PERKEMBANGAN PENGELOLAAN KEBUN RAYA PURWODADI DI KAB. PASURUAN, JAWA TIMUR (1941-2014)
PERKEMBANGAN
PENGELOLAAN KEBUN RAYA PURWODADI DI KAB. PASURUAN, JAWA TIMUR (1941-2014)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah Lokal
yang dibina oleh Bapak Dr. Ari Sapto, M.Hum
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah Lokal
yang dibina oleh Bapak Dr. Ari Sapto, M.Hum
Oleh :
Yuliarti Kurnia Pramai Selli
Yuliarti Kurnia Pramai Selli
(140731606196)

UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
November 2016
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
November 2016
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan
puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan tugas
matakuliah Sejarah Lokal dengan makalah yang berjudul “Perkembangan Pengelolaan
Kebun Raya Purwodadi di Kab. Pasuruan, Jawa Timur (1941-2014)”.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Kepada Bapak Dr. Ari Sapto, M.Hum selaku
pembimbing yang senantiasa memberikan pengarahan kepada penulis dalam
penyelesaian tugas ini. Tidak lupa kepada teman-teman yang telah memberikan
informasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang
dibuat masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna
bagi penulis untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan
menambah pengetahuan tentang Perkembangan Pengelolaan Kebun Raya Purwodadi.
Malang,
November 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Sejarah
Berdirinya Kebun Raya Purwodadi ................................................. 3
B. Pengelolaan
Kebun Raya Purwodadi (1941-2000-an) .................................. 4
C. Pengelolaan
Kebun Raya Purwodadi (2012-2014) ....................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
................................................................................................... 19
B. Saran
............................................................................................................. 19
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... .20
LAMPIRAN ..................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kebun
Raya Purwodadi adalah salah satu cabang kebun raya yang ada di Indonesia
letaknya berada di wilayah Jawa Timur tepatnya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.
Kebun raya ini lebih memfokuskan pada penanaman tumbuhan yang berada di daerah
iklim hortus (rendah kering). Tempat ini selain dijadikan tempat mencari
tentang pendidikan lingkungan juga otomatis dijadikan sebagai tempat wisata.
Tempat ini bisa dibilang sebagai salah satu ikon wisata Kab. Pasuruan yang
selain disuguhkan ilmu tentang pendidikan lingkungannya, juga diberikan
pemandangan yang indah dan sejuk.
Kebun
Raya Purwodadi termasuk sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbarui (renewable resources). Sumber daya alam
sendiri dapat berbentuk sebagai faktor produksi dari alam yang digunakan untuk
menyediakan barang dan jasa, komponen dari ekosistem yang menyediakan barang
dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia, dan sumber daya yang
disediakan/dibentuk oleh alam. Jadi, sumber daya alam (SDA) adalah semua unsur tata
lingkungan biofisik yang dengan nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan
manusia atau dengan perkataan lain sumber daya alam (SDA) adalah semua bahan
yang ditemukan manusia dalam alam yang dapat dipakai untuk kepentingan hidupnya
(Sumardjono, Ismail, & dkk, 2011: 10).
Kebun
Raya Purwodadi sendiri sudah ada sejak zaman masa penjajahan Hindia Belanda
tahun 1941 dimana pada masa tersebut oleh pemerintah kolonial Belanda sengaja
ingin mendirikan kebun raya ini yang dulunya lebih dikenal dengan nama “Hortus
Iklim Kering Purwodadi”. Dengan berjalannya waktu, kebun raya ini memiliki
banyak pengunjung yang terbukti dengan bertambahnya jumlah pengunjung dari
tahun ke tahun. Hal tersebut tidak lepas dari adanya sistem manajemen yang
cukup baik. Selain itu juga, setiap pengalihan masa pemerintahan dari masa kolonial Hindia Belanda, masa
penjajahan Jepang, masa kemerdekaan sampai sekarang berpengaruh terhadap sistem
kebijakan dan manajemen yang dipakai pada masa tersebut. Sehingga tidak heran
jika dalam makalah ini penulis lebih memfokuskan pada perkembangan pengelolaan
Kebun Raya Purwodadi di Kab. Pasuruan, Jawa Timur sejak tahun 1941 sampai tahun
2014.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah berdirinya Kebun Raya Purwodadi ?
2. Bagaimana
perkembangan pengelolaan Kebun Raya Purwodadi tahun 1941 sampai 2000-an ?
3. Bagaimana
perkembangan pengelolaan Kebun Raya Purwodadi tahun 2012 sampai 2014 ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui dan memahami sejarah berdirinya Kebun Raya Purwodadi.
2. Untuk
mengetahui dan memahami perkembangan pengelolaan Kebun Raya Purwodadi tahun
1941 sampai 2000-an.
3. Untuk
mengetahui dan memahami perkembangan pengelolaan Kebun Raya Purwodadi tahun
2012 sampai 2014.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Berdirinya Kebun Raya Purwodadi
Sejak
berdirinya Kebun Raya Bogor pada tahun 1817, para ahli botani sudah menyadari
bahwa untuk mengintensifkan penelitian-penelitian botani di Indonesia, perlu
didirikan cabang-cabang kebun raya di berbagai daerah yang dapat dijadikan
sebagai pusat-pusat penelitian botani dan pemikiran tersebut didasarkan pada
kenyataan bahwa keadaan tanah, iklim, komposisi vegetasi dan keanekaragaman
tumbuhan suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya yang pastinya mempunyai
potensi alam yang berbeda pula. Sehingga, pada tahun 1852 berdirilah cabang
kebun raya yang pertama tepatnya di Cibodas, Jawa Barat yang disebut dengan
“Bergtuin te Tjibodas” atau “Kebun Pegunungan Cibodas”. Kemudian, pada tahun
1914 berdirilah cabang kebun raya kedua di Sibolangit, Sumatra Utara yang
dikenal dengan “Kebun Raya Sibolangit”. Pada tahun 1941, berdirilah cabang
kebun raya ketiga di Jawa Timur yang dikenal dengan “Hortus Iklim Kering
Purwodadi”. Pemberian nama tersebut didasarkan khusus untuk tumbuhan yang hidup
di lingkungan beriklim kering. Kebun raya ini terletak di Purwodadi, Kabupaten
Pasuruan (di kaki Gunung Baung) pada ketinggian 300 m di atas permukaan laut.
Kebun
Raya Purwodadi sendiri mempuyai iklim relatif kering dibandingkan ketiga kebun
raya lainnya. Untuk mendapat kepastian berdirinya kebun raya ini, Dr. Dedy
Darnaedi Kepala UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI pada tanggal 13 Maret
1999 melalui keputusan nomor 457/11.1.06/KS/99 dengan membentuk suatu tim yang
bernama “Tim Penelusuran Sejarah Kebun Raya Cabang (Cibodas dan Purwodadi)”.
