kedua
dijatuhkan kembali ke Nagasaki. Bom yang Amerika jatuhkan tersebut semakin
mempercepat proses berakhirnya perang. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyetujui syarat-syarat yang yang ditetapkan di
Postdam dan pada tanggal 2 September 1945 Jepang secara resmi
menyerah (Sulistiyoningsih, Dwi, 2014, (Online)).
Dengan berakhirnya Perang Dunia II
yang dimenangkan oleh pihak Sekutu pada tahun 1945, maka sesuai perang, kedua
belah pihak melaksanakan perjanjian-perjanjian untuk mengakhirinya, yaitu :
1. Konferensi Postdam antara Sekutu dan Jerman (2
Agustus 1945)
Pertemuan antara sekutu dan Jerman di
Postdam telah menghasilkan keputusan Konferensi Posdam sebagai berikut :
a. Jerman
dibagi menjadi empat daerah pendudukan, yaitu Jerman Barat dikuasai Amerika
Serikat, Inggris, dan Prancis, sedangkan Jerman Timur dikuasai Rusia.
- Kota Berlin dibagi menjadi dua
wilayah, yaitu Berlin Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan
Perancis, sedangkan Berlin Timut dikuasai Rusia.
- Kota Danzig dikembalikan kepada
Polandia.
- Penjahat perang harus dihukum.
- Jerman harus membayar ganti rugi akibat perang.
2.
Perdamaian
Paris antara Sekutu dan Italia (Februari 1947)
Pertemuan
antara Sekutu dan Italia di Paris telah menghasilkan keputusan Perdamaian
Paris, yaitu :
a. Semua
jajahan Italia di Afrika Utara diambil Inggris.
- Daerah Italia diperkecil.
- Italia harus membayar kerugian
perang.
- Abessynia dan Albania dimerdekakan
kembali.
- Trieste menjadi negara merdeka di bawah PBB.
3.
Pertemuan
Sekutu dan Jepang di Kapal Missouri (2 September 1945)
Pada tanggal 2 September 1945
berlangsung pertemuan antara Sekutu (Amerika Serikat) dan Jepang di kapal
Missouri Teluk Tokyo. Hasil keputusan yang dicapai adalah pernyataan penyerahan
Jepang tanpa syarat kepada pihak sekutu (Indonesia, Kebudayaan, 2014, (Online)).
Dengan terjadinya Perang Dunia II di
dunia, maka perang tersebut membawa dampak terhadap perubahan sistem politik,
ekonomi, dan sosial. Berikut adalah penjelasannya, yaitu :
1.
Bidang
Politik
a. Amerika
Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai kekuatan raksasa baru dunia dengan
ideologi Amerika Serikat demokrasi liberal (liberalisme) dan ideologi Uni
Soviet komunis.
b. Terjadi
perebutan pengaruh (hegemoni) dalam hal ideologi antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet sehingga muncul Perang Dingin dimana nantinya membentuk aliansi Blok
Barat (NATO) dan Blok Timur (Pakta Warsawa). NATO sendiri merupakan pakta
pertahanan Amerika Serikat bersama negara-negara
Eropa Barat. Sedangkan, Pakta Warsawa adalah pakta pertahanan Uni Soviet
bersama negara-negara Eropa Timur.
c. Dengan
adanya “Balance of Power Policy”
mengakibatkan munculnya politik aliansi yang berdasarkan atas kemauan bersama (Collective Security), misalnya adanya
METO (Middle Eastern Treaty Organization)
dan SEATO (South East Asian Treaty
Organization).
d. Tumbangnya
beberapa imperialis di Asia dan Pasifik.
e. Munculnya
negara-negara baru dan merdeka yang terbebas dari penjajahan, seperti
Indonesia, Filipina, India, Pakistan, Srilanka (wilayah Asia) dan Mesir,
Aljazair, dan negara-negara lain (wilayah Afrika).
f. Terbentuknya
organisasi perdamaian dunia, yaitu PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) (Kamubisa,
2015, (Online)).
2.
Bidang
Ekonomi
a. Sektor-sektor
ekonomi dunia mengalami kerusakan.
b. Sarana
dan prasarana kehidupan, seperti gedung, jembatan, jalan raya, perumahan, dan
sebagainya hancur.
c. Amerika
Serikat menjadi negara penyumbang pinjaman (kreditur dunia) dimana setelah
berakhirnya Perang Dunia II, kondisi di Eropa sangat kacau sehingga terjadi
kesengsaraan dan penderitaan. Amerika Serikat sadar bahwa wilayah
Eropa yang rusak tersebut akan mudah dikuasai oleh pihak komunis, sehingga Amerika Serikat membantu Eropa dengan
cara menggunakan lembaga-lembaga donatur antara lain :
1) Thruman Doctrin
(1947) dimana lembaga ini membantu pertumbuhan ekonomi Yunani dan Turki.
