ARTIKEL PENGARUH BUDAYA INDIA DI INDONESIA
ARTIKEL
PENGARUH BUDAYA INDIA DI INDONESIA
UNTUK
TUGAS MATAKULIAH YANG DIBINA OLEH BAPAK DENI YUDO WAHYUDI, S.Pd
O
L E H:
YULIARTI
KURNIA PRAMAI SELLI
NIM:
140731606196

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
PRODI
PENDIDIKAN SEJARAH
SEPTEMBER
2014
Orang India menyebarkan
kebudayaannya melalui hasil karya sastra, yang berbahasa Sansekerta dan Tamil
yang berkembang di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada abad 1-5 M di
Indonesia muncul pusat-pusat perdagangan terutama pada daerah yang dekat dengan
jalur perdagangan tersebut. Awalnya hanya sebagai tempat persinggahan tetapi
akhirnya orang Indonesia ikut dalam kegiatan perdagangan sehingga Indonesia
menjadi pusat pertemuan antar para pedagang, termasuk pedagang India.

Hal ini menyebabkan masuknya pengaruh
budaya India pada berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Terlihat
dengan masyarakat Indonesia yang akhirnya memeluk agama Hindu-Budha serta
berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia yang mendapat pengaruh India seperti
Kutai, Tarumanegara, dsb.
Transfer kebudayaan India merupakan
tahapan terakhir dari masa budaya pra sejarah setelah tahun 500 SM.
Penyebarannya melalui proses perdagangan, yaitu jalur maritim melalui kawasan
Malaka. Jalur perdagangan antar bangsa tersebut kemudian lebih dikenal dengan
jalur Sutera. Bukti arkeologisnya ditemukan manik-manik berbahan kaca dan
serpihan-serpihan kaca yang bertuliskan huruf Brahmi.
Kebudayan Indonesia pada zaman kuno
mempunyai fungsi strategis dalam jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan
kuno, yaitu India dan Cina. Hubungan perdagangan Indonesia-India jauh lebih
awal jika dibandingkan dengan hubungan Indonesia-Cina. Dimana hubungan
perdagangan Indonesia India telah terjalin sejak awal abad 1 M.
Hubungan dagang tersebut kemudian
berkembang menjadi proses penyebaran kebudayaan. Penyebaran budaya India
tersebut menyebabkan:
1.
Tersebarnya agama
Hindu-Budha di kalangan masyarakat Indonesia.
2.
Dikenalnya sistem
pemerintahan kerajaan.
3.
Dikenalnya bahasa
Sansekerta dan Huruf Pallawa yang menandai masuknya zaman sejarah bagi
masyarakat kepulauan Indonesia.
Budaya India tersebut meninggalkan
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia terutama pada seni
ukir, pahat, dan tulisan.
Kebudayaan India yang memegang peranan
penting dalam perkembangan masyarakat prasejarah menjadi masyarakat sejarah.
Pengaruh Indonesia yang sampai India :
1.
Perahu bercadik milik
bangsa Indonesia mempengaruhi penggunaan perahu bercadik di India Selatan
(Menurut Hornell).
2.
Kelapa asli dari
Indonesia yang dijadikan barang perdagangan hingga sampai di India. Pengaruh
India di Indonesia dapat dilihat dengan adanya:
3.
Arca Buddha dari
Perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan, yang memperlihatkan langgam seni
Amarawati (India Selatan pada Abad 2-5 SM).
4.
Ditemukan arca sejenis
di daerah Jember, Jawa Timur, dan daerah Bukit Siguntang, Sumatera Selatan.
5.
Ditemukan arca Budha di
Kutai, yang berlanggam seni arca Gunahasa, di India Utara.
·
Pengaruh Budaya India
yang masuk ke Indonesia antara lain terlihat dalam bidang :
1.
Budaya
Pengaruh budaya India di Indonesia sangat
besar bahkan begitu mudah diterima di Indonesia hal ini dikarenakan unsur-unsur
budaya tersebut telah ada dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga
hal-hal baru yang mereka bawa mudah diserap dan dijadikan pelengkap.
Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia
tampak pada:
2.
Seni bangunan
Akulturasi dalam seni bangunan tampak pada
bentuk bangunan candi. Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa
dengan bentuk stupa. Di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga
berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah sang raja
yang telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat kerajaan
tersebut terhadap sang raja.
·
Contohnya:
1.
Candi Kidal (di Malang),
merupakan tempat Anusapati di perabukan.
2.
Candi Jago (di Malang),
merupakan tempat Wisnuwardhana di perabukan.
3.
Candi Singosari (di
Malang) merupakan tempat Kertanegara diperabukan.
Di atas makam sang raja biasanya didirikan
patung raja yang mirip (merupakan perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal
ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan
pemujaan roh nenek moyang di Indonesia.
Sehingga, bentuk bangunan candi di
Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan
roh nenek moyang. Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
3.
