MAKALAH PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK (PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang ada di dunia ini. Seperti makhluk lainnya, manusia juga mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari masa ke masa. Banyak aspek dan bidang pada diri manusia yang berubah dan berkembang dimulai dari sejak lahir sampai kemudian tua. Dari banyaknya aspek tersebut, salah satu aspek terpenting dan paling jelas perubahan dan perkembangan pada diri manusia adalah fisik motoriknya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan fisik motorik anak di masa kanak-kanak awal (usia prasekolah)?
2.      Bagaimana perkembangan fisik motorik anak di masa kanak-kanak tengah hingga kanak-kanak akhir (usia sekolah dasar)?
3.      Bagaimana perkembangan fisik motorik anak di masa remaja (usia sekolah menengah?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui dan memahami perkembangan fisik motorik anak di masa kanak-kanak awal (usia prasekolah).
2.      Untuk mengetahui dan memahami perkembangan fisik motorik anak di masa kanak-kanak tengah hingga kanak-kanak akhir (usia sekolah dasar).
3.      Untuk mengetahui dan memahami perkembangan fisik motorik anak di masa remaja (usia sekolah menengah).

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Fisik Motorik Masa Kanak-kanak Awal (Usia Pra-sekolah)
Perubahan yang nyata dan tampak jelas pada anak-anak usia kanak-kanak awal adalah pertumbuhan dalam hal tinggi dan berat badan. Di masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 2,5 inci dan bertambah berat 5-7 pon setiap tahunnya (Santrock, 2012: 240). Selama usia ini, anak-anak baik itu laki-laki maupun perempuan akan terlihat kurus karena tungkai mereka yang bertambah tinggi, namun umumnya tubuh anak perempuan sedikit lebih kecil dan lebih ringan jika dibandingkan dengan tubuh anak laki-laki. Ukuran besar kepala juga mengalami perubahan, terutama di akhir usia prasekolah. Tulang, otot, dan lemak tubuh juga mengalami perubahan. Dengan perubahan yang banyak tersebut, maka akan memungkinkan seorang anak yang tadinya gemuk pendek tiba-tiba berubah menjadi kurus dan ramping, atau yang awalnya tidak mampu bicara menjadi fasih dan lancar. Namun perlu diingat bahwa, setiap perubahan di atas bervariasi untuk setiap anak. Variasi tersebut dipengaruhi hal-hal seperti oleh status sosial ekonomi, gizi, kesehatan, dan faktor keturunan.
Perkembangan otak pada usia ini berbeda antara belahan otak kanan dengan belahan otak kiri, dimana belahan otak kiri lebih berkembang penuh (Danim, 2011: 46). Perkembangan otak ini berpengaruh terhadap kecenderungan penggunaan salah satu tangan yang dominan dibanding yang lainnya (handedness). Anak laki-laki lebih cenderung bertangan kidal dibandingkan anak perempuan (Papalia, 2008: 318).
Perkembangan motorik anak pada usia ini mengalami kemajuan yang besar terhadap keterampilan motorik kasar dibanding keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik kasar seperti berlari, melompat, atau aktivitas sejenis lainnya yang melibatkan otot besar. Adanya peningkatan otot dan tulang yang semakin kuat serta perkembangan paru-paru yang semakin membaik dan membesar, memungkinkan mereka untuk berlari, memanjat, dan melompat lebih baik, lebih cepat, dan lebih jauh dari keadaan sebelumnya. Ketika berusia 3-4 tahun, anak-anak sangat gemar melakukan kegiatan di atas. Mereka melakukan hal-hal tersebut hanya untuk menyenangkan hati serta ingin menunjukkan atau membanggakan bahwa mereka memiliki kemampuan yang mereka rasa sangat istimewa di masa itu. Ketika anak-anak mencapai usia 5 tahun, mereka semakin berani melakukan aktivitas yang terkadang berbahaya untuk usia mereka dan mendebarkan jantung orang dewasa. Anak yang berusia 5 tahun mampu berlari dengan kencang dan gemar berlomba dengan kawan-kawan sebaya maupun orangtua (Santrock, 2012: 242).
