SEJARAH KAMERA DALAM FOTOGRAFI (1826-2010)

SEJARAH KAMERA DALAM FOTOGRAFI (1826-2010)

Yuliarti Kurnia Pramai Selli
Program Studi S1 Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Malang
yuliarti.selli13@gmail.com

ABSTRAK :
Kamera adalah suatu alat yang bisa menggambarkan suatu peristiwa yang sedang terjadi melalui gambar. Pembuatan kamera sendiri memerlukan waktu yang bertahap dimana memerlukan waktu yang cukup lama dalam memperbaiki baik kualitas maupun kuantitas dari kamera tersebut. Hubungannya dengan fotografi adalah jika kamera sebagai alat, maka fotografi adalah sebagai pencahayaan gambar dimana yang nantinya mempunyai makna dan dapat menceritakan apa yang sedang terjadi dalam foto tersebut. Hubungan kedua hal tersebut mengandung seni dan estetika yang tidak hanya memuaskan batin saja, tetapi juga membantu memajukan perkembangan IPTEKS salah satunya dalam hal kamera. Kamera sendiri bisa dibilang populer atau sangat dikenal dalam masyarakat luas karena kamera sendiri bisa dipakai oleh semua kalangan masyarakat mulai dari masyarakat bawah sampai atas dengan berbagai model dan jenis kamera yang disuguhkan. Sehingga, tidak heran jika kamera banyak yang menggemari.

          Kata kunci : Kamera, Fotografi, Lensa, Digital, SLR, DSLR.

Pendahuluan
Kamera adalah alat yang paling populer dalam aktivitas fotografi. Kamera sendiri berasal dari kata “camera obscura” yang dalam bahasa latin artinya “ruang gelap” dimana dalam mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan dimana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Kamera Obscura adalah kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau bayangan (Wikipedia, (Online)). Kamera Obscura pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan Muslim yang bernama Alhazen seperti yang dijelaskan pada bukunya yang berjudul “Books of Optics” (1015-1021).

~๑๑.Sejarah Kamera dari Obscura Hingga Kamera DSLR.๑๑~

Gambar : Kamera Obscura

Banyak yang tidak mengetahui bahwa penemu kamera adalah seorang muslim Al-Haitam karena banyak yang sudah mengasumsikan bahwa penemu kamera maupun hal-hal yang berbau pasti dikuasai orang barat. Kemudian, di tahun 1660-an ilmuwan asal Inggris Robert Boyle dan asistennya Robert Hooke menemukan portable camera obscura. Tetapi, kamera pertama kali yang cukup praktis dan cukup kecil dapat digunakan dalam bidang fotografi ditemukan oleh Johann Zahn pada tahun 1685 (Romirpti, 2014, (Online)). Pada abad ke-16, Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depa kamera tersebut. Walaupun begitu, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan lama sehingga penemuan tersebut belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun 1727, Johann Scultze melakukan penelitian dengan hasil bahwa garam perak sangat peka terhadap cahaya namun dia belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.

~๑๑.Sejarah Kamera dari Obscura Hingga Kamera DSLR.๑๑~

Gambar : Alhazen (penemu Kamera Obscura pertama kali)

Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan dari kameranya berupa gambar kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah yang dipekakan kemudian dikenal sebagai foto pertama. Pada tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Sebelumnya, pada tahun 1829 Daguerre mengadakan kongsi dengan Niepce (meninggal tahun 1833) meneruskan program pengembangan kamera yang nantinya kamera tersebut dikenal dengan “Kamera Daguerreotype” yang dianggap praktis dalam dunia fotografi dimana sebagai imbalan atas temuannya, pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan keluarga Niepce dan kamera tersebut berkembang menjadi kamera yang kita kenal sampai sekarang (Wikipedia, (Online)).
Penemuan Daguerre bisa dibilang luar biasa walau hanya bisa mencetak satu kali. Kemudian, pada tahun 1844, muncul teknologi baru “calotype” dimana bisa memperbanyak foto lewat kertas film negatif yang ditemukan oleh William Fox Talbot dari Inggris. Walau cetakan foto tidak sebagus cetakan foto  milik Daguerre, tetapi beliau bisa memperbanyak hasil cetakan foto tersebut. Pada tahun 1852, muncul tokoh lagi bernama Frederick Scott Archer yang membuat temuan mencetak foto lebih cepat dimana hanya dalam waktu kurang dari lima detik foto sudah tercetak. Dalam prosesnya sendiri gambar sudah dicetak ketika plat masih basah. Teknik ini dinamakan “Collodion”. Pada tahun 1871, Richard Maddox menemukan gelatin, yaitu sebuah bahan untuk mencetak foto dimana bahan ini menggantikan plat fotografik. Dengan adanya penemuan ini, gambar bisa dicetak lebih banyak dan kualitas lebih bagus. Pada saat itu, kamera sudah ada yang bisa dibawa atau ditenteng. Pada abad ke-20, penemuan di bidang kamera terus berlanjut salah satunya adalah ditemukannya film berwarna tahun 1901. Setelah itu, film berwarna berlapis atau disebut dengan “Kodachrome” ditemukan. Kodachrome atau Kodak ini menemukan film berukuran 35 mm yang sangat populer dan belakangan ditemukan lagi dengan adanya kamera digital (Kidnesia, Wahyu, 2015, (Online)).
Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu piranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya dimana lempeng tersebut akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya dan selanjutnya pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik sehingga yang sampai sekarang dikenal banyak orang dengan jenis kamera potret. Untuk sistem lensa kamera sendiri dipasang pada lubang depan kotak berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari plastik, kaca, atau suatu silinder logam. Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka “f” (bukaan relatif) dimana semakin rendah angka f, maka semakin besar bukaannya (semakin kecil tingkat penghalangnya) yang diatur oleh jendela diafragma. Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya masuk sesuai keinginan fotografer.
Jenis lensa cepat atau lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan. Selain lensa biasa, ada juga lensa sudut lebar (wide lens) dimana mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa, lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens/biasa kita sebut dengan lensa zoom). Untuk film lensa sudut lebar adalah 35 mm dan untuk lensa telefoto adalah 135 mm. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa sendiri dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa) dimana mempengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan atau yang kita kenal dengan istilah “zoom”. Untuk pemantik potret (shutter) dipasang di belakang lensa atau di antara lensa dimana kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan mengubah-ubah lama bukaan shutter sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film. Bagian-bagian lain dari kamera , yaitu :
1.      Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat disingkapkan pada objek.
2.      Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film.
3.      Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang akan terpotret serta apakah objek utama akan terfokuskan.
4.      Lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan pemetik potret dan atau besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai film cukup tepat sehingga diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan. Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari bagian-bagian tersebut.
Berdasarkan media penangkap, kamera dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1.      Kamera Film
Kamera ini menggunakan pita seluloid atau sejenisnya sesuai dengan perkembangan teknologi dengan jenis kamera film 35 mm. Kamera ini berbentuk kecil, kompak, dan tidak mencolok sehingga kadang lensa tersebut dapat dipertukarkan dan kamera tersebut dapat memuat gulungan film untuk 36 singkapan bahkan kadang lebih. Kamera ini juga terkenal karena keserbagunaan dan kecepatannya dalam memotret. Contoh : Kamera Kodak dan Film.
2.      Kamera Polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.
3.      Kamera Digital
Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Selain itu, pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang kamera dengan lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda. Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory atau bisa juga dengan external memory yang menggunakan memory card. Contoh : Kamera DSLR dan HP.
Berdasarkan mekanisme, kamera dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1.      Kamera Single Lens Reflex (SLR)
Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 450 di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan ditangkap pada film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.
2.      Kamera Instan
Kamera Instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga didasarkan pada pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma, dan kecepatan pemetik potret secara otomatis telah diatur.
Berdasarkan teknologi Viewfinder, kamera dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.      Kamera Saku
Jenis kamera ini bisa dibilang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti (umumnya otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan). Cahaya yang melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan film karena ada perbedaan sudut pandang jendela bidik (viewfinder) dengan lensa.
2.      Kamera TLR
Dalam kamera ini, jendela bidik diberikan lensa yang identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama (Wikipedia, (Online)). Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang perkembangan kamera seiring dengan perkembangan teknologi di dunia, yaitu :
1.      Kodak dan Film