Seni rupa dan seni ukir
Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan
seni ukir terlihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian
dinding candi. Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur
bukan hanya menggambarkan riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang
menggambarkan lingkungan alam Indonesia. Terdapat pula relief yang
menggambarkan bentuk perahu bercadik yang menggambarkan kegiatan nenek moyang
bangsa Indonesia pada masa itu.
4.
Seni hias
Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan
yang ada di Indonesia meskipun dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan
tersebut merupakan hiasan khas Indonesia. Contoh hiasan : gelang, cincin,
manik-manik.
5.
Aksara/tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang
terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah
mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah
di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M)
maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan bahasa
Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang dipakai bahasa
Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan Candi Badut yang ada di Malang.
6.
Kesusastraan
Setelah kebudayaan tulis, seni sastrapun
mulai berkembang dengan pesat. Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi).
Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama
dari India.
Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut
terdiri atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita
(kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah
keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama. Bentuk
wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan
Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia,
seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh.
Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan
Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang purwa).
Pertunjukkan wayang banyak mengandung
nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam pertunjukkan wayang berasal dari
India, tetapi wayangnya sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh
pewayangan yang khas Indonesia seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk,
dan Bagong. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.
7.
Pemerintahan
Sebelum kedatangan bangsa India, bangsa
Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara sederhana
yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana rakyat
mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai
pemimpin biasanya adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing
serta memiliki kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam
hal kekuatan gaib atau kesaktian.
Masuknya pengaruh India menyebabkan muncul
sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja
secara turun-temurun. Peran raja di Indonesia berbeda dengan di India dimana
raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan segalanya. Di
Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah. Raja
bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh. Sedangkan
ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.
8.
Sosial
Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia
mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia
menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi
perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.
Masuknya pengaruh India di Indonesia menyebabkan mulai
adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang
juga diberlakukan.
Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa
suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial masyarakat
Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong. Dalam perkembangannya
kehidupan sosial masyarakat Indonesia distratifikasikan berdasarkan kasta dan
kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta).
9.
Kepercayaan
Sebelum pengaruh India berkembang di
Indonesia, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan
terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).
Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha
tumbuh dan berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha
meskipun unsur kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama
Hindu-Budha bercampur dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak
pada fungsi candi di Indonesia.
Akulturasi
kebudayaan Nusantara dan Hindu Budha
Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai
hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang
berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus yang
kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah
satu kelompok atau kedua-duanya.
Dengan adanya kontak dagang antara Indonesia dengan India, maka mengakibatkan
adanya kontak budaya atau akulturasi yang menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan
baru tetapi tidak melenyapkan kepribadian kebudayaan sendiri.
Hal ini berarti kebudayaan Hindu – Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima
seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang
dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan
asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu – Budha.
1.
Seni Bangunan.
Seni Bangunan yang menjadi
bukti berkembangnya pengaruh Hindu Buddha di Indonesia pada bangunan Candi.
Candi Hindu maupun Candi Buddha ditemukan di Sumatera, Jawa, dan Bali pada
dasarnya merupakan perwujudan akulturasi budaya lokal dengan bangsa India. Pola
dasar candi merupakan perkembangan dari zaman prasejarah tradisi megalitikum,
yaitu bangunan punden berundak yang mendapat pengaruh Hindu-Buddha, sehingga
menjadi wujud candi, seperti Candi Borobudur.
2.
Seni Rupa
Seni rupa Nusantara yang banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha dari India adalah seni pahat atau ukir
dan seni patung. Seni pahat atau ukir umumnya berupa hiasan-hiasan dinding
candi dengan tema suasana Gunung Mahameru, tempat kediaman para dewa. Hiasan
yang terdapat pada ambang pintu atau relung adalah kepala kala yang disebut
Banaspati (raja hutan). Kala yang terdapat pada candi di Jawa Tengah selalu
dirangkai dengan makara, yaitu sejenis buaya yang menghiasi bagian bawah kanan
kiri pintu atau relung.
Beberapa candi memiliki relief yang melukiskan suatu cerita. Cerita tersebut diambil dari kitab kesusastraan ataupun keagamaan. Gaya relief tiap-tiap daerah memiliki keunikan. Relief di Jawa Timur bergaya mayang dengan objek-objeknya berbentuk gepeng (dua dimensi). Adapun relief di Jawa Tengah bergaya naturalis dengan lekukan-lekukan yang dalam sehingga memberi kesan tiga dimensi. Pada masa Kerajaan Majapahit, relief di Jawa Timur meniru gaya Jawa Tengah dengan memberikan latar belakang pemandangan sehingga tercipta kesan tiga dimensi.
Relief-relief yang penting
sebagai berikut.
Relief candi Roro Jongrang
Yang Mengisahkan Cerita Ramayana.
|

a. Relief candi Borobudur
menceritakan Kormanibhangga, menggambarkan perbuatan manusia serta
hukum-hukumnya sesuai dengan Gandawyuha (Sudhana mencari ilmu).
b. Relief candi Roro
Jonggrang menceritakan kisah Ramayana dan Kresnayana. Seni patung yang
berkembang umumnya berupa patung atau arca raja pada sebuah candi. Raja yang
sudah meninggal dimuliakan dalam wujud arca dewa.