Pada akhirnya, tanggal 30 Januari 1941 ditetapkan sebagai hari jadi Kebun Raya
Purwodadi dan pada saai itu juga menunjuk Johannes Viets menjadi pimpinan
pertama Kebun Raya Purwodadi. Dengan adanya Surat Keputusan Ketua LIPI No.
25/KEP/D5/1987 tanggal 17 Januari 1987 Kebun Raya Purwodadi sekarang bernama
“Cabang Balai Kebun Raya Purwodadi” yang bernaung di bawah UPT Balai
Pengembangan Kebun Raya – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (Soegiarto,
2001: 1-3).
B.
Pengelolaan
Kebun Raya Purwodadi (1941-2000-an)
Masa Pemerintahan Hindia
Belanda (1941-1942)
Pada
masa Hindia Belanda, areal kebun raya ini terletak di Desa Purwodadi dan Desa
Kertosari yang terdiri atas tanah kering/pekarangan rumah dan persawahan. Hal
tersebut didasarkan adanya peta pertanahan terbitan tahun 1938 dimana lahan
tersebut pada masa itu ditanami tebu terbukti dengan adanya landasan lori
(kereta api kecil angkutan tebu) membujur lurus dari selatan ke utara di
sebelah timur kebun. Awal perkembangan kebun raya ini bersamaan dengan adanya
Perang Dunia II yang terjadi di daratan Eropa yang otomatis Belanda ikut dalam
membantu sekutunya di Perang Dunia II. Sehingga, tidak heran jika areal kebun
raya pada masa itu tidak sempat digarap dan direncanakan dengan baik sebagai
kebun botani seperti harapan pemrakarsanya. Pemimpin pertama pengelola kebun
raya ini adalah orang Belanda yang bernama Johannes Viets pada tahun 1941-1942.
Beliau dilahirkan di Emmerik, Jerman dan tiba di Pulau Jawa pada tahun 1915
yang saat itu bekerja sebagai “Field Assistent” Kebun Percobaan milik
Perusahaan Industri Gula di Pasuruan, Jawa Timur kemudian disusul pada tahun
1918 beliau mendapat promosi dan diserahi tugas sebagai Pimpinan Kebun
Percobaan tersebut.
Beliau
mengajukan pensiun pada tahun 1940 dan pada saat itu bersamaan dengan keadaan
Perang Dunia II yang semakin memanas, maka sementara waktu oleh Direktur Kebun
Raya Bogor, yaitu Dr. L.G.M. Baas Becking mengangkat Johannes Viets menjadi
pimpinan di Kebun Raya Purwodadi pada tanggal 30 Januari 1941. Dalam hal
pengelolaan kebun beliau sangat berpengalaman tetapi karena adanya kendala dari
Perang Dunia II, maka beliau tidak mampu berbuat banyak dalam menjadikan Kebun
Raya Purwodadi sebagai kebun botani yang representatif. Sehingga, beliau hanya
meletakkan pola-pola dasar pengembangan kebun raya ini, pekarangan/sawah ditanami
tumbuhan penutup tanah dan lamtoro yang bertujuan untuk menambah kesuburan
tanah secara alami. Masyarakat setempat kemudian menyebutnya sebagai Kebun Rojo
dan Bale Asri yang diterjemahkan sebagai kebun seorang raja dan tempat yang
berpemandangan indah. Dengan adanya penyerbuan tentara Jepang ke Indonesia pada
tahun 1942, menandakan berakhirnya masa kepemimpinan orang-orang Belanda di
Indonesia termasuk kepemimpinan di Kebun-kebun Raya di Indonesia (Soegiarto,
2001: 4-6).
Masa Pemerintahan Jepang
(1943-1945)
Pada
tahun 1943, Johannes Viets digantikan oleh Tanaka. Pengelolaan kebun raya
kemudian diubah sesuai kebutuhan Jepang, yaitu dengan memperbanyak pasokan
logistik berupa bahan makanan untuk keperluan perang dengan ditanami tanaman
seperti padi, jagung, ketela, maupun kacang-kacangan. Dalam hal ini dirintis
pembuatan jalan utama yang membujur dari barat ke timur dengan membelah kebun
menjadi dua bagian, yaitu utara dan selatan. Jalan utama tersebut adalah Jalan
Raya Surabaya-Malang mengarah ke air terjun “Coban Baung” yang nantinya menuju
puncak Gunung Baung. Jalan tersebut panjangnya sekitar 1100 m yang direncanakan
untuk empat jalur jalan dengan lebar seluruhnya 18 m. Sekarang jalan ini
menjadi jalan utama dengan lebar bahu jalan 6 m dan jalan tersebut dibuat
beberapa jalan cabang dari utara ke selatan.
Masa Kemerdekaan Republik
Indonesia (1945-2000-an)
Kita
ketahui masa kemerdekaan RI adalah pada masa Proklamasi Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945 dimana sejak saat itu Kebun Raya Purwodadi dipimpin oleh
orang-orang pribumi sendiri kecuali pada tahun 1949-1954. Berikut adalah
pimpinan-pimpinan bangsa pribumi, yaitu :
1. Moestopo
(1945-1949)
Moestopo
adalah orang Indonesia pertama yang memimpin kebun raya ini. Beliau adalah
seorang pengusaha dari kota Pasuruan yang ditunjuk oleh pemerintah darurat
karena alasan darurat dimana untuk menyelamatkan aset negara berupa kebun raya
ini. Saat itu, luas wilayah kebun raya ini menyatu dengan Cagar Alam Gunung
Baung, yaitu 176 hektar. Pada masa kepemimpinan beliau hanya meneruskan proyek
yang dijalankan oleh Tanaka karena pada saat itu pemerintah keterbatasan dalam
hal dana.
2. H.O.
van Leusen (1949-1954)
Beliau
bukan orang pribumi tetapi pada masa kepemimpinan beliau sudah mulai diarahkan
ke arah kebun botani dimana tanaman-tanaman koleksi mulai dikumpulkan dan
ditanam di petak-petak yang disebut dengan “vak” yang penanamannya diutamakan
dekat dengan kantor dan jalan raya sehingga pengawasan dan pemeliharaan menjadi
lebih mudah. Tanaman tersebut berasal dari Kebun Raya Bogor. Pada masa itu
kolam-kolam untuk koleksi tanaman air mulai dibuat dan pengangkatan pegawai
harian mulai dilakukan. Dalam masa kepemimpinan beliau tidak lepas dari jasa
Moedjiono yang dikenal ahli dalam menghafal nama tumbuhan dan berkat keahlian
beliau, para teknisi sampai saat ini dapat mengenal tumbuhan secara morfologis.