Sedangkan keterampilan motorik halus pada anak usia prasekolah juga mengalami perkembangan. Pada usia 3 tahun, terkadang anak sudah mampu memungut benda-benda kecil, meskipun masih canggung, bahkan terkadang ada yang sudah mampu membangun menara dengan menyusun balok-balok. Atau ketika mereka bermain puzzle sederhana, mereka masih belum bisa meletakkan potongan secara tepat meskipun sudah mengenali lubang yang cocok untuk potongan tersebut. Namun ketika berusia 3-4 tahun, keterampilan motorik halus ini semkain berkembang dan menunjukkan kemajuan yang lebih jaun lagi. Sebenarnya baik keterampilan motorik kasar maupun keterampilan halus, sangat bervariasi terhadap setiap anak. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi, dukungan genetik, dan peluang mereka untuk melakukkan kegiatan-kegiatan motoris tersebut.
Dalam hal kesehatan, anak-anak usia prasekolah umumnya tergolong cukup sehat. Tetapi sebagian anak bermasalah dengan kegemukan. Batuk, pilek, mimisan merupakan penyakit yang sering di alami anak usia prasekolah. Penyakit ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari, sekitar 14 hari namun terkadang menjadi serius dan membutuhkan perawatan dokter. Masalah pernapasan juga sering dijumpai pada anak-anak. Anak yang berusia antara 3-5 tahun biasanya menderita tujuh sampai delapan kali flu dan penyakit pernapasan lain setiap tahun (Papalia, 2008: 318). Sedangkan kematian pada usia ini kebanyakan disebabkan karena kecelakaan yang mematikan. Kecelakaan ini umumnya disebabkan oleh kendaraan-kendaraan seperti mobil dan sepeda motor. Penyebab lainnya adalah jatuh dari ketinggian dan tertelan racun.

B. Perkembangan Fisik Motorik Masa Kanak-kanak Tengah hingga Kanak-kanak Akhir (Usia Sekolah Dasar)
Anak-anak yang sedang menjalani pendidikan pada jenjang sekolah dasar merupakan usia remaja awal. Mereka ini umumnya sedang menjalalni pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Usia awal memasuki sekolah dasar bervariasi di banyak negara, mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. Bagi anak yang memasuki usia sekolah dasar pada usia 6 tahun, dengan perjalanan yang normal dia akan menyelesaikan pendidikan jenjang ini pada usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja awal ini menjadi dua, yaitu kanak-kanak tengah (usia 7-9 tahun) dan periode kanak-kanak tengah akhir (usia10-11 tahun). Seperti bayi, balita, dan anak prasekolah, anak-anak usia ini lebih cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya lebih lambat daripada pada anak usia dini (Danim, 2011: 60).
Perkembangan fisik di usia sekolah dasar dicirikan dengan beragam variasi dalam pola pertumbuhannya. Keberagaman ini disebabkan karena beberapa hal seperti kecukupan gizi, kondisi lingkungan, genetika, hormon, jenis kelamin, asal etnis, serta adanya penyakit yang diderita. Anak-anak yang kecukupan gizinya tidak terpenuhi kemungkinan besar tentu akan mengalami gangguan atau keterlambatan perkembangan pertumbuhannya. Sedangkan jenis kelamin juga mempengaruhi perkembangan fisik. Kebanyakan gadis mengalami percepatan pertumbuhan sekitar usia 9 atau 10 tahun, sedangkan anak laki-laki mengalami percepatan pertumbuhan yang sama di sekitar usia 11 atau 12 tahun (Danim, 2011: 60). Umumnya antara anak perempuan dan anak laki-laki akan memiliki proporsi tubuh yang sama hingga keduanya mencapai masa pubertas (puberty). Selain itu, di usia ini anak-anak juga cenderung mangalami pertambahan berat badan Asal etnis dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi perkembangan fisik. Anak yang tinggal di daerah tepi laut akan cenderung memiliki tubuh yang lebih kuat, kulit yang lebih kasar dan lebih gelap jika dibandingkan dengan anak yang tinggal di daerah pedalaman atau pegunungan.
