NEGARA LESOTHO DI AFRIKA SELATAN (1868-2012)
NEGARA
LESOTHO DI AFRIKA SELATAN (1868-2012)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah Afrika
yang dibina oleh Bapak Najib Jauhari,
S.Pd., M.Hum
Disusun Oleh :
Yuliarti Kurnia Pramai Selli (140731606196)

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
PRODI
S1 PENDIDIKAN SEJARAH
Oktober
2016
KATA
PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan
tugas matakuliah Studi Masyarakat Indonesia dengan makalah yang berjudul “Negara
Lesotho di Afrika Selatan (1868-2012)”.
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Kepada Bapak Najib Jauhari, S.Pd., M.Hum selaku
pembimbing yang senantiasa memberikan pengarahan kepada penulis dalam
penyelesaian tugas makalah ini. Tidak lupa kepada teman-teman yang telah
memberikan informasi dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang
dibuat masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna
bagi penulis untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan
menambah pengetahuan tentang Sejarah Afrika.
Malang,
Oktober 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan ............................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Potensi
Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Lesotho 3
B. Proses
Kemerdekaan di Negara Lesotho ...................................................... 6
C. Hubungan
Bilateral antara Indonesia dengan Lesotho ................................. 7
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan ................................................................................................... .
9
B.
Saran .............................................................................................................. .
10
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... . 11
LAMPIRAN ..................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Afrika Selatan adalah salah satu
bagian benua Afrika yang cukup memiliki sumber daya alam banyak dimana salah
satunya dalam hal pertambangan seperti emas, berlian, platinum, dan intan.
Dengan adanya sumber daya alam yang melimpah tersebut, maka tidak heran banyak
para penjajah yang mulai masuk dan melakukan kolonialisme dan imperialisme di
Afrika selatan ini. Dampak dari adanya penambangan ini adalah pasti dirasakan
oleh masyarakat setempat wilayah tersebut terutama bangsa Boer (suku asli
Afrika) dimana masyarakat Boer merasa tertekan dan tidak bebas dengan aturan
yang ada. Masyarakat Boer juga merasa wilayahnya bukan seperti wilayahnya
sendiri. Sehingga seperti yang dijelaskan tadi, tidak bebas dengan wilayahnya
sendiri. Masyarakat setempat juga dimanfaatkan tenaganya dalam penambangan
tersebut atau bisa dibilang sebagai buruh.
Pada makalah ini, penulis lebih
memfokuskan pada salah satu negara di Afrika Selatan, yaitu negara Lesotho.
Negara ini bisa dibilang adalah negara di dalam negara. Walaupun negaranya
kecil, tetapi sumber daya alamnya cukup banyak dan melimpah. Sistem pencaharian
juga cukup maju. Tetapi, hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi
masyarakatnya dimana sumber daya manusia masih kurang. Hal ini terbukti dengan
sistem perekonomian yang masih rendah, masih banyak pengangguran, dan adanya
penyakit HIV/AIDS. Dari sumber daya alam yang cukup banyak dan melimpah
tersebut memunculkan bangsa-bangsa barat melakukan kolonialisme di negara ini.
Seiring dengan perkembangan zaman yang dilatarbelakangi oleh kemerdekaan negara
Lesotho, negara ini mulai melakukan hubungan bilateral yang terbukti dengan
adanya hubungan bilateral antara Indonesia dengan Lesotho dalam hal diplomatik
atau politik. Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang bagaimana
potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia di negara Lesotho, proses
kemerdekaan di negara Lesotho, dan hubungan bilateral antara Indonesia dengan
negara Lesotho.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Lesotho ?
2. Bagaimana
proses kemerdekaan di negara Lesotho ?
3. Bagaimana
hubungan bilateral antara Indonesia dengan Lesotho ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui dan memahami potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia
(SDM) di Lesotho.
2. Untuk
mengetahui dan memahami proses kemerdekaan di negara Lesotho.