3. Sarwana
Beliau
adalah seorang mantri kebun yang sebelumnya telah berpengalaman di Kebun Raya
Cibodas selama 9 tahun. Pada masa kepemimpinannya, perkembangan kebun raya ini
cukup pesat dimana mendapat bantuan tenaga-tenaga muda terdidik Kebun Raya
Bogor, seperti van Kregten, Iting, Pleyte, Udjang Rahmat, Sugito, Saleh Idris,
Rumpf, R. Bimantoro, dan Soleh Sutisna. Hasil kerja sama ini adalah petak
(vak-vak) kebun mulai dipetakan. Jenis tumbuhan ada yang koleksi baru dan telah
ada di kebun raya dan kemudian diidentifikasi serta didaftar sebagai tanaman
koleksi. Tanaman obat juga ada di kebun raya ini. Selanjutnya, dalam aspek
pembangunan fisik telah dibangun rumah kaca untuk pembibitan dan rumah dinas
pimpinan. Pada masa itu juga ditanami ribuan pohon penghijauan di seluruh areal
kebun untuk mencegah kebun yang gersang pada musim kemarau. Tumbuhan tersebut
antara lain Acacia auriculiformis, Tectona grandis, Swietenia mahagoni, Dalbergia
latifolia, Pterocarpus indicus, Samanea saman, Albizia procera, Lanea
grandis, dan lain-lain. Sedangkan, pada sisi-sisi jalan utama maupun cabang-cabangnya
ditanami tanaman-tanaman peneduh seperti Lagerstroemia
indica, Swietenia mahagoni, Jacaranda filicifolia, Bombax malabarica, Dillenia pentagyna, Saccopetalum
horsfieldii, Filicium decipiens, Firmiana malayana, dan lain-lain. Dalam
hal saluran air ditanami Ceiba pentandra.
Pada masa akhir kepemimpinan Sarwana kebun raya mulai dibuka untuk pengunjung
umum tepatnya tanggal 10 Maret 1963 yang diresmikan oleh Soedjana Kassan
(pimpinan Kebun Raya Bogor).
4. R.
Bimantoro (1964-1980)
Beliau
diangkat pada tanggal 1 Januari 1964 sebagai Kepala Kebun Raya Purwodadi. Awal
kepemimpinan bisa dibilang pasif karena pada saat itu bertepatan dengan situasi
politik Indonesia yang labil. Pada tahun 1971 mulai dibangun kantor Kebun Raya
Purwodadi disusul dengan penambahan rumah kaca serta pagar besi di depan kebun.
Selanjutnya diadakan penerimaan pegawai baru sebagai tahap awal penggantian
pegawai yang diberhentikan. Selain itu, didatangkan tenaga teknisi registrasi
dari Kebun Raya Bogor selama 6 bulan yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga
teknisi yang handal bagi suatu kebun botani. Hal tersebut semakin disempurnakan
dengan diterbitkannya Buku Katalog Kebun Raya Purwodadi pertama pada tahun
1976. Pada masa itu juga sudah ada beberapa jenis koleksi khusus, seperti
koleksi uwi-uwian (Dioscoreaceae), kultivar mangga, dan pisang (sempat menjadi trade mark Kebun Raya Purwodadi).
5. Drs.
Rusjdi E. Nasution (awal 1980-Agustus 1980)
Beliau
diangkat pada awal tahun 1980. Dalam kepemimpinannya yang hanya 6 bulan
dibangun pagar tembok pembatas antara areal kebun dengan perkampungan penduduk
di sebelah selatan. Perkembangan tanaman anggrek pada masa ini berkembang
dengan cepat dengan bantuan seorang ahli anggrek dari Inggris yang bernama J.B.
Comber. Hal tersebut dilakukan dengan cara menjelajahi lereng-lereng gunung di
Jawa Timur dalam rangka inventarisasi dan pengkoleksian jenis-jenis anggrek
Jawa Timur yang kegiatan tersebut dilakukan pada hari Minggu dan hari libur.
6. Drs.
Sukendar (1980-1981)
Beliau
dingkat menjadi pimpinan pada bulan Agustus 1980. Pada masa kepemimpinannya
kebun raya ini mulai mendapatkan anggaran pembangunan dari pemerintah dalam
mengembangkan sarana dan prasarana fisik. Prasarana fisik mulai dilakukan dalam
pembangunan lanjutan gedung kantor (sebagian pembangunan sudah dilakukan
sebelumnya pada masa R. Bimantoro dari anggaran rutin).
7. Dwi
Atmanto, B.Sc. (1981-1983)
Beliau
diangkat menjadi pimpinan pada tanggal 1 Agustus 1981. Pada masa
kepemimpinannya sarana dan prasarana fisik telah dibangun seperti adanya
pengadaan instalasi listrik dalam kebun dengan daya 53 KVA, pembangunan dua
jembatan penghubung dan jalan aspal sepanjang ± 5 km (dibiayai dana pembangunan
LIPI pusat). Kebun raya ini juga mendapatkan dana pembangunan berupa pengadaan
eksplorasi di kawasan Jawa Timur dalam rangka penambahan tanaman koleksi.
Kemudian disusul dengan mendatangkan R. Luckye P. Soewilo dari Kebun Raya Bogor
untuk merencanakan pembagian vak-vak baru dan relokasi tanaman koleksi yang
masih cenderung ditanam di bagian barat kebun. Kemudian, pada akhirnya hasil
penanaman tanaman koleksi didasarkan pada suku-suku menurut evolusi
perkembangan bunga dengan menganut klarifikasi sistem Engler dan Prantl.
8. Endi
Rochandi Rasmadi B.Sc. (1983-1985)
Beliau
diangkat pada tanggal 1 April 1983. Pada masa kepemimpinannya prasarana fisik
yang dibangun adalah pembangunan talud, jalan rabat, penyelesaian pagar tembok
pembatas kebun dengan tanah-tanah penduduk sekitar kebun di sisi utara dan
selatan. Dalam hal teknisi, kebun raya ini sudah mulai dilibatkan dalam
mengadakan eksplorasi ke luar Pulau Jawa dengan tim Kebun Raya Bogor yang melakukan pengamatan di
Kebun Raya Purwodadi terhadap tanaman Leguminosae yang cepat pertumbuhannya dan
program ini merupakan ujung tombak reboisasi di kawasan timur Indonesia.
9. Dr.
Soedarsono Riswan (1985-1986)
Beliau
ditugaskan menjadi Kepala Kebun Raya Purwodadi pada tanggal 1 April 1985. Pada
masa kepemimpinannya prasarana fisik yang berhasil dibangun adalah talud yang
sebagian besar parit atau sungai kecil yang melintas di dalam areal kebun,
penambahan dua buah rumah kaca, sebuah WC umum. Pembangunan gedung kantor sudah
berlantai tiga dengan laboratorium yang memadai.