Adapun karakteristik yang dapat diamati terkait perkembangan fisik di usia sekolah dasar sebagaimana yang terdapat dalam Santrock (2011: 318) antara lain sebagai berikut:
1.      Pertumbuhan berlangsung secara lambat namun berjalan secara konsisten.
2.      Selama usia sekolah dasar, anak-anak pada umumnya akan bertambah tinggi sekitar 2 hingga 3 inci setiap tahunnya. Ketika berusia 11 tahun, anak perempuan biasanya memiliki ketinggian 4 kaki 10,25 inci, sementara anak laki-laki biasanya memiliki ketinggian 4 kaki 9 inci.
3.      Mengalami penambahan berat tubuh sebesar 5 hingga 7 pon setiap tahunnya. Pertambahan berat badan ini terutama terkait dengan peningkatan ukuran kerangka dan sistem otot, maupun ukuran beberapa organ tubuh.
4.      Perubahan yang paling jelas terlihat adalah perubahan proporsi.
5.      Lingkar kepala, lingkar pinggang, dan panjang kaki, berkurang jika dibandingkan dengan ketinggian tubuh.
6.      Perubahan fisik yang kurang terlihat secara jelas adalah tulang mengeras di masa kanak-kanak pertengahan dan akhir namun menjadikan tekanan dan tarikan yang lebih kuat daripada tulang orang dewasa.
7.      Massa dan kekuatan otot meningkat secara bertahap di tahun-tahun ini.
8.      Lemak bayi mulai berkurang.
9.      Gerakan-gerakan bebas dan benturan-benturan di lutut dapat menumbuhkan otot.
10.  Herediter maupun olahraga dapat melipatgandakan kekuataan anak di usia ini.
11.  Anak laki-laki biasanya lebih kuat dibandingkan anak perempuan karena memiliki jumlah sel otot yang lebih banyak.
Perkembangan otak pada masa kanak-kanak ditandai dengan pertumbuhan struktur, khususnya lobus frontal. Lobus ini terletak di bagian depan otak bawah tengkorak yang berfungsi antara lain untuk perencanaan, penalaran, penilaian sosial, etika, dan pengambilan keputusan. Sedangkan perkembangan motorik usia sekolah dasar lebih halus dan lebih terkoordinasi dibanding dengan usia di masa kanak-kanak awal. Perkembangan atau keterampilan motorik merupakan kemampuan berperilaku atau kemampuan bergerak motorik. Keterampilan motorik tersebut terbagi menjadi dua yakni keterampilan motorik bruto (gross motor skills) yang melibatkan penggunaan gerakan tubuh yang besar dan keterampilan motorik halus (soft motor skills) yang melibatkan penggunaan gerakan tubuh kecil. Pada usia ini, anak-anak sangat suka berlari, melompat, melempar, memanjat, menangkap, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, selama masa kanak-kanak tengah, anak-anak menjadi lebih mahir dalam kegiatan motorik kasar (Danim, 2011: 62). Sedangkan bagi anak-anak yang memainkan alat-alat musik seperti piano, suling, atau instrumen lainnya akan mengembangkan keterampilan motorik halusnya. Sebenarnya, pengembangan keterampilan motorik halus berjalan seiring dengan pertumbuhan fisik anak-anak. Keterampilan motorik halus pada anak perempuan biasanya lebih unggul dibandingkan pada anak laki-laki (Santrock, 2011: 320).