~๑๑.Sejarah Kamera dari Obscura Hingga Kamera DSLR.๑๑~

Penggunaan film fotografi dipelopori oleh George Eastman, dimulai dari kertas film manufaktur pada tahun 1885 sebelum beralih ke seluloid pada tahun 1889. Kamera pertamanya, yang ia disebut "Kodak," pertama kali ditawarkan untuk dijual pada tahun 1888. Itu adalah kotak kamera yang sangat sederhana dengan lensa fixed-focus dan kecepatan rana tunggal, dengan harga yang relatif rendah. Pada tahun 1900, Eastman mengambil pasar massal fotografi satu langkah lebih jauh dengan Brownie, kotak kamera sederhana dan sangat murah yang memperkenalkan konsep snapshot.
2.      Kompak Kamera dan Canon

~๑๑.Sejarah Kamera dari Obscura Hingga Kamera DSLR.๑๑~

Oskar Barnack yang bertanggung jawab atas penelitian dan pengembangan di Leitz, memutuskan untuk menyelidiki dengan menggunakan 35 mm film cine untuk kamera dalam percobaannya dalam membangun sebuah kamera kompak yang mampu membuat pembesaran berkualitas tinggi. Dia membangun prototipe kamera 35 mm-nya (Ur-Leica) sekitar tahun 1913, meskipun pengembangan lebih lanjut ditunda selama beberapa tahun akibat Perang Dunia I. Leitz diujipasarkan antara tahun 1923 dan 1924. Kamera tersebut memperoleh respon sangat baik dari para konsumen sehingga para pesaing pun mulai bermunculan salah satunya adalah Canon yang dibuat oleh Jepang. Pada tahun 1936 Canon 35 mm menjadi saingan berat, sebuah versi perbaikan dari prototipe Kwanon 1933. Kamera Jepang ini mulai menjadi populer di Barat setelah veteran Perang Korea dan tentara ditempatkan di Jepang membawanya kembali ke Amerika Serikat dan di beberapa tempat lain.
3.      TLRs, SLRs, dan Nikon

~๑๑.Sejarah Kamera dari Obscura Hingga Kamera DSLR.๑๑~

Kamera pertama dengan refleks praktis dibuat oleh Franke & Heidecke Rolleiflex media dengan nama TLR tahun 1928. Meskipun secara single twin-lens reflex, kamera ini tersedia selama beberapa dekade dengan kepopuleran yang cukup lama. Sebuah revolusi serupa di desain SLR dimulai pada tahun 1933 dengan pengenalan Ihagee Exakta, SLR kompak yang digunakan 127 roll film. Hal ini diikuti tiga tahun kemudian oleh penemu barat pertama kali dengan SLR menggunakan film 35mm, yang Kine Exakta. Pada tahun 1952, Asahi Optical, yaitu perusahaan yang kemudian menjadi terkenal untuk kamera Pentax memperkenalkan SLR Jepang pertama menggunakan film 35 mm, yang disebut Asahiflex. Beberapa pembuat kamera Jepang lainnya juga memasuki pasar SLR pada 1950-an, termasuk Canon, Yashica, dan Nikon. Nikon masuk pasaran dengan nama Nikon F  (kualitas hasil potret yang sanga baik dan membuatnya populer). Seri F bersama dengan seri sebelumnya S dari kamera pengintai tersebut membuat reputasi Nikon sebagai pembuat peralatan profesional berkualitas.
4.      Kamera Analog