10. Ir.
Soejono (1987-1998)
Beliau
diangkat menjadi Kepala Kebun Raya Purwodadi dengan adanya pelaksanaan
reorganisasi LIPI (Kepres No. 1 Tahun 1986) yang didasarkan pada Surat
Keputusan Ketua LIPI No. 27/Kep/J.1-d/1987. Dalam 12 tahun kepemimpinannya,
banyak prasarana fisik yang dibangun dan disempurnakan antara lain penyelesaian
gedung kantor baru seluas 1800m2, pembangunan areal parkir seluas
4000 m2, peningkatan jalan aspal dengan hotmix pada semua ruas jalan aspal yang lama, pembangunan pintu
gerbang dan loket, penggantian pagar tembok pembatas kebun dengan pagar besi,
pembangunan cafetaria, penyediaan tempat duduk beton dan tempat-tempat sampah
permanen. Pembangunan tersebut dibiayai dari anggaran rutin maupun dana kerja
sama Iptek. Selain itu, dilaksanakan pula perjalanan ekplorasi botani ke
pulau-pulau di luar Jawa terutama ke Indonesia bagian timur, antara lain ke
Irian Jaya, Maluku, NTB, dan Sulawesi. Dalam hal sumber daya manusia, kebun
raya ini telah menerima beberapa calon pegawai yang berpendidikan sarjana untuk
mengisi jabatan peneliti.
Para
teknisi kebun diikutsertakan ke dalam berbagai kursus singkat/workshop dalam
meningkatkan berbagai keterampilan yang berhubungan langsung dengan tugas
perkebunrayaan dengan beberapa karyawan diberi kesempatan untuk mengikuti
kursus Statistik, Bahasa Inggris, dan Komputer. Sistem pendataan koleksi Kebun
Raya Purwodadi ditingkatkan dengan standar internasional yang dilakukan sejak
Oktober 1995. Peningkatan pengenalan kebun raya ini dilakukan dengan cara
membuat brosur Kebun Raya Purwodadi dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
dengan harapan brosur tersebut dapat mengenal lebih dekat tentang Kebun Raya
Purwodadi.
11. Sudjati
Budi Susetiyo, S.P. (1998-2000-an)
Beliau
diangkat menjadi Kepala Kebun Raya Purwodadi didasarkan pada Surat Keputusan
Ketua LIPI No. 210/Kep/J.1.d/II/1998 tanggal 1 April 1998 yang resmi dijadikan
kepala pada tanggal 3 Februari 1998. Dalam masa kepemimpinannya beberapa sarana
fisik telah diselesaikan, yaitu pengaspalan jalan rintisan sebagai pengganti
jalan rabat yang tidak sesuai dengan kondisi kebun, perbaikan saluran drainase
jalan aspal, pembuatan dua buah sumur artesis, pembuatan jaringan air
penyiraman, pembuatan panggung terbuka, pembuatan ruang informasi, perbaikan
kolam, dan renovasi rumah dinas pimpinan. Kesejahteraan pegawai digolongkan
sesuai dengan ijazah pendidikan terakhir yang pernah ditempuh pegawai Kebun
Raya Purwodadi. Diadakan pula sosialisasi jabatan Teknisi Litkayasa untuk para
pengamat dan pengawas kebun. Dalam masa kepemimpinan beliau, peningkatan
kualitas sumber daya manusia dilakukan dengan mengadakan Pelatihan Taksonomi
dan Konservasi Tumbuhan di Kebun Raya Purwodadi yang diikuti para pengamat dan
pengawas kebun. Selain itu juga ada pembinaan mental pegawai dengan diadakan
ceramah agama setiap hari Senin dua minggu sekali dan hari Jumat satu bulan
sekali.
Dalam
meningkatkan jumlah pengunjung ke Kebun Raya Purwodadi, strategi-strategi yang
dilakukan adalah peningkatan dalam hal fasilitas-fasilitas pelayanan kepada
pengunjung antara lain diijinkannya kendaraan roda empat untuk berkeliling
kebun tidak hanya pada jam kerja tetapi juga bisa hari Minggu/libur, adanya
penyediaan sarana bermain anak-anak, cafetaria (kantin) yang melayani dalam
bentuk warung lesehan, pertunjukkan khusus berupa music corner di hari libur.
Petugas-petugas lapangan seperti petugas loket, petugas jaga, petugas
informasi, petugas keamanan, petugas kebersihan, dan lain-lain dilatih dalam
melayani para pengunjung. Selain itu juga, penerbitan buku-buku tentang Kebun
Raya Purwodadi mulai dilakukan antara lain Buku Katalog Kebun tahun 1999, Buku
Katalog Anggrek, dan Buku Pemanduan untuk siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Umum (SMU). Hal-hal di atas
dilakukan untuk mempromosikan Kebun Raya Purwodadi sebagai area konservasi
flora secara ex-situ sekaligus
sebagai tempat untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap flora dan
lingkungan (Soegiarto, 2001: 4-20).
C.
Pengelolaan
Kebun Raya Purwodadi (2012-2014)
Tugas
pokok dan fungsi UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI
dituangkan dalam Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia No.
1018/M/2002 (Bab 1 Pasal 2-3) sebagai berikut :
1. Tugas
Pokok.
Tugas
pokoknya adalah dengan melaksanakan inventarisasi, ekplorasi, konservasi,
koleksi, penanaman, dan pemeliharaan tumbuhan dataran rendah kering khususnya
kawasan Timur Indonesia yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan serta potensi
ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk kebun botani serta melakukan pendataan,
pendokumentasian, pelayanan jasa dan informasi, pemasyarakatan ilmu pengetahuan
di bidang konservasi, introduksi, dan reintroduksi tumbuhan.
2. Fungsi.
Dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut, Kebun Raya Purwodadi memiliki tiga fungsi,
yaitu :
a. Pelaksanaan
inventarisasi, eksplorasi, konservasi, dan reintroduksi jenis tumbuhan dataran
rendah kering khususnya kawasan Timur Indonesia yang mempunyai nilai ilmu
pengetahuan dan memiliki potensi ekonomi, pengumpulan dan pendokumentasian
biodata jenis tumbuhan koleksi yang berkaitan dengan konservasi ex-situ.
b. Pemberian
pelayanan jasa ilmiah, pemasyarakatan ilmu pengetahuan dalam bidang konservasi
tumbuhan dan introduksi tumbuhan.
c. Pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga.