Kematangan fisik pada anak usia sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh keaktifan mereka dalam bergerak. Kebanyakan anak-anak bahkan lebih mudah lelah jika harus duduk lama dibandingkan jika mereka dibiarkan berlari, bersepeda, atau beraktivitas lainnya. Jelaslah bahwa olahraga sangat berperan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak-anak. Televisi dan komputer merupakan tantangan terberat bagi anak-anak masa sekarang. Anak-anak cenderung lebih banyak duduk didepan televisi atau komputer yang menyebabkan mereka malas bergerak atau berolahraga. Peneliti menemukan bahwa waktu total yang dihabiskan anak-anak dan remaja di depan televisi dan layar komputer menjadikan mereka berisiko karena berkurangnya aktivitas serta menjadi kelebihan berat tubuh (Santrock, 2011: 320). Olahraga tidak hanya berpengaruh terhadap perkembangan fisik, tetapi juga mempengaruhi perkembangan kognitif dimana anak yang bugar secara fisik menunjukkan performa kognitif lebih baik baik dibandingkan dengan anak yang kebugaran fisiknya terganggu.

C. Perkembangan Fisik Motorik Masa Remaja (Usia Sekolah Menengah)
Masa remaja dapat diartikan sebagai masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Walaupun pembagian periode remaja berbeda, akan tetapi keseluruhan waktu yang ada pada fase remaja adalah sama. WHO menyatakan walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun.
Pertumbuhan dan perubahan fisik sangat nyata pada peserta didik usia ini, baik laki-laki maupun perempuan. Perubahan yang sangat cepat ini sering dikenal dengan istilah pubertas (puberty). Pubertas adalah sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung cepat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa remaja awal (Santrock, 2012: 404). Setiap remaja atau peserta didik memulai masa pada waktu yang berbeda-beda, namun umumnya baik laki-laki maupun perempuan dapat mengatasi masa ini tanpa masalah. Masa pubertas sangat sulit untuk diketahui kapan awal dan akhir berhentinya. Peserta didik di usia ini akan mengalami perkembangan secara struktural dan hormonal yang mencerminkan kesiapan reproduksi seksual mereka. Kecepatan perkembangan seksual ini juga bervariasi bagi setiap remaja. Perubahan yang paling terlihat jelas di masa ini adalah terdapatnya tanda-tanda kematangan seksual serta pertambahan tinggi dan berat tubuh.
Adapun karakteristik pubertas remaja laki-laki yakni sebagai berikut:
1.      Meningkatnya ukuran penis dan testis.
2.      Suara berubah semakin terdengar jelas.
3.      Bahu melebar.
4.      Tumbuh rambut di ketiak, wajah, sekitar alat kelamin dan bagian lain dari tubuh.
5.      Ejakulasi pertama (mimpin basah).
6.      Meningkatnya tinggi dan berat tubuh.
Sedangkan karakteristik pubertas remaja perempuan antara lain sebagai berikut:
1.      Payudara membesar.
2.      Tumbu rambut di ketiak dan sekitar alat kemaluan.
3.      Pinggul melebar melebihi bahu.
4.      Menarche (menstruasi).
5.      Tubuh bertambah tinggi dan berat.
Remaja laki-laki umunya memulai masa pubertas lebih lambat beberapa tahun daripada remaja perempuan. Pada sebagian besar anak laki-laki, pubertas mungkin dimulai di suia 10 tahun atau paling lambat usia 13,5 tahun. Akhir masa pubertas, paling awal terjadi pada usia 13 tahun atau paling lambat usia 17 tahun (Santrock, 2012: 406). Bagi remaja perempuan, menarche dikatakan normal jika muncul pada usia 9 hingga 15 tahun. Bahkan saat ini, anak perempuan banyak memulai masa pubertas di usia 8 hingga 9 tahun. Peneliti menemukan bahwa kematangan lebih awal meningkatkan kerentanan remaja perempuan untuk mengalami sejumlah masalah. Anak perempuan yang yang matang lebih awal cenderung untuk merokok, minum minuman keras, depresi, memiliki gangguan makan, menuntut kemandirian lebih dini dari orangtuanya, memiliki kawan-kawan yang lebih tua, tubuh mereka cenderung membangkitkan respons dari pria yang mengarah pada pacaran dan pengalaman seksual lebih awal (Santrock, 2012: 407).
