METODE PENELITIAN SEJARAH


METODE PENELITIAN SEJARAH
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar  Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Ibu Indah W.P Utami, S.Pd. S.Hum. M.Pd

Oleh
:
Rizal Zaky Abidin      (140731600486)
Wildan Firly Irhamny (140731604019)
Yuliarti Kurnia P. Selli (140731606196)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
September 2014


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan tugas matakuliah Pengantar Ilmu Sejarah dengan makalah yang  berjudul “ Metode Penelitian Sejarah”.
Tentunya makalah ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat mempermudah dalam penelitian dan menambah pengetahuan tentang metode penelitian sejarah.
Akhirnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan rujukan yang telah membantu penyelesaian tugas makalah.


Malang, 29 Agustus 2014


Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN     
1.1. Latar   Belakang.................................................................1
1.2.Rumusan Masalah...............................................................1
1.3.Tujuan.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Metode Penelitian Sejarah...............................3
2.2  Rencana Penelitian dan Pemilihan Topik................................4
2.3  Proses Penelitian Sejarah...................................................5
2.4  Studi Sejarah.....................................................................9
BAB III PENUTUP
         3.1. Kesimpulan.....................................................................10
       3.2. Saran...............................................................................10
DAFTAR RUJUKAN


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan manusia, seseorang tidak bisa lepas dari yang namanya sejarah. Oleh karena itu, untuk mengembangkan itu semua, sejarah disusun secara ilmiah dan lengkap dalam pembelajaran sejarah, yaitu menggunakan metode penelitian sejarah. Dalam metode ini, harus melalui penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya untuk merekonstruksi peristiwa sejarah.
Metode penelitian ini harus menggunakan 5W+1H yang merupakan elemen dasar dari penulisan metode penelitian peristiwa ini. Oleh karena itu, kelompok kami akan memaparkan metode-metode apa saja dan bagaimana penjelasan dari penelitian peristiwa sejarah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Metode Penelitian Sejarah ?
2.      Bagaimana cara rencana penelitian dan pemilihan topik dalam Metode Penelitian Sejarah ?
3.      Bagaimanakah proses penelitian sejarah dalam Metode Penelitian Sejarah?
4.      Apa sajakah macam-macam dari studi sejarah dalam Metode Penelitian Sejarah ?
1.3 Tujuan
Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wellen (Yatim Riyanto 1996: 23) menyatakan bahwa para peneliti pendidikan sejarah melakukukan penelitian sejarah dengan tujuan untuk:
1. Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa lampau.
2. Mempelajari bagaimana sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk melihat jika mereka dapat  mengaplikasikan masalah pada masa sekarang.
3. Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang.
4. Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau kecendrungan. Misalnya pada awal tahun 1990, mayoritas guru-guru wanita datang dari kelas menengah ke atas, tetapi guru laki-laki tidak.
5. Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang secara lebih lengkap.


BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian metode sejarah
Metode sejarah berasal dari dua kata yaitu metode dan sejarah. Kata "metode" memiliki arti cara atau prosedur yang sifatnya sistematis, metode juga dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menjelaskan objek yang dikajinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan guna mencapai apa yang telah ditentukan”.
Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, sejarah adalah semua peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Menurut Sartono Kartodirdjo sejarah dapat didefinisikan sebagai berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lampau.  Setiap pengungkapannya dapat dipandang sebagai suatu aktualisasi atau pementasan pengalaman masa lampau. Menceritakan suatu kejadian ialah cara membuat hadir kembali (dalam kesadaran ) peristiwa tersebut dengan pengungkapan verbal.
            Metode sejarah dapat disimpulkan sebagai cara atau prosedur yang sistematis untuk menjelaskan objek kajiannya dalam merekonstruksi masa lampau. Kuntowijoyo mengartikan metode sejarah sebagai petunjuk pelaksaaan dan teknis tentang bahan, kritik dan interpretasi sejarah serta penyajian dalam bentuk tulisan. Metode Sejarah bertujuan memastikan dan mengatakan kembali masa lampau.
Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5W dan 1H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah, yaitu what (apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). Berdasarkan definisi metode sejarah yang dijelaskan, metode sejarah merupakan cara atau teknik dalam merekonsturksi peristiwa pada masa lampau melalui empat tahapan kerja, yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber (eksternal/bahan dan internal/isi), interpretasi (penafsiran) dan historiografi (penulisan kisah sejarah. (http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2013/04/metode-sejarah.html)
2.2  Rencana Penelitian dan Pemilihan Topik
Rencana penelitian harus dilandasi oleh wawasan mengenai permasalahan penelitian, baik permasalahan umum maupun permasalahan khusus.
a.       Permasalahan
Penelitian sejarah untuk menghasilkan tulisan berupa skripsi, tesis, disertasi atau buku sejarah, adalah penelitian ilmiah yang harus dimulai oleh perencanaan yang seksama. Perencanaan dalam bidang ilmiah harus mengikuti logika, karena pada dasarnya suatu perencanaan merupakan serentetan petunjuk yang disusun secara logis dan sistematis. Petunjuk dimaksud tercakup dalam prosedur penelitian yang harus dipenuhi.
Hal-hal tersebut penting dipahami dalam membuat rencana penelitian, khususnya penelitian dalam rangka menulis skripsi, tesis, dan disertasi, karena diterima-tidaknya rencana penelitian dan baik-tidaknya hasil penelitian, pada dasarnya tergantung pada perencanaannya.
Perlu dikemukakan bahwa kelemahan penelitian pada prinsipnya akibat kurang dukungan metode penelitian. Penelitian tidak akan berhasil dengan baik, apabila peneliti tidak menguasai metode penelitian dalam arti mampu mengaplikasikan metode itu.
Bila metode penelitian tidak diterapkan dengan baik, akan terjadi kelemahan dalam heuristik (pencarian dan penemuan sumber), kelemahan dalam mengolah sumber dan data, sehingga fakta yang diperoleh tidak memadai. Bila hal itu terjadi, dalam penulisan akan mengalami kelemahan, bahkan kesalahan, antara lain kelemahan atau kesalahan interpretasi dan verifikasi (pembuktian).
Oleh karena itu, para mahasiswa sebaiknya memikirkan topik/masalah untuk menulis skripsi, jauh sebelum batas akhir studi, misalnya sejak semester IV. Dengan demikian, rencana penelitian dapat dipikirkan secara seksama, sehingga menghasilkan rencana penelitian yang baik.
2.3 Proses Penelitian Sejarah
2.3.1 Pemilihan Topik Penelitian
Suatu penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik yang akan diteliti. Dalam bidang sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
a)      Topik itu harus menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai obyek penelitian. Dalam hal ini termasuk adanya keunikan (uniqueness topic).
b)      Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
c)      Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti (manageable topic). Persyaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu sumber-sumbernya dapat diperoleh.
Meskipun topik sangat menarik dan memiliki arti penting, namun bila sumber-sumbernya, khususnya sumber utama tidak diperoleh, masalah dalam topik tidak akan dapat diteliti. Oleh karena itu calon peneliti harus memiliki wawasan luas mengenai sumber, khususnya sumber tertulis.
2.3.2 Studi Pendahuluan
Setelah topik penelitian ditentukan, segera lakukan studi pendahuluan. Cari sumber-sumber acuan utama, yaitu sumber-sumber yang diduga memuat data atau informasi yang relevan dengan topik penelitian. Dengan menelaah sumber-sumber acuan utama secara efektif, peneliti akan dapat memahami ruang lingkung penelitian, baik ruang lingkup masalah maupun ruang lingkup temporal (waktu) dan spasial (tempat/wilayah) obyek penelitian.
Ruang lingkup penelitian itu kemudian dituangkan dalam rencana kerangka tulisan (laporan penelitian). Sementara itu, telaah pula bibliografi/daftar pustaka pada setiap sumber acuan utama yang berupa buku ilmiah. Hal itu dimaksudkan untuk mendapat tambahan informasi sumber-sumber yang diduga memuat data tentang masalah yang akan diteliti. Catat identitas sumber-sumber itu menjadi bibliografi kerja.
2.xjImplementasi Penelitian
 Penelitian sejarah yang pada dasarnya adalah penelitian terhadap sumber-sumber sejarah, merupakan implementasi dari tahapan kegiatan yang tercakup dalam metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Tahapan kegiatan yang disebut terakhir sebenarnya bukan kegiatan penelitian, melainkan kegiatan penulisan sejarah (penulisan hasil  penelitian).