Contoh
seni patung hasil kebudayaan Hindu-Buddha kini dapat kita saksikan di candi
Prambanan (patung Roro Jonggrang) dan di Museum Mojokerto (Jawa Timur). Salah
satu koleksi museum tersebut yang terindah adalah patung Airlangga (perwujudan
Wisnu) dan patung Ken Dedes.
3.
Seni Sastra
Wiracarita
atau kisah kepahlawanan India yang memasyarakat di Indonesia dan memengaruhi
kehidupan serta perkembangan sosial budaya adalah cerita Mahabharata dan
Ramayana. Kitab Mahabharata terdiri atas delapan belas jilid (parwa). Setiap
jilid terbagi lagi menjadi beberapa bagian (juga disebut parwa) yang digubah
dalam bentuk syair. Cerita pokoknya meliputi 24.000 seloka.
Sebagian besar isi kitab ini menceritakan
peperangan sengit selama delapan hari antara Pandawa dan Kurawa. Kata
Mahabharatayudha sendiri berarti peperangan besar antarkeluarga Bharata.
Menurut cerita, kitab ini dihimpun oleh Wiyasa Dwipayana. Akan tetapi, para
ahli sejarah beranggapan bahwa lebih masuk akal jika kitab itu merupakan
kumpulan berbagai cerita brahmana antara tahun 400 SM sampai 400 M.
Kitab
Ramayana dikarang oleh Walmiki. Kitab ini terdiri atas tujuh jilid (kanda) dan
digubah dalam bentuk syair sebanyak 24.000 seloka. Kitab ini berisi perjuangan
Rama dalam merebut kembali istrinya, Dewi Sinta (Sita), yang diculik oleh
Rahwana.
Dalam
perjuangannya, Rama yang selalu ditemani Laksmana (adiknya) itu mendapat
bantuan dari pasukan kera yang dipimpin oleh Sugriwa. Selain itu, Rama juga
dibantu oleh Gunawan Wibhisana, adik Rahwana yang diusir oleh kakaknya karena
bermaksud membela kebenaran (Rama). Perjuangan tersebut menimbulkan peperangan
besar dan banyak korban berjatuhan. Di akhir cerita, Rahwana beserta anak
buahnya gugur dan Dewi Sinta kembali kepada Rama.
Akulturasi
di bidang sastra dapat dilihat pada adanya modifikasi cerita-cerita asli India
dengan unsur tokoh-tokoh Indonesia serta peristiwa-peristiwa yang seolah-olah
terjadi di Indonesia. Contohnya adalah penambahan tokoh punakawan (Semar,
Bagong, Gareng, Petruk) dalam kisah Mahabharata.
Bahkan,
dalam literatur-literatur keagamaan Hindu-Buddha di Indonesia sulit kita
temukan cerita asli seperti yang ada di negeri asalnya. Pengaruh kebudayaan
India yang dipertahankan dalam kesusastraan adalah gagasan, konsep, dan
pandangan-pandangannya.
4.
Sistem kepercayaan
Sistem
kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masuk ke
Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan
masuknya agama Hindu – Budha ke Indonesia, maka masyarakat Indonesia mulai
menganut/mempercayai agama-agama tersebut.
Tetapi
agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan
dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata lain mengalami
Sinkritisme.
Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan
dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu.
Untuk itu agama Hindu dan Budha yang
berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Budha yang dianut oleh
masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam
upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia.
Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan di Bali.
5. Sistem Pemerintahan
Sebelum
pengaruh Hindu ke Nusantara, bangsa Indonesia sudah mengenal sistem
pemerintahan, yakni dari seorang kepala suku dikenal bentuk kesukuan, seorang
kepala suku menduduki jabatannya berdasarkan kemampuan yang dimiliki, maka ia
pemimpin yang dipilih oleh kelompok sukunya secara demokratis. Mereka memiliki
kelebihan dalam anggota kelompoknya.
Masuk dan berkembangnya agama Hindu dan Buddha
di Indonesia membawa pengaruh yakni mulai lahirnya kerajaan. Kerajaan Hindu
pertama di Indonesia adalah Kerajaan Kutai dengan rajanya Mulawarman. Raja
berkuasa secara turun temurun sehingga keluarga raja memiliki kehormatan di
tengah-tengah masyarakat negara. Raja memiliki kekuasaan tunggal, tidak ada
lembaga yang mampu menandingi kekuasaan raja.
Seorang
kepala pemerintahan bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja,
yang memerintahkan kerajaannya secara turun-temurun. ( Bukan lagi ditentukan
oleh kemampuan, melainkan oleh keturunan).
· DaftarRujukan :
http://yulianovrina1.wordpress.com/2012/11/13/kebudayaan-hindu-buddha-di-indonesia/http://www.sibarasok.com/2013/06/pengaruh-kebudayaan-hindu-buddha-di.html
Komentar
Posting Komentar