~๑๑.Sejarah Kamera dari Obscura Hingga Kamera DSLR.๑๑~

Kamera analog mulai muncul pada tahun 1981 dari Sony Mavica (Magnetic Video Camera). Ini adalah kamera analog, yang mencatat sinyal pixel terus menerus, sebagai mesin rekaman video. Kamera elektronik Analog berikutnya adalah Canon RC-701 tahun 1986. Canon pertama kali menjadi kamera untuk memotret Olimpiade 1984, mencetak foto Yomiuri Shinbun, dalam surat kabar Jepang. Di Amerika Serikat, publikasi pertama yang menggunakan kamera ini untuk reportase nyata dalam USA Today, untuk pertandingan Bisbol World Series. Tetapi, kamera analog kurang mendapat respon baik karena beberapa faktor seperti biaya mahal (hingga US $ 20.000), kualitas gambar yang buruk dibandingkan dengan film, dan kurangnya printer terjangkau berkualitas. Kamera elektronik analog pertama dipasarkan ke konsumen mungkin Canon RC-250 Xapshot pada tahun 1988. Sebuah kamera analog terkenal diproduksi pada tahun yang sama adalah Nikon QV-1000C, dirancang sebagai kamera pers dan tidak ditawarkan untuk dijual kepada pengguna umum dimana hanya dijual beberapa ratus unit. Dapat merekam dalam skala abu-abu dan kualitas di cetak surat kabar sama dengan kamera film. Dalam penampilan itu mirip digital single-lens reflex (DSLR) kamera modern. Gambar yang disimpan pada disket video.
5.      Kamera Digital : DSLR dan Kamera Ponsel.

~๑๑.Sejarah Kamera dari Obscura Hingga Kamera DSLR.๑๑~

Kamera digital berbeda dari lainnya (kamera analog) terutama tidak menggunakan film tetapi menangkap dan menyimpan foto-foto pada kartu memori digital atau penyimpanan internal. Kamera digital sekarang termasuk kemampuan komunikasi nirkabel (misalnya Wi-Fi atau Bluetooth) untuk mentransfer, mencetak atau berbagi foto, dan juga ditemukan pada ponsel. Kamera digital pertama dengan gambar direkam sebagai file terkomputerisasi adalah kemungkinan Fuji DS-1P Tahun 1988, yang direkam ke kartu memori 16 MB internal yang digunakan baterai untuk menyimpan data dalam memori. Kamera ini tidak pernah dipasarkan di Amerika Serikat, dan belum dikonfirmasi telah dikirim bahkan di Jepang. Kamera digital pertama yang benar-benar dipasarkan secara komersial dijual pada bulan Desember 1989 di Jepang, DS-X oleh Fuji. Digital Single Lens Reflex (Digital SLR atau DSLR) adalah kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa menuju ke viewfinder. Kamera ini menjadi kamera tercanggih dan terpopuler saat ini, terutama untuk merek Nikon dan Canon. Kamera ini juga sering digunakan untuk studio foto karena kualitas gambarnya yang sangat baik dengan resolusi tinggi. Kamera ponsel saat ini menjadi trend teknologi modern yang menjadi salah satu faktor dalam kesuksesan pemasaran smartphone dengan kualitas potret dan rekaman yang penawaran dari harga termurah sampai yang paling mahal (Kaskus, (Online)).