Pengelolaan Pariwisata
tahun 2012
Jumlah
pengunjung UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI selama tahun
2012 sejumlah 192.688 orang yang terdiri dari pengunjung umum, pelajar (mulai
tingkat TK sampai Perguruan Tinggi) dan wisatawan mancanegara. Jumlah tersebut
menunjukkan peningkatan yang cukup baik dibandingkan pada tahun 2011 dimana
total pengunjungnya adalah 167.239 orang. Dari tahun ke tahun manfaat Kebun
Raya Purwodadi sebagai tempat pembelajaran ilmu botani semakin meningkat
terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan pelajar mulai dari
tingkat TK, SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi dimana mengikuti kegiatan
pemanduan baik secara materi umum maupun materi tentang koleksi tumbuhan di
Kebun Raya Purwodadi. Pada tahun ini, jumlah kegiatan pemanduan mencapai
sebanyak 544 kali dan sangat jauh meningkat daripada tahun kemarin yang hanya
berjumlah 141 kali. Selama tahun 2012, tercatat sebanyak lima belas orang yang
melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kebun Raya Purwodadi (2 orang dari
SMK dan 13 orang dari Perguruan Tinggi) dimana peserta tersebut dalam
melaksanakan kerja prakteknya di Kebun Raya Purwodadi harus mengikuti jadwal
kerja yang berlaku di balai ini. Materi praktek disesuaikan dengan minat
masing-masing peserta KPL dan sejalan dengan aturan Kebun Raya Purwodadi.
Salah
satu upaya untuk memperkenalkan lebih jauh keberadaan Kebun Raya Purwodadi
kepada masyarakat luas, yaitu dengan mengikuti kegiatan pameran yang
diselenggarakan oleh instansi lain dimana pada tahun 2012 Kebun Raya Purwodadi
mengikuti tiga kegiatan pameran dalam rangka HUT Kebun Raya Bogor ke-195 di
Bogor, Malang Tempoe Doeloe di Malang, dan pameran dalam rangka HUT Kab.
Pasuruan ke-1083 di Pandaan. Selain cara di atas, dalam rangka meningkatkan
apresiasi masyarakat terhadap Kebun Raya Purwodadi dilakukan suatu promosi.
Bentuk promosi tersebut mulai dibentuk sejak tahun 2012 dan bentuknya antara
lain liputan media elektronik (seperti televisi swasta JTV), pembuatan fanpage
Kebun Raya Purwodadi, dan penataan kembali official website Kebun Raya
Purwodadi. Bentuk promosi di atas sampai dengan Desember 2012 jumlah likers
dari fanpage sekitar 1500 dan website berjumlah 56.000 pengunjung. Untuk jumlah
koleksi pustaka pada tahun 2012 di Perpustakaan Kebun Raya Purwodadi sebanyak
884 judul yang meliputi buku, majalah dalam negeri, prosiding, skripsi, dan
laporan khusus dalam bidang botani dan perkebunrayaan. Pengguna perpustakaan
antara lain dari peneliti dan staf Kebun Raya Purwodadi, para mahasiswa,
pelajar, dan pengunjung umum. Selama tahun 2012, jumlah pengguna perpustakaan
mencapai 2479 orang. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan baik
fisik maupun digital, perpustakaan ini juga mengembangkan area layanan melalui
website.
Sesuai
dengan tugas Kebun Raya Purwodadi sebagai lembaga konservasi tumbuhan yang
memasyarakatkan pendidikan lingkungan, maka pada tahun 2012 disepakati suatu
kerja sama melalui penandatanganan MoU dengan Universitas Muhammadiyah
Surabaya. Selain itu, kerja sama dalam hal penjajakan awal dengan pihak Bank
Mandiri untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan lingkungan di Kebun
Raya Purwodadi. Kebun Raya ini juga memiliki Wisma Tamu, yaitu semacam
penyewaan gedung (penginapan) yang terletak di area Gedung Serba Guna sebanyak
30 kali yang mayoritas digunakan oleh kalangan Perguruan Tinggi yang mengadakan
kegiatan orientasi dan pembekalan mahasiswa serta dari tingkat SMP maupun SMA
dalam rangka kegiatan pembekalan dasar kepemimpinan. Pada tahun 2012, prestasi
yang pernah dicapai kebun raya ini adalah meraih penghargaan terbaik ke-2 dalam
Pengelolaan Daya Tarik Wisata Alam-Anugerah Wisata Jawa Timur 2012. Penghargaan
tersebut diperoleh karena adanya pengakuan dari masyarakat luas terhadap
keberadaan kebun raya ini sebagai tempat wisata yang sering dikunjungi.
Penghargaan tersebut juga tidak lepas dari adanya fasilitas, layanan, dan
sarana maupun prasarana dari kebun raya ini antara lain Penginapan Wisma Tamu,
Gedung Cemara (biasanya untuk penyewaan), Kafetaria, Gedung Konservasi Flora,
Kios Botani, Gedung Ringin, Mushola, Rumah Kaca dan Kios Cinderamata, WC Umum,
Parkir, dan lain-lain. Selain itu, pariwisata ini juga didukung dengan
koleksi-koleksi tumbuhan yang ada di kebun raya ini antara lain koleksi Palem,
koleksi Paku, Taman Mexico, koleksi Bambu, Taman Tumbuhan Obat, koleksi
Polong-polongan, area yang dihutankan, koleksi Mangga, koleksi Pisang, Taman
Bougenvilea, dan lain-lain.
Dalam
hal kerja sama penelitian, Kebun Raya ini telah menjalin riset dengan PT. ITM
terkait dengan penyelamatan diversitas tumbuhan pada kawasan calon tambang di
Kalimantan. Selama tahun 2012 kebun raya ini telah melakukan tiga rangkaian
kegiatan eksplorasi di pedalaman hutan Kalimantan terbukti bahwa kebun raya ini
telah memberikan peran nyata sebagai lembaga konservasi ex-situ yang berhasil menyelamatkan dan mengoleksi ratusan jenis
tumbuhan dari area-area hutan yang dikonservasi menjadi area tambang dan banyak
di antara jenis-jenis tumbuhan yang diperoleh di lapangan merupakan jenis
tumbuhan yang langka dan terancam punah (Tulabi, dkk. 2012).
Pengelolaan Pariwisata
Tahun 2013
Jumlah
pengunjung UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI selama tahun
2013 mencapai 199.269 orang yang terdiri dari pengunjung umum, pelajar (mulai
TK sampai dengan Perguruan Tinggi) dan wisatawan mancanegara. Jumlah ini
menunjukkan adanya sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu
192.688 orang. Dalam hal pelayanan jasa, dari tahun ke tahun manfaat kebun raya
ini sebagai tempat pembelajaran tumbuhan semakin meningkat terbukti dengan
meningkatnya jumlah kunjungan pelajar mulai dari tingkat TK, SD, sampai
Perguruan Tinggi sebanyak 145 instansi pendidikan. Kunjungan tersebut untuk
mengikuti kegiatan Pendidikan Lingkungan dengan materi tentang Perkebunrayaan
dan koleksi tumbuhan. Pada tahun ini, jumlah peserta yang mengikuti kegiatan
pendidikan lingkungan sebanyak 19.954 orang (meliputi siswa SD, SMP, SMA, dan
Perguruan Tinggi). Kegiatan ini juga diminati oleh para rombongan pengunjung
umum (sebanyak 20 rombongan) seperti kelompok guru, kelompok belajar, dan
perusahaan. Selama tahun 2013, tercatat sebanyak 17 orang dari tingkat
Perguruan Tinggi yang melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang (11 PKL),
penelitian (6 penelitian), dan siswa SMK (8 orang). Seperti tahun 2012, sistem
PKL kebun raya ini dalam hal jadwal kerja mengikuti aturan dan materi praktek
disesuaikan dengan minat masing-masing yang sejalan dengan tugas maupun fungsi
dari Kebun Raya Purwodadi.