3. Untuk
mengetahui dan memahami hubungan bilateral antara Indonesia dengan Lesotho.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Potensi
Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Lesotho
Lesotho
adalah salah satu negara di Afrika Selatan yang beribukota di Maseru dengan
bentuk pemerintahan kerajaan dengan kepala negara bernama Raja Letsie III
(sejak Februari 1996) dan kepala pemerintahan PM Thomas Motsoahae Thabane
(sejak Juni 2012). Merdeka dari jajahan Inggris pada tanggal 4 Oktober. Lesotho
mempunyai luas wilayah sekitar 30.355 km2 dengan iklim sedang.
Jumlah penduduk sekitar 1.942.008 (data Juli 2014) dan satu-satunya negara yang
sepenuhnya berada di ketinggian 1400 mdpl dengan
bahasa nasional Inggris dan Sesotho (bahasa resmi). Negara ini merupakan negara
berkembang. Agama yang dominan di negara ini adalah Kristen dengan persentasi
80% dan lainnya 20% (Kemlu (Kedubes RI), (Online)).
Salah
satu agama negara ini adalah muslim dengan jumlah 1000 orang atau sekitar 10%
dari populasi penduduk Lesotho. Dalam bidang demokrasi, HAM, dan buruh
Departemen Luar Negeri AS dalam laporan kebebasan beragama internasional pada
tahun 2005 menjelaskan bahwa tidak ada agama resmi negara di Lesotho dimana
pemerintah membebaskan warganya menganut agama sesuai dengan keyakinan
masing-masing. Kebijakan dan jaminan tersebut membuat muslim di Lesotho bebas
dalam menjalankan kegiatan beragamanya tetapi kita ketahui bahwa mayoritas
penduduknya beragama Kristen setelah adanya misionaris dari Prancis tiba ke
negara ini. Dalam hal ini, pemerintah mewajibkan setiap organisasi keagamaan
untuk terdaftar tetapi juga tidak ada hukuman ataupun sanksi jika tidak
mendaftarkan organisasi agama tersebut. Organisasi muslim Lesotho sendiri
bernama “Lesotho Muslim Association”. Pemeluk agama Katolik tersebar di semua
wilayah dan komunitas agama Islam (Muslim) lebih banyak ditemui di distrik
(desa) Butha-Buthe, Leribe, dan Berea yang berada di utara Lesotho dengan
jumlah warga sekitar 1.000 jiwa. Jumlah tersebut bersifat fluktuatif karena ada
pula muslim Lesotho yang beremigrasi ke Afrika Selatan karena biaya hidup lebih
murah dan keamanan terjamin.
Komunitas
muslim Lesotho mempunyai tujuh masjid kecil atau bisa dibilang sebagai Mushola
yang pembangunan masjid tersebut dibantu oleh Kedutaan Libya dimana nanti akan
dibangun masjid yang lebih besar dengan multifungsi antara lain bisa dipakai
sebagai pusat pelatihan dan madrasah. Tetapi, pada akhirnya mereka mengaku
kesulitan dalam mewujudkannya karena kendala birokrasi di Lesotho. Pada bulan
Oktober 2009, Komunitas Muslim Lesotho berencana membangun sebuah masjid, aula
komunitas, madrasah, dan rumah imam masjid sebuah kompleks pusat perbelanjaan
di Maseru dan pemerintah Lesotho sudah memberi hibah tanah seluas 30.000 meter2.
Komunikasi antar muslim Lesotho cukup kuat dimana dilandasi jumlah mereka yang
masih sedikit walaupun jumlahnya terus meningkat. Di Maseru, ibukota Lesotho
mayoritas muslim merupakan pendatang dari India dan Pakistan yang bekerja
sebagai pedagang. Beberapa tempat kegiatan komunitas muslim di Lesotho antara
lain Moosa Group of Companies, Maseru Islamic Institute, Lesotho Islamic
Center, Madina Masjid, dan Maputsoe Anwary Junior School, dan Lesotho Muslim
Congregation. Muslim di Lesotho semua adalah muslim Suni dimana mereka tidak
menerapkan sistem syariah dan berupaya menekan segala kegiatan yang dianggap
mencurigakan dan ekstrim (Pratiwi, Fuji. 2014, (Online)).