2) Marshall Plan
(1947) dimana lembaga ini memberi bantuan ekonomi dan militer untuk membangun
kembali ekonomi atas rencana yang terlebih dahulu dibuat oleh negara-negara
Eropa dan disetujui oleh Amerika Serikat.
3) Point Four Thruman
dimana lembaga ini memberikan bantuan kepada negara-negara yang masih
terbelakang di Asia dalam bentuk bantuan ekonomi dan militer (Mutual Security Act (MSA)) (Kamubisa,
2015, (Online)).
3.
Bidang
Sosial
a. Perang
Dunia II menelan korban jutaan jiwa.
b. Kemiskianan,
kelaparan, dan wabah penyakit tumbuh dimana-mana.
c. Ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang pesat seiring dengan upaya pertahanan
diri.
Dengan adanya dampak negatif dari
bidang sosial, maka juga terdapat dampak positif dari adanya Perang Dunia II,
yaitu muncul bentuk-bentuk kerja sama negara-negara di dunia dalam rangka
mewujudkan perdamaian dunia, salah satunya adalah dengan mendirikan United Nation Relief Rehabilitation
Administration (UNRRA) dengan membantu masyarakat dalam bentuk :
1)
Memberi makan terhadap
orang-orang terlantar.
2)
Mengurus
pengungsi-pengungsi dan menyatukan anggota keluarga yang terpisah akibat perang.
3)
Membangun rumah sakit dan
balai pengobatan.
4)
Mengerjakan kembali
tanah-tanah yang rusak (Kamubisa, 2015, (Online)).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ketidakmampuan
AS dalam mempertahankan sikap netralnya dalam urusan Eropa berusaha diperbaiki
dalam tahun 1930-an. Antara tahun 1935-1939 dikeluarkan sejumlah kebijaksanaan
yang pada prinsipnya berusaha mempertahankan kenetralan untuk tidak memihak
negara-negara yang bertikai. Dalam praktek, seringkali sikap netral AS dalam
politik luar negerinya bertentangan dengan kepentingannnya sendiri.
2. Keterlibatan
AS dalam Perang Dunia II bisa dilihat melalui serangan Jepang terhadap Pearl
Harbor dimana pihak Jepang yang menyerang kemudian disusul oleh kemenangan
Sekutu (AS).
B.
Saran
Saran dari makalah ini adalah pembaca
bisa memahami isi dari makalah dan memberikan saran dan kritik dalam pengerjaan
makalah ini. Sehingga, kedepannya penulis dapat menambah pengetahuan lebih
tentang materi dan penulisan makalah yang baik dan benar.
DAFTAR RUJUKAN
Daramawan,
M Daud. 2010. Kendaraan tempur Perang
Dunia II. Yogyakarta: Narasi.
Djaja,
W. 2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno
Hingga Eropa Modern. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Gray,
W. & Hofstadter, R. 2004. Garis Besar
Sejarah Amerika (Cincotta, Howard, Ed). AS: Departemen Luar Negeri AS.
Hendrayati,
Tini. 2014. Keterlibatan Amerika dalam
Perang Dunia, (Online), (http://tinihendrayati15.blogspot.co.id/2014/05/keterlibatan-amerika-dalam-perang-dunia.html),
diakses tanggal 19 April 2017.
Hynson,
C. 2007. Kisah Yang Terlewatkhan: Perang
Dunia II. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Indonesia,
Kebudayaan. 2014. Akhir Perang Dunia II
dan Dampaknya, (Online), (http://www.kebudayaanindonesia.com/2014/10/inilah-akhir-perang-dunia-ii-dan.html),
diakses tanggal 19 April 2017.
Kamubisa.
2015. Perang Dunia II dan Pengaruhnya
terhadap Indonesia, (Online), (http://www.kamubisa-io.com/2015/11/perang-dunia-ii-dan-pengaruhnya-terhadap-indonesia.html),
diakses tanggal 19 April 2017.
Krisnandi,
I G. 2011. Sejarah Amerika Serikat.
Yogyakarta: Lembah Manah.
Perry,
M. 2014. Peradaban Barat: Dari Revolusi Prancis Hingga Zaman Global. Yogyakarta:
Kreasi Wacana.
Sulistiyoningsih,
Dwi. 2014. Keterlibatan Amerika dalam
Perang Dunia, (Online), (http://blogdwisulistiyoningsih.blogspot.co.id/2014/06/keterlibatan-amerika-dalam-perang-dunia.html),
diakses tanggal 19 April 2017.
Wikipedia.
2017. Pengeboman Pearl Harbor,
(Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_Pearl_Harbor), diakses
tanggal 19 April 2017.
Komentar
Posting Komentar