Salah
satu cara promosi wisata kebun raya ini ke masyarakat luas adalah dengan
mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh instansi lain, yaitu dengan
mengikuti dua kegiatan pameran diantaranya adalah Pameran dan Diseminasi
Perkebunrayaan memperingati 196 tahun Kebun Raya Bogor (17-23 Mei 2013) dan
Pameran Hasil Penelitian Annual Meeting on Testing and Quality (AMTeQ) (22-24
Oktober 2013) di Universitas Airlangga Surabaya. Selain itu juga, pihak kebun
raya sendiri menyelenggarakan kegiatan Diseminasi hasil penelitian selama 4 hari
(27-30 Januari 2013) dalam rangka HUT ke-72 Kebun Raya Purwodadi yang diikuti
oleh 36 peserta dari instansi pemerintah, perguruan tinggi, dan UMKM. Seperti
tahun sebelumnya, promosi juga dilakukan melalui official fanpage dan website
Kebun Raya Purwodadi dan sampai bulan Desember 2013 jumlah likers fanpage kebun
raya ini adalah 3.300 likers. Untuk penggunaan perpustakaan di kebun raya ini
sama seperti tahun sebelumnya, yaitu terus melakukan inovasi dalam meningkatkan
kualitas dan kuantitas layanan baik secara fisik maupun digital. Pada tahun
ini, Kebun Raya Purwodadi melakukan kerja sama dengan PT. Intiland Grande/Graha
Natura, Surabaya dalam hal “Pembangunan Kawasan Konservasi ex-situ Tumbuhan di dalam Areal Perumahan Graha Natura, Surabaya”.
Dalam hal ini, PT. Intiland Grande/Graha Natura ingin agar pengelolaan tanaman
koleksinya dilakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Kebun Raya Purwodadi.
Selama
tahun 2013, penggunaan Wisma Tamu Kebun Raya Purwodadi yang terletak di area
Gedung Serba Guna atau dikenal dengan sebutan penginapan Cemara tercatat
sekitar 60 kali penggunaan yang mayoritasnya dari kalangan Perguruan Tinggi
yang mengadakan kegiatan orientasi dan pembekalan mahasiswa serta dari tingkat
SMP dan SMA dalam rangka pelatihan dasar kepemimpinan. Sedangkan, penggunaan
ruang pertemuan (baik aula Gedung Serba Guna, Gedung Konservasi, dan Cafe
Gardenia) oleh pengguna selama tahun 2013 tercatat sebanyak 19 kali yang
dipakai sebagai kegiatan reuni, resepsi pernikahan, dan kegiatan lainnya. Pada
tahun ini, prestasi yang diperoleh kebun raya ini adalah ditunjuk sebagai salah
satu wakil dari provinsi Jawa Timur untuk mengikuti ajang Cipta Pesona Award
2013 dengan kategori Daerah Tujuan Wisata Alam dimana kebun raya ini baru
menduduki peringkat 30 dari 147 tujuan wisata yang ada di Indonesia yang masuk
nominasi dalam pemilihan tersebut (Ariyanti, dkk. 2013).
Pengelolaan Pariwisata
Tahun 2014
Jumlah
pengunjung Kebun Raya Purwodadi selama tahun 2014 sebanyak 204.930 pengunjung
yang terdiri dari pengunjung umum, pelajar (mulai dari tingkat TK sampai
Perguruan Tinggi) dan wisatawan mancanegara dimana jumlah tersebut meningkat
sekitar 5.600 pengunjung dibandingkan tahun lalu sebanyak 199.269 pengunjung.
Pengunjung yang datang ke kebun raya ini mayoritasnya adalah wisatawan domestik
dan baru sebagian kecil wisatawan mancanegara. Pada tahun ini, jumlah peserta
yang mengikuti kegiatan pendidikan lingkungan turun dibandingkan tahun lalu,
yaiutu sebanyak 13.062 peserta yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, dan
Perguruan Tinggi. Selama tahun 2014 tercatat sebanyak 32 orang dari tingkat
Perguruan Tinggi yang melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan
penelitian (27 penelitian) di Kebun Raya Purwodadi. Dalam pelaksanaan KPL
disesuaikan dengan aturan yang ada di kebun raya ini seperti yang sudah
dijelaskan di atas.
Kebun
Raya Purwodadi mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh instansi lain, yaitu
kegiatan Pameran IBEX di Royal Plaza Surabaya (22-25 Mei 2014), Pameran Gelar
Kampung Pasuruan Gumuyu dalam rangka memperingati hari jadi ke-1085 Kabupaten
Pasuruan tahun 2014 di Taman Candra Wilwatikta Kecamatan Pandaan (12-14
September 2014) dan Pameran Pekan Inovasi Teknologi (PIT) di Dyandra Convention
Center Surabaya (23-26 September 2014). Selain itu juga, Kebun Raya Purwodadi
juga mengikuti kegiatan Direct Promotion Produk Pariwisata Jawa Timur di Hotel
Surabaya Plaza (26 November 2014) yang dikemas dalam bentuk Table Top Business
Meeting yang mempertemukan industri pariwisata di wilayah Bakorwil Malang
dengan sekolah dan coorporate di wilayah Bakorwil Pamekasan sebagai salah satu
seller yang diikuti oleh 12 objek wisata sebagai seller dan 60 buyer yang
terdiri dari Kepala dan atau perwakilan sekolah, para coorporate, dan travel
agent. Pada tahun 2014, jumlah koleksi pustaka di perpustakaan kebun raya ini
sebanyak 952 judul buku (Text Book) dan 320 judul buku referensi (Reference
Book) yang meliputi buku, majalah dalam negeri, prosiding, skripsi, dan laporan
khusus dalam bidang botani dan perkebunrayaan.
Pada
tahun 2014, Kebun Raya Purwodadi melakukan kerja sama dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten Pasuruan khusunya Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan dalam rangka
Penyelenggaraan Cerdas Cermat Konservasi yang bertemakan tentang konservasi
bagi siswa-siswi SMA dan sederajat se-Kabupaten Pasuruan oleh Kebun Raya
Purwodadi pada tanggal 16-17 September 2014 tepatnya di Gedung Serbaguna Kebun
Raya Purwodadi dengan peserta yang mendaftar sebanyak 16 SMA dan 22 SMK
se-Kabupaten Pasuruan. Prestasi yang diraih kebun raya di tahun ini adalah
memperoleh sertifikat atau penghargaan atas prestasi dalam rangka kegiatan
ilmiah sebagai juara ke-3 Tingkat Nasional kompetisi Riset Quarry Life Award
2014 yang diselenggarakan oleh Heidelberg Cement Group dengan judul
“Conservation Area at Cirebon Quarry and Its Potency in Carbon Sequestration”.