Mata
uang menggunakan Lesotho Maloti (LSL). Produk industri di negara ini adalah
makanan, minuman, tekstil, kerajinan, konstruksi, dan pariwisata. Produk
pertanian di negara ini adalah jagung, gandum, kacang-kacangan, sorgum, barley,
ternak, tekstil, wool, makanan (Kemlu (Kedubes RI), (Online)). FAO dan
Kementerian Pertanian dan Ketahanan Pangan (Ministry of Agriculture and Food
Security-MAFS) mendesain sebuah program bersiklus tiga tahun dalam membantu
18.500 rumah tangga dengan memberikan masukan mengenai cara bertani dan
penerapan teknologi pertanian untuk membantu masyarakat beradaptasi dengan
perubahan iklim, membangun ketahanan mereka agar dapat bertahan terhadap
perubahan-perubahan di masa mendatang. Program ini mendorong pertanian
konservasi dan menumbuhkan minat berkebun di rumah serta nutrisi di seluruh
distrik (desa) di Lesotho. Semua hal di atas tidak lepas dari adanya respon
terhadap kerawanan pangan di Lesotho pada tahun 2012. Permasalahan besar yang
dihadapi negara Lesotho adalah terjadinya erosi tanah yang mempengaruhi kualitas
dan kuantitas panen. Dengan adanya pertanian konservasi ini, petani diharapkan
tidak hanya memastikan hasil panen yang lebih baik tetapi juga harus
berkontribusi terhadap perbaikan kualitas tanah dan kelestariannya (FAO, 2015:
3, (Online)). Perekonomian Lesotho didasarkan pada sektor pertanian,
peternakan, manufaktur dan pertambangan. Hal tersebut sangat bergantung pada
arus masuk dari pengiriman uang pekerja dan penerimaan dari Bea Cukai Uni
Afrika Selatan (SACU). Mayoritas rumah tangga hidup dengan bertani dimana pekerja
perempuan biasanya bekerja di sektor pakaian jadi dan tenaga kerja laki-laki
menjadi migran penambang di Afrika Selatan selama 3 sampai 9 bulan, serta
bekerja di pemerintah Lesotho (Terasmamuju. 2016, (Online)).
Komoditi
ekspor negara ini adalah makanan, bahan bangunan, kendaraan bermotor, mesin,
obat-obatan, dan produk minyak. Sedangkan untuk komoditi impor adalah air,
lahan pertanian, intan, pasir, lempung, batu, dan bangunan. Pertahanan dan
keamanan di negara ini adalah Lesotho Defense Force (LDF) : Army (termasuk Air
Wing) (2012) dan pembukaan hubungan diplomatik sendiri dibuka pada tanggal 4
November 1993. Wilayah rangkapan atau observasi berada di KBRI Pretoria, Afrika
Selatan (Kemlu (Kedubes RI), (Online)). Lesotho merupakan negara di Afrika yang
memiliki perekonomian buruk dimana disebut juga sebagai negara enklave (negara di dalam negara) dalam
artian wilayah negara ini dikelilingi oleh wilayah negara lain. Sekitar 40%
penduduk Lesotho hidup di bawah garis kemiskinan dengan PDB $836 selama tahun
2010. Kita ketahui bahwa SDA di wilayah ini cukup kaya dimana terdapat berlian,
air, dan mengekspor wol. Tetapi, kendalanya adalah SDM-nya masih rendah dimana
Human Development Index (HDI) termasuk rendah, yaitu 0, 427 (Apttx. 2014,
(Online)). Masalah paling berat dihadapi negara ini adalah adanya penyebaran
penyakit HIV/AIDS yang sangat menakutkan dimana di daerah kota-kota Lesotho,
lebih dari 50% wanita berumur di bawah 40 tahun terjangkit HIV tetapi dalam
permasalahan ini terdapat peningkatan harapan hidup di negara ini dimana pada
tahun 2006 harapan hidup negara ini adalah 42 tahun dan sekarang meningkat
menjadi 46 tahun. Selain itu juga, masalah yang berat dihadapi adalah masalah
pengangguran (Dunia, Populer. 2016, (Online)).