Bersamaan dengan pertumbuhan tubuh, otak pada usia remaja juga mengalami perkembangan yang pesat. Peneliti menemukan bahwa otak remaja mengalami perubahan struktur yang signifikan. Corpus callosum, dimana serat optik menghubungkan hemiphera otak sebelah kiri dengans ebelah kanan, semakin tebal pada masa remaja, sehingga meningkatkan kemampuan remaja dalam memproses informasi (Santrock, 2012: 408). Keterampilan motorik di masa remaja telah hampir sama dengan orang dewasa, baik itu keterampilan motorik kasar maupun keterampilan motorik halus.
Masalah kesehatan yang sering ditemui pada remaja umumnya disebabkan karena pola makan yang buruk, perawatan kesehatan yang tidak memadai, jarang berolahraga, berani mengambil kegiatan-kegiatan berisiko, kepribadian, dan gaya hidup. Tiga kemungkinan masalah kesehatan utama yaitu gangguan makan, depresi, dan penyalahguanaan zat. Obesitas pada masa remaja dapat memunculkan tekanan psikologis dan masalah kesehatan kronis. Sedangkan kebiasaan mengurangi makan untuk menghindari obesitas juga berbahaya karena dapat menimbulkan anorexia nervosa (kelaparan). Di seluruh dunia sekitar 20 persen anak berada di bawah berat badan idealnya. Dari jumlah itu sekitar 1 persen dari gadis-gadis remaja mengalami anorexia, dan 2 hingga 8 persen dari mereka akhirnya mati karena kelaparan (Danim, 2011: 78). Anorexia jauh lebih umum menimpa wanita dibandingkan dengan laki-laki. Sedangkan depresi pada remaja ditandai dengan perasaan harga diri rendah dan tak berharga, tidak mempunyai minat dan aktivitas kehidupan, serta perubahan pola makan dan tidur. Depresi remaja sering disebabkan karena perubahan hormon, masalah hidup, dan terkadang juga masalah penampilan. Perempuan remaja lebih banyak menderita depresi atau stres berat dibandingkan dengan laki-laki remaja (Danim, 2011: 79). Masalah yang paling berbahaya dari remaja adalah penyalahgunaan zat. Beberapa remaja menyalahgunakan zat dan obat-obatan terlarang untuk mengurangi stres, rasa sakit, atau untuk kepentingan solidaritas sesama teman. Rokok dan alkohol merupakan dua jenis zat yang sering digunakan remaja. Selain itu, penggunaan narkoba juga marak oleh remaja walaupun mereka tahu resiko yang akan ditimbulkan dari mengosumsi narkoba tersebut. Padahal resiko yang ditimbulkan dari pemakaian narkoba sangatlah fatal. Peran dari orangtua, teman, dan juga pendidikan sangat penting mencegah remaja untuk tidak mengkonsumsi dan menyalahgunakan narkoba.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pada usia prasekolah, anak-anak mengalami pertumbuhan fisik yang relatif lambat tetapi berjalan stabil, sedangkan keterampilan motoriknya mulai muncul.
2.      Pada usia sekolah dasar, fisik anak semakin tinggi dan berat, sedangkan keterampilan motorik ditandai dengan dominasi keterampilan motorik kasar.
3.      Pada usia sekolah menengah, anak mengalami pertumbuhan fisik yang sangat cepat yang ditandai dengan pubertas, sedangkan keterampilan motorik telah menyerupai orang dewasa.
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran dari kami tim penyusun yakni kepada para pembaca makalah ini pada umumnya, dan khususnya terhadap para dosen dan mahasiswa direkomendasikan agar memberikan saran dan kritik yang membangun baik itu terhadap penulisan, isi, maupun pembahasan yang terdapat dalam makalah ini. Saran dan kritik dari para pembaca akan sangat bermanfaat untuk penyempurnaan makalah ini selanjutnya.


DAFTAR RUJUKAN
Danim, S. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Papalia, D.E. 2008. Psikologi Perkembangan. Terjemahan Anwar. 2008. Jakarta: Kencana.
Santrock, J.W. 2011. Perkembangan Masa Hidup. Terjemahan Widyasinta. 2012. Jakarta: Erlangga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH MASUKNYA AGAMA KONGHUCU DI INDONESIA

Kamu yang Kusayang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS NILAI