~๑๑.Sejarah Kamera dari Obscura Hingga Kamera DSLR.๑๑~

Sumber Gambar : https://www.kaskus.co.id/

Hubungannya kamera dengan fotografi bisa dilihat dari artinya dimana secara etimologis, fotografi berasal dari kata “foto” yang berarti cahaya dan “grafis” yang berarti gambar. Dengan berkembangnya teknologi digital yang sangat pesat saat ini bahkan hampir semua orang. Secara harfiah, fotografi bisa diartikan sebagai teknik melukis dengan cahaya. Fotografi merupakan gabungan ilmu, teknologi, dan seni. Perpaduanyang harmonis antara ketiganya bisa menghasilkan sebuah karya yang mengagumkan. Tentunya dengan skill serta sentuhan seni sang fotografer, sebuah foto bisa menjadi berarti (Mulyanta, Edi, S. 2007). Fotografi memang memiliki aspek teknologi dan estetika. Sebagai teknologi, fotografi pada awalnya diciptakan sebagai alat rekam. Kamera berikut perlengkapan yang memungkinkannya merekam citra (image) adalah aspek perangkat keras (hardware) teknologi fotografi; sedangkan pengetahuan tentang bagaimana cara menggunakan perangkat tersebut untuk menghasilkan citra adalah aspek perangkat lunaknya (software).
Penguasaan aspek teknologi saja tidak serta merta membuat orang menjadi seniman foto. Seni tidak dapat dinilai dari aspek teknis dan/atau komersialnya saja. Ada aspek yang lebih esensial yang membuat suatu karya bisa digolongkan sebagai suatu ekspresi seni, yaitu aspek kreatif-eksploratif-estetik. Dalam urutan ini, aspek estetik dicapai bukan semata karena kelihaian dalam memanfaatkan aspek teknologi, namun (dan ini yang lebih penting) karena adanya aspek kesengajaan dan keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang lahir dari perenungan gagasan yang bersifat eksploratif. Fotografi berkembang sebagai dunia teknologi tersendiri dan teknologi fotografi telah mengubah wajah dunia menjadi dunia gambar. Kepesatan perkembangan fotografi di dunia, tidak dapat dipungkiri kalau fotografi sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam penciptaan karya fotografi ini tentunya mengalami suatu rangkaian dan proses yang panjang oleh karena itu dalam berkarya seni harus melalui pertimbangan dan perencanaan yang matang. Fotografi memang suatu media yang “menggiurkan” melalui gambar dan teknik-tekniknya dapat menjadikan sebuah imaji baru dan dapat sebagai suatu ungkapan emosi dalam berkarya seni. Fotografi merupakan suatu wahana eskpresi dalam seni karena dapat sebagai wujud emosi maupun refleksi sebenarnya. Fotografi dapat sebagi suatu rekaman visual yang menceritakan atau mengekspresikan mengenai suatu daya tarik, keunikan, keindahan dan semangat yang diambil dari sudut pandang yang mengesankan. (Handoko, Aran, (Online)).

Kesimpulan dan Saran
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kamera dalam perkembangannya mengalami kemajuan yang pesat terbukti dengan alat-alat dan menu-menu, maupun jenis-jenis kamera yang disuguhkan sangat beragam dengan harga yang terjangkau sesuai dengan kualitas dan kuantitas. Dengan adanya kemajuan tersebut, maka tidak lepas dari majunya perkembangan IPTEKS di dunia sehingga juga mempengaruhi produktivitas dari kamera tersebut dan pastinya dengan adanya kemajuan tersebut juga menandakan suatu peradaban manusia yang sudah baik dan benar dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga nantinya akan tercapai masyarakat yang melek akan perkembangan IPTEKS.
Saran dari artikel ini adalah pembaca bisa memahami isi dari artikel ini dan memberikan saran dan kritik dalam pengerjaan artikel ini. Sehingga, kedepannya penulis dapat menambah pengetahuan lebih tentang materi dan penulisan artikel yang baik dan benar.

Daftar Pustaka
Wikipedia. Kamera, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Kamera), diakses tanggal 28 Maret 2017.
Romirpti. 2014. Perkembangan Kamera dari Zaman Dahulu sampai Sekarang, (Online), (https://romirpti.wordpress.com/2014/12/15/perkembangan-kamera-dari-zaman-dahulu-sampai-sekarang/), diakses tanggal 28 Maret 2017.
Kidnesia, Wahyu. 2015. Sejarah Kamera, (Online), (http://kidnesia.grid.id/Boleh-Tahu/Sains-Teknologi/Sejarah-Kamera), diakses tanggal 28 Maret 2017.
Kaskus. Sejarah Kamera dari Obscura hingga Kamera DSLR, (Online), (https://www.kaskus.co.id/thread/5256d0e559cb17a01d000001/sejarah-kamera-dari-obscura-hingga-kamera-dslr/), diakses tanggal 28 Maret 2017.
Mulyanta, Edi S. 2007. Teknik Modern Fotografi Digital. Yogyakarta: ANDI.
Handoko, Aran. Fotografi dalam Wacana Historis, (Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Aran%20Handoko,%20S.Sn.%20M.Sn./Hand%20out%20sejarah%20singkat%20fotografi.pdf), diakses tanggal 28 Maret 2017.


,


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH MASUKNYA AGAMA KONGHUCU DI INDONESIA

Kamu yang Kusayang

MENGINAP SAMBIL MENGENANG MASA LALU: FENDI’S GUEST HOUSE MALANG