“TUGAS UTS FILSAFAT ILMU”

“TUGAS UTS FILSAFAT ILMU”

Nama               : Yuliarti Kurnia Pramai Selli.
Kelas/Off.       : B.
Prodi               : S1 Pendidikan Sejarah.
NIM                : 140731606196.
Makul              : Filsafat Ilmu.

TANGGAPAN ORANG SAYA TIDAK BERKERUDUNG
Cukup banyak yang menanggapi atau mengomentari saya karena tidak berkerudung. Gejala tersebut muncul pada masa awal perkuliahan tetapi masa puncak permasalahan tersebut terjadi pada semester 2 dan berlanjut sampai sekarang. Dimana, dulu pada saat SMA saya berkerudung karena aturan sekolah yang saat itu diwajibkan bagi perempuan beragama Islam memakai kerudung. Akibat saya tidak berkerudung saat kuliah cukup banyak yang kaget dan ada yang biasa, dalam artian seperti teman-teman, kakak kelas, adik kelas, dan orang-orang yang dekat dengan saya. Hal tersebut bisa dikatakan bahwa pada dasarnya wanita yang beragama Islam diwajibkan untuk berkerudung dan mungkin kaget karena dulunya SMA berkerudung sekarang tidak, serta bertanya-tanya kenapa saya tidak berkerudung. Hal tersebut mengakibatkan saya menjadi merasa tertekan. Tetapi, lama kelamaan dengan banyak pertanyaan tersebut saya menjadi kebal dan mulai terbiasa dengan hal tersebut. Alasan utama saya tidak berkerudung adalah saya masih belum siap mental dalam berkerudung. Pemikiran tersebut murni atas keinginan sendiri, bukan karena kehendak dari orang tua. Jadi, kalau ada orang yang bilang bahwa saya tidak berkerudung karena disuruh orang tua saya tidak setuju sama sekali karena hal tersebut merupakan keputusan saya sendiri. 
Penyebab saya belum berkerudung adalah karena saya belum siap untuk berkerudung dan jika kita sudah berkerudung, maka jangan sekali-kali melepas kerudung tersebut atau buka aurat. Alasan lainnya adalah pencerahan nasihat dari orang tua saya sebelum saya masuk perkuliahan, yaitu jika kamu ingin berkerudung tidak apa-apa tetapi harus konsisten, jangan seperti anak-anak yang berangkat dari rumah berkerudung tetapi pas di luar rumah sudah tidak berkerudung, serta saya ingin mencoba sedikit demi sedikit memperbaiki diri agar menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Saya beruntung mempunyai orang tua yang demokrasi dengan tidak menuntut anak untuk melakukan suatu hal yang diinginkan orang tua asalkan itu baik untuk keduanya. Menurut saya, solusinya adalah menerima tanggapan dan pertanyaan tersebut dengan lapang dada dan membuktikan bahwa walaupun saya belum berkerudung saya bisa mempunyai etika, norma, dan kesusilaan yang baik dan tidak kalah dengan wanita berkerudung lainnya. Masalah tersebut bisa saya masukkan dalam pandangan Aristoteles tentang etika dimana tujuan yang tertinggi adalah kebahagiaan (eudaimonia) dimana manusia disebut bahagia jika ia menjalankan aktivitasnya dengan baik, dalam artian harus menjalankan aktivitas menurut keutamaan. Dalam hal ini, manusia bukan hanya sebagai makhluk intelektual, tetapi juga makhluk yang mempunyai perasaan-perasaan, keinginan-keinginan, nafsu-nafsu, dan lain sebagainya. Hubungan antara keutamaan dan kebahagiaan dalam manusia bahagia seutuhnya adalah jika manusia tersebut dapat menjalankan keutamaan dalam waktu yang relatif lama atau berkali-kali sampai pada keadaan yang bersifat stabil (tetap). Selain itu, jika manusia tersebut ingin mendapatkan kebahagiaan yang utuh maka manusia tersebut juga perlu merasakan senang dalam menjalani keputusan tersebut dan bentuk-bentuk kesenangan (bersifat batiniah) tersebut antara lain kesehatan, kesejahteraan ekonomi, sahabat, keluarga, orang tua, dan lain-lain. Kesenangan merupakan syarat bagaimana kebahagiaan itu dapat dicapai dan direalisasikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa saya belum bisa berkerudung karena saya ingin melakukan suatu hal yang baru dan ingin menuju kebahagiaan dengan berusaha menjadi baik, sehingga jika kebahagiaan saya sudah tercapai pastinya saya bisa menerima dan siap untuk berkerudung.
Relasi atau hubungan pandangan Aristoteles tentang etika dalam perkembangan filsafat dan kehidupan sekarang adalah kita mencoba menghubungkan ajaran Aristoteles tentang keutamaan (arete) dengan keadaan dunia saat ini seperti maraknya permasalahan ekologi (pemanasan global, kerusakan sumber air, limbah nuklir) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (limbah kebudayaan dunia melalui cyberspace). Jika ajaran ini diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan berdampak baik bagi kehidupan manusia karena konsep Aristoteles tersebut berusaha memberikan bingkai dalam berperilaku (kebijakan praktis, phronesis) dan berpikir (kebijaksanaan intelektual, shopia) manusia baik dalam konteks sosial (human as zoon politicon) maupun individual (human as zoon logon echon). Pada aspek lain, pemikiran Aristoteles tentang etika adalah mengedepankan konsep aktif akan potensi yang dapat dilihat sebagai upaya strategis dan ethos dalam pengembangan diri manusia. Kebahagiaan manusia diukur atau tergantung pada seberapa jauh kita telah mengaplikasikan dan mengaktualisasikan diri secara bijaksana. Dalam hal ini kita bisa mengutip terminologi dari Erich Fromm, yaitu kita bahagia bukan karena apa yang kita miliki melainkan karena keberadaan kita dan sejauh mana aktualisasi potensi diri kita.
Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah kebahagiaan setiap orang sangat perlu dan takaran kebahagiaan tersebut tergantung dari setiap manusia karena setiap manusia mempunyai pandangan dan prinsip hidup yang berbeda dalam mencapai kebahagiaan itu sendiri. Pelajaran berharga yang dapat diambil dari permasalahan di atas adalah setiap keputusan baik tidaknya hal tersebut tergantung dari diri sendiri. Karena, jika kebahagiaan kita dibatasi atau tidak sesuai dengan apa yang diinginkan maka hal tersebut bukanlah kebahagiaan yang utuh. Dan kebahagiaan yang utuh bisa dicapai melalui proses kehidupan manusia itu sendiri entah nantinya menjadi baik atau malah menjadi tidak baik. Jadi, kembali lagi kepada prinsip dan motto hidup manusia itu sendiri (Pamungkas, Sigit. 2013, (Online)).

Sumber: Pamungkas, Sigit. 2013. Pemahaman Etika menurut Aristoteles dan Immanuel Kant, (Online), (http://literacymediaagent.blogspot.co.id/2013/06/pemahaman-etika-menurut-aristoteles-dan_15.html), diakses 07 Oktober 2015.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH MASUKNYA AGAMA KONGHUCU DI INDONESIA

Kamu yang Kusayang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS NILAI