B.
Proses
Kemerdekaan di Negara Lesotho
Kita
ketahui bahwa Afrika mempunyai banyak SDA yang mempunyai potensi ekonomi tinggi
salah satunya adalah pertambangan baik emas, berlian, maupun platinum.
Sehingga, tidak heran jika benua ini dijajah oleh dua kubu sekaligus, yaitu
Prancis dan Inggris sehingga terjadi kolonialisme dan imperialisme. Dengan SDM
yang rendah di wilayah ini, menurut penulis sampai saat ini masih terasa
penjajahan yang dialami oleh masyarakat benua Afrika baik secara diskriminasi
maupun ekonomi dan lain-lain. Untuk negara Lesotho sendiri dijajah oleh Inggris
dimana Lesotho sendiri mempunyai SDA yang cukup menggiurkan dan melimpah, yaitu
adanya berlian dan negara ini juga bisa dibilang pada masa penjajahan Inggris
sebagai salah satu boneka dan tameng dari adanya imperialisme Inggris.
Pada
saat peperangan terjadi di Afrika bagian selatan, sebagian penduduk mengungsi
ke pegunungan yang kemudian bersatu dan menjadi sebuah bangsa yang disebut
Basotho. Lesotho dikenal dengan
nama Basutholand oleh raja Basutho, raja Moshoeshoe I meminta protektorat
Inggris tahun 1868 terhadap ekspansi dari Boer dan Inggris memenuhi permintaan
tersebut yang kemudian wilayah ini kemudian disatukan ke dalam koloni Cape
(sekarang menjadi bagian Afrika Selatan) oleh Inggris pada tahun 1871 dan
terpisah kembali pada tahun 1884. Kemudian, pemerintah Inggris membentuk
Wilayah Komisi Tiga (High Commision Territory) yang salah satunya negara
Lesotho di Afrika Selatan. Tetapi, para pemimpin Lesotho menolak penyatuan
tersebut. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kebijakan Apartheid di Uni Afrika
Selatan sehingga membuat Lesotho tetap menjadi protektorat Inggris. Adanya
politik di negara ini ditandai dengan adanya Partai Kongres Basutholand
(BCP/Basutholand Congress Party) oleh Dr. Ntsu Mokhehle dan tanggal 29 April
1965 pemilu pertama diadakan.
Negara
ini merdeka penuh pada tanggal 4 Oktober 1966 yang dipimpin oleh Raja
Moshoeshoe II sebagai Kepala Negara yang pertama dan Perdana Menteri terpilih
Chief Leabua Jonathan. Dalam sistem pemerintahan ini, PM berkuasa penuh atas
pemerintahan sedangkan raja hanya sebagai simbol kekuasaan. Pada tanggal 15
Januari 1986, Perdana Menteri Chief Leabua Jonathan digulingkan oleh Dewan
Militer pimpinan Mayor Jenderal Justin Metsing Lekhanya yang kemudian
mengembalikan kekuasaan Eksekutif dan Legislatif kepada Raja Moshoeshoe II.
Sebaliknya, pada bulan Februari 1990 kekuasaan Raja diambil alih kembali oleh Dewan
Militer dan akhirnya pada bulan April 1990 Mayjen Lekhanya mengumumkan
konstitusi baru akan dibentuk bulan Oktober 1990 dengan memilih Dewan Menteri
dan meniadakan Dewan Nasional.