Sekali lagi, langkah promosi terus digiatkan dan terus dimaksimalkan melalui
media publik, yaitu fanpage dan website. Pengelolaan kebun raya secara
keseluruhan berlangsung baik, bahkan di beberapa bagian perkembangannya relatif
cukup cepat dan hal ini terwujud terutama karena adanya pembenahan manajerial
yang dilakukan oleh struktural untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan.
Modal
dalam perbaikan kinerja dan peningkatan hasil kerja menekankan pada perencanaan
yang baik, pelaksanaan kegiatan yang terawasi, pendampingan dan pengarahan yang
terus menerus, serta evaluasi yang cermat. Pengelolaan kebun raya di tahun ini
dalam hal fasilitas, sarana, dan prasarana salah satunya adalah adanya
revitalisasi areal koleksi tematik (Muscaceae, Dioscoreaceae, mangga, dan
koleksi tanaman obat) dan penataan taman pada beberapa areal kebun merupakan
capaian tersendiri bagi kebun raya ini dalam kegiatan pengelolaan kebun secara
keseluruhan. Pada penataan Taman Tumbuhan Obat yang akan diwacanakan dan
diresmikan pada HUT ke-74 pada tahun 2015 mendatang. Dari pengelolaan dalam hal
pariwisata baik dalam bentuk promosi maupun fasilitas sangat mempengaruhi
peningkatan pengunjung yang datang ke kebun raya ini. Selain itu juga,
mempengaruhi pendapatan yang pastinya berpengaruh kepada penambahan fasilitas
dan kesejahteraan pegawai. Dengan bertambahnya fasilitas dan kesejahteraan
pegawai maka akan berpengaruh juga terhadap kualitas dan pelayanan dari kebun
raya ini yang dari tahun ke tahun dimungkinkan semakin baik dan bagus (LIPI
KRP. 2014).
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
penjelasan makalah di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan berupa :
1. Berdirinya
Kebun Raya Purwodadi didasarkan pada upaya untuk mengintensifkan
penelitian-penelitian botani di Indonesia sehingga perlu didirikan
cabang-cabang kebun raya di berbagai daerah yang dapat dijadikan sebagai pusat
penelitian botani, salah satunya adalah Kebun Raya Purwodadi yang merupakan
cabang kebun raya ketiga di Jawa Timur yang didirikan pada tanggal 30 September
1941.
2. Perkembangan
pengelolaan sejak zaman masa pemerintahan Hindia Belanda sampai tahun 2000-an
awalnya bertujuan untuk membangun kebun raya tetapi dengan perpindahan
kepemimpinan beralih fungsi lebih kepada kepentingan individu atau pihak. Pada
masa kemerdekaan mulai ditata kembali menjadi kebun raya yang lebih difokuskan
pada pengembangan fasilitas baik sarana maupun prasarana di Kebun Raya
Purwodadi.
3. Pengelolaan
pariwisata dari tahun 2012 sampai tahun 2014 di Kebun Raya Purwodadi dalam
aspek pendidikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan kualitas maupun
kuantitas.
B.
Saran
Dalam
makalah ini, penulis menyarankan kepada para pembaca untuk memberikan saran dan
kritik dalam pengerjaan makalah ini. Sehingga, kedepannya penulis dapat menambah
pengetahuan lebih dalam mengerjakan makalah.
DAFTAR RUJUKAN
Ariyanti, dkk. 2013. Laporan Tahunan 2013 UPT BKT Kebun Raya
Purwodadi-LIPI. Purwodadi: UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Purwodadi-LIPI.
LIPI KRP. 2014. Laporan Tahunan 2014 UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Purwodadi-LIPI. Purwodadi: UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Purwodadi-LIPI.
Soegiarto, A.K. 2001. Kebun Raya Purwodadi : 30 Januari 1941 – 30
Januari 2001. Purwodadi: Kebun Raya Purwodadi LIPI.
Sumardjono, Ismail, & dkk. 2011. Pengaturan Sumber Daya Alam di Indonesia :
antara yang Tersurat dan Tersirat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tulabi, dkk. 2012. Laporan Tahunan 2012 Kebun Raya Purwodadi.
Purwodadi: UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI.
LAMPIRAN


Hasil/Transkip Wawancara
dengan Narasumber
Peneliti :
Menurut sepengetahuan bapak, apa yang bapak ketahui tentang Sejarah Kebun Raya
Purwodadi ?
Narasumber :
Sudah ada pada masa Hindia Belanda tepatnya peneliti ahli botani sekaligus
pendiri kebun raya ini, yaitu Dr. L.G.M Baas Becking. Sekitar satu tahun
kemudian diambil alih oleh Jepang. Belanda sudah dari awal memang mendirikan
kebun raya untuk tanaman-tanaman di daerah kering atau hortus iklim kering
untuk pembibitan (dalam hal botani). Di zaman Jepang selama tiga tahun
dijadikan semacam kebun pangan untuk orang-orang Jepang yang ke Indonesia.
Setelah merdeka kita tata ulang sehingga menjadi layak dijadikan sebagai kebun
raya.
Peneliti : Selama
perkembangannya, kebun raya ini apa ada perubahan atau fungsinya yang berbeda ?
Narasumber :
Nama memang berubah mulai dari Hortus Kering, Cabang Kebun Raya, Balai Kebun
Raya Purwodadi, sampai terakhir menjadi UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun
Raya Purwodadi-LIPI.
Peneliti : Bagimana
segi produktivitas dalam hal tumbuhan-tumbuhan di Kebun Raya Purwodadi ?
Narasumber : Semenjak
awal sudah sering melakukan eksplorasi-ekplorasi tumbuhan habitat khususnya ke
Indonesia Timur dan kita jaga keanekaragamannya.
Peneliti : Menurut
bapak, bagaimana pola pengaruh perkebunan dalam produktivitas di Kebun Raya
Purwodadi ?
Narasumber : Yang
mempengaruhi tentu ada dimana mengoleksi tumbuhan-tumbuhan yang habitat asalnya
belum tentu sama sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan baik dari warna bunga, tanah, ketinggian kebun raya sekitar 300
mdpl.
Peneliti : Bagaimana
pengaruh hewan di Kebun Raya Purwodadi dalam produktivitas ?
Narasumber : Kalau
disini penghambatnya adalah rayap tetapi ada orang yang berpengalaman terhadap
pencegahan lajunya pengaruh rayap terhadap tanaman di kebun raya ini.
Peneliti : Menurut
bapak, rata-rata setiap hari pengunjung ke tempat wiata ini ada berapa ?