Pemilu
multipartai dilaksanakan pada bulan Maret 1993 dari Partai BCP/Basutholand
Congress Party yang mengalahkan partai Basutholand Congress Party (BNP)
((Kemlu, (Online)). Proses kemerdekaan negara ini dimulai pada pertengahan
1950-an dan pada tahun 1965 pemilu legislatif pertama dilaksanakan. Lesotho
resmi mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1966 yang kemudian disusul dengan
adanya pemilihan umum tahun 1970. Bertahun-tahun hubungan antara Lesotho dengan
Afrika Selatan tidak pernah harmonis akibat dari adanya Kongres Nasional Afrika
yang merugikan Lesotho (Amazine.co, (Online)). Pada awal tahun 1999, pemerintah
Lesotho menerapkan hukum dan ketertiban melalui pengaturan kembali angkatan
besenjata serta kepolisisan (LDF/ Lesotho Defence Force) (Kemlu, (Online)).
C.
Hubungan
Bilateral antara Indonesia dengan Lesotho
Adanya
hubungan bilateral antara Indonesia dan Lesotho dimulai melalui hubungan
diplomatik tepatnya di Bonn, Jerman pada tanggal 4 November 1993 dengan
ditandatanganinya Komunike Bersama antara Duta Besar masing-masing negara. Hal
tersebut dilaksanakan melalui penetapan perwakilan Indonesia di Pretoria,
Afrika Selatan dan Lesotho menetapkan perwakilan negaranya di Beijing untuk merangkap
Indonesia. Masing-masing negara sama-sama atau bekerja sama dalam upaya
meningkatkan hubungan bilateral dimana saling memberikan dukungan pada
keanggotaan di berbagai organisasi internasional seperti ECOSOC terbukti dengan
Lesotho memberikan dukungan kepada calon Indonesia pada keanggotaan 4 komisi
fungsional ECOSOC periode 2000-2002/2003. Hubungan antara kedua negara
(Indonesia dan Lesotho) masih dibilang relatif kecil karena wilayahnya juga
dibatasi Afrika Selatan walaupun hubungan tersebut perlu ditingkatkan kembali
terutama dalam bidang kerja sama pengembangan pariwisata dan pengelolaan hutan
dimana Indonesia telah menawarkan program Kerjasama Teknik Negara Berkembang
kepada Lesotho baik dalam rangka Kerjasama Selatan maupun GNB. Pada tahun 1983/1984
Indonesia menawarkan pelatihan di bidang ketenagakerjaan yang diselenggarakan
oleh Departemen Tenaga Kerja RI dan tahun 1997 Lesotho pernah mengajukan
permintaan kepada pemerintah Indonesia (Departemen Perhubungan) untuk
memberikan pelatihan kepada pilot Lesotho (Kemlu (Kedubes RI di Pretoria,
Afrika Selatan), (Online)). Selain itu juga kedua negara tersebut juga
mempunyai hubungan dalam hal perdagangan (perekonomian) terbukti pada tahun
2013 mencapai US$ 411.700 yang terdiri dari ekspor sebesar US$ 324.800 dan
impor US$ 87.000 dimana tren total nilai perdagangan ini negatif 27,17%
sepanjang periode 2009-2013. Sampai saat ini belum terdapat kerja sama dalam
hal atau aspek sosial-budaya (Kemlu (Kedubes RI), (Online)).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan
makalah di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Potensi
Sumber Daya Alam (SDA) di negara Lesotho cukup banyak dan melimpah dimana salah
satunya adalah mempunyai pertambangan emas, berlian, maupun platinum. Hal
tersebut dipengaruhi oleh kondisi geografis yang strategis karena selain adanya
pertambangan, kondisi geografis juga mempengaruhi sistem mata pencaharian
masyarakat di wilayah tersebut, yaitu dengan bertani, beternak,
kerajinan-kerajinan, dan lain-lain. Sedangkan, untuk SDM sendiri di wilayah ini
kurang mendukung atau berbanding terbalik dengan kondisi SDA yang ada dimana
masih terdapat permasalahan-permasalahan seperti masih banyaknya pengangguran
dan adanya penyakit HIV/AIDS (masalah penyakit). Menurut analisa penulis, hal tersebut
akibat adanya diskriminasi sosial atau dampak dari adanya Politik Apartheid.