Narasumber : Misalkan
target pengunjung pendidikan lingkungan pendidikan itu berapa. Untuk tahun ini
kita menargetkan ada 15.000 pengunjung dan sampai saat ini pengunjung sudah
mencapai 10.000 orang. Hari-hari yang ramai pengunjung itu seperti hari-hari
besar, hari libur, lebaran, dan lain-lain. Tetapi, untuk pengunjung yang banyak
adalah hari sabtu dan minggu.
Peneliti : Lembaga-lembaga
apa saja yang pernah berkunjung atau melakukan mitra kerja di kebun raya ini ?
Narasumber : Ada
lembaga-lembaga yang melakukan banding ke sini misalnya lembaga kehutanan,
lembaga di bawah PUPR karena disini mereka melihat ada taman seperti taman
aquatiq. Juga ada kerja sama dengan antar lembaga dan swasta misalnya dalam hal
perumahan. Contohnya tanaman hias yang bisa menghijaukan dan membuat eksotis di
perumahan sehingga tanaman itu juga ada kesan konservasi. Ada juga kerja sama
dengan pertambangan melakukan penghijauan di daerah pertambangan. Banyak kok
mbak, yang saya ceritakan itu cuma sedikit/beberapa.
Peneliti : Menurut
bapak, mitra kerja apa yang paling berpengaruh atau berkontribusi dalam
pengelolaan kebun raya ini ?
Narasumber : Relatif
ya mbak, tergantung sesuai konteks atau ruang lingkup yang dibutuhkan apa dan
yang mereka kasih ke kita itu apa (seperti dalam hal pembiayaan). Kan kita
tidak mungkin mengeluarkan biaya.
Peneliti : Menurut
bapak, perbedaan Kebun Raya Purwodadi dengan kebun raya lainnya ?
Narasumber : Keunikan
di kebun raya ini adalah lebih cenderung kepada tanaman daerah rendah beriklim
kering. Pemda-pemda melakukan program
kerja dengan membangun perkebunan-perkebunan daerah. Dan pihak kami siap
membimbing program kerja tersebut.
Peneliti : Dari
sepengetahuan bapak, fasilitas apa saja yang ada di kebun raya ini?
Narasumber : Kami
ada taman-taman seperti taman buah, palem-paleman, taman aquatiq taman meksiko,
taman bougenvile, dan paku. Banyak, seperti itu, dan segala hal yang kaitannya
dengan tumbuhan. Mungkin dalam waktu 1, 2 tahun ke depan ada PIP (pusat
informasi perkebunrayaan) dimana segala macam tentang perkebunrayaan infonya
ada di sini baik lmu-ilmu tentang taksonomi, konservasi, wisata jelas ya, jasa
lingkungan, pre-wedding, dan lain-lain.
Peneliti : Apakah
bapak pernah melakukan sosialisasi dalam aspek pendidikan kepada para
pengunjung. Karena tadi bapak bilang bahwa bapak fokusnya kepada wawasan
pendidikan lingkungannya. Kalau pernah bagaimana pak ?
Narasumber : Kalau
SD kami cenderung kepada bagian-bagian tumbuhan. Kalau SMP lebih menjurus
kepada mana tumbuhan Herba, Kayu. Kalau SMA sudah berkembang lagi dalam hal
menanam dan dalam hal ekologi. Apalagi mahasiswa tambah lebih fokus kepada
bidang tertentu.
Peneliti : Bagimana
fungsi-fungsi penginapan dalam kebun raya ini dan bagaimaa pelayanan kebun raya
ini terhadap aspek pendidikan ?
Narasumber : Pengunjung
banyak macam keperluan mbak, tapi kalau untuk pelayanan pendidikan lingkungan
kita menggunakan guide dimana ada reservasi penyewaan gedung begitu juga
reservasi penyewaan pendidikan lingkungan. Ada rombongan yang langsung ke sini
sehingga pakai guide. Total semua pegawai 138 orang dan penyewaan guide sudah
dibilangi seminggu sebelumnya. Itu tugas tambahan. Kami punya kompetensi
pemandu sekitar 30 orang tetapi itu hanya sebagai tugas tambahan. Tetapi dalam
kerja fungsional ada yang kerja di perkebunan, penelitian, dan lain-lain.
Banyak penghargaan yang didapat dari Kebun Raya Purwodadi ini dalam hal
pengelolaan di Kebun Raya Purwodadi. Untuk tahun ini tarif masuk kebun raya ini
yang semula 6.500 menjadi 10.000. Untuk biaya parkir tergantung pakai roda dua
atau empat. Kalau untuk pendidikan lingkungan, rombongan mendapat 15 persen
dimana rombongan tersebut tidak ada batas minimal. Biaya guide per rombongan
untuk sd, smp, sma Cuma 50.000. kalau untuk guide mahasiswa 100.000. Kalau
rombongan pengunjung biasa potongan 10 persen dengan catatan lebih dari 100
orang. 1 guide maksimal ada 25 orang. Luas wilayah selama perkembangan tetap,
yaitu 85 hektar tanpa ada perluasan atau pengurangan. Wilayah tersebut dominan
ditanami tumbuhan-tumbuhan karena fokus utama kan penanaman tanaman. Kendala
dana tidak ada, selama bapak bekerja tidak ada hambatan karena sistemnya sudah
vertikal dari pemerintah.
Gambar Kebun Raya
Purwodadi (1941-2000-an)

Keterangan
:
Gambar
1 : Tanaman Crotalaria sp. untuk penyubur tanah (masa pemerintahan Hindia
Belanda).
Gambar
2 : Tegalan sebelum diolah untuk tempat koleksi (masa kemerdekaan RI).
Gambar
3 : Salah satu area Kebun Raya Purwodadi tahun 1954 (masa kemerdekaan RI).
Gambar
4 : Peresmian pembukaan Kebun Raya Purwodadi untuk umum pada tanggal 10 Maret
1963 oleh Soedjana Kassan (masa kemerdekaan RI).
Gambar
5 : Kantor Kebun Raya Purwodadi yang pertama, bekas rumah tinggal Wedana tahun
1971 (masa kemerdekaan RI).
Gambar
6 : Gedung kantor baru Kebun Raya Purwodadi yang selesai pembangunannya pada
tahun 1993 (masa kemerdekaan RI).
Sumber gambar :
LIPI. 2016. Sejarah, (Online), (http://www.krpurwodadi.lipi.go.id/tentang/sejarah/),
diakses tanggal 9 September 2016.
Gambar Kebun Raya
Purwodadi Masa Sekarang






Gedung
Kantor LIPI-Purwodadi Tiket masuk Kebun Raya Purwodadi





Tiket
pelayanan jasa pendidikan dan lingkungan, tiket fotografi dan turis, dan
pengumuman berupa himbauan.
Komentar
Posting Komentar