2. Bermula
dari adanya peperangan yang terjadi di Afrika bagian selatan dan membuat sebagian
penduduk mengungsi ke pegunungan yang kemudian bersatu dan menjadi sebuah
bangsa yang disebut Basotho dengan pemimpin atau raja Basutho, yaitu raja
Moshoeshoe I yang meminta protektorat Inggris tahun 1868 dan pada seiring
berjalannya waktu akhirnya Lesotho resmi mendapatkan kemerdekaan pada tahun
1966.
3. Hubungan
bilateral antara Indonesia dan Lesotho dimulai melalui hubungan diplomatik
tepatnya di Bonn, Jerman pada tanggal 4 November 1993 dengan ditandatanganinya
Komunike Bersama antara Duta Besar masing-masing negara. Hal tersebut terbukti
dalam hal upaya meningkatkan hubungan bilateral dimana saling memberikan
dukungan pada keanggotaan di berbagai organisasi internasional dan dalam bidang
kerja sama pengembangan pariwisata dan pengelolaan hutan.
B.
Saran
Semoga
makalah ini berguna untuk kedepannya dan penulis sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran agar nantinya dalam pembuatan makalah selanjutnya terjadi kemajuan
yang berarti. Terima kasih.
DAFTAR RUJUKAN
Amazine.co. Lesotho : Fakta, Sejarah, & Informasi Lainnya, (Online), (http://www.amazine.co/24438/lesotho-fakta-sejarah-informasi-lainnya/),
diakses tanggal 24 Oktober 2016.
Apttx. 2014. 10 Negara di Afrika yang Mengalami Perekonomian yang Buruk,
(Online), (http://aptxx.blogspot.co.id/2012/01/10-negara-di-afrika-yang-mengalami.html),
diakses tanggal 24 Oktober 2016.
Dunia, Populer. 2016. 10 Negara dengan Harapan Hidup Terendah di
Dunia, (Online), (http://www.populerdidunia.com/2016/08/10-negara-dengan-harapan-hidup-terendah.html),
diakses tanggal 24 Oktober 2016.
FAO. 2015. Tanah Sehat merupakan Landasan Produksi Pangan Sehat, (Online), (http://www.fao.org/3/b-i4405o.pdf),
diakses tanggal 24 Oktober 2016.
Kemlu (Kedubes RI di Pretoria, Afrika
Selatan). Kebijakan : Kerjasama Bilateral,
(Online), (http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/detail-kerjasama-bilateral.aspx?id=150),
diakses tanggal 24 Oktober 2016.
Kemlu (Kedubes RI di Pretoria, Afrika
Selatan). Profil Negara dan Kerjasama,
(Online), (http://www.kemlu.go.id/id),
diakses tanggal 24 Oktober 2016.
Kemlu. Sejarah Singkat Lesotho, (Online), (http://www.kemlu.go.id/pretoria/id/Pages/Lesotho.aspx),
diakses tanggal 24 Oktober 2016.
Pratiwi, Fuji. 2014. Muslim Lesotho Mendamba Masjid Agung,
(Online), (http://www.republika.co.id/berita/koran/islam-digest-koran/14/07/06/n8aj7r-muslim-lesotho-mendamba-masjid-agung),
diakses tanggal 24 Oktober 2016.
Terasmamuju. 2016. Lesotho, Negara dengan Letak dan Wilayah
yang Unik di Afrika, (Online), (http://www.terasmamuju.com/mancanegara/lesotho-negara-dengan-letak-dan-wilayah-yang-unik-di-afrika/),
diakses tanggal 24 Oktober 2016.
LAMPIRAN


Bendera Lesotho Peta Negara Lesotho


Wajah Gadis Lesotho Afriski
(Resort Ski satu-satunya di Lesotho)


Katse Dam (bendungan terbesar kedua di Afrika) Gereja Katedral di Maseru
Sumber Gambar : Terasmamuju. 2016. Lesotho, Negara dengan Letak dan Wilayah yang Unik di Afrika, (Online), (http://www.terasmamuju.com/mancanegara/lesotho-negara-dengan-letak-dan-wilayah-yang-unik-di-afrika/), diakses tanggal 24 Oktober 2016.
Komentar
Posting Komentar