Heuristik (Pengumpulan Data)
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan. Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis penelusuran sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri atas arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain. Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari waktu peristiwa terjadi. Sumber sekunder adalah sumber yang waktu pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa. Peneliti harus mengetahui benar, mana sumber primer dan mana sumber sekunder. Dalam pencarian sumber sejarah, sumber primer harus ditemukan, karena penulisan sejarah ilmiah tidak ukup hanya menggunakan sumber sekunder. Agar pencarian sumber berlangsung secara efektif, dua unsur penunjang heuristik harus diperhatikan.
a) Pencarian sumber harus berpedoman pada bibliografi kerja dan kerangka tulisan. Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang tersirat dalam kerangka tulisan (bab dan subbab), peneliti akan mengetahui sumbersumber yang belum ditemukan.
b) Dalam mencari sumber di perpustakaan, peneliti wajib memahami sistem katalog perpustakaan yang bersangkutan.

Kritik Sumber (Verifikasi)
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
Kritik Ekstern, Yaitu kritik terhadap keaslian dari sumber-sumber sejarah yang ada. Seperti : tipologi, stratifikasi, dan kimiawi.
oTipologi sendiri artinya penentuan ketuaan berdasarkan bentuk dan benda peninggalan tersebut. Pada umumnya semakin sederhana bentuk peninggalan sejarah, semakin tua usia benda tersebut.
oStratifikasi yaitu penentuan umur relatif suatu benda berdasarkan lapisan tanah tempat benda tersebut ditemukan. Pada umumnya lapisan yang paling atas adalah lapisan yang paling muda,sedangkan lapisan yang paling bawah adalah lapisan yang paling tua.
oKimiawi yaitu penentuan ketuaan suatu peninggalan berdasarkan unsur-unsur kimia yang terkandung pada benda tersebut.
Kritik Intern, kritik Intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada.
Interpretasi
 Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup memadai, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran akan makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus dilandasi oleh sikap obyektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersikap subyektif, harus subyektif rasional, jangan subyektif emosional. Rekonstruksi peristiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran. http://sejarahsman34.wordpress.com/materi/metode-penelitian-sejarah/
Historiografi
Secara harfiah “ historiografi” berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu. Pada dasarnya istilah sejarah mempunyai 2 pengertian, yakni:
Apa yang benar-benar terjadi pada waktu yang lalu, dan
Representasi tentang masa lalu dalam bentuk karya ilmiah sejarawan (Tosh,1984:VII)
Sejarah dalam pengertian kedua itulah yang pada umumnya kita kenal sehingga sejarah identik dengan historiografi.
Adapun yang dimaksud dengan historiografi adalah usaha untuk mensistensikan data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu kisah yang jelas dalam bentuk lisan maupun tulisan dalam buku atau artikel maupun perkuliahan sejarah ( Gottshalk,1975 : 32-33).
penulisan sejarah, khususnya sejarah yang bersifat ilmiah, juga harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah umumnya.
a)      Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar menurut kaidah bahasa yang bersangkutan. Kaya ilmiah dituntut untuk menggunakan kalimat efektif.
b)      Merperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan tanda baca, penggunaan istilah, dan penujukan sumber.
c)      Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai dengan konteks permasalahannya.
d)     Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang berlaku, termasuk format penulisan bibliografi/daftar pustaka/daftar sumber.
Kaidah-kaidah tersebut harus benar-benar dipahami dan diterapkan, karena kualitas karya ilmiah bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas, tetapi ditunjukkan pula oleh format penyajiannya.
  
Studi Sejarah
Dari hasil kegiatan tersebut pada subbab 2.1, calon peneliti akan mengetahui tema-tema dalam studi sejarah Indonesia. Secara garis besar, tema-tema untuk penulisan sejarah, khususnya dalam bentuk skripsi atau tesis adalah:
a)      Sejarah lokal atau regional. Ruang lingkup spasialnya terbatas pada daerah tertentu. Pemilihan tema ini dapat menghasilkan sejarah desa, sejarah kota, sejarah kabupaten atau sejarah propinsi.
b)      Sejarah sosial, mencakup gerakan sosial, perubahan sosial, aspek-aspek struktur sosial, sejarah ekonomi-perdagangan/pertanian, dll.
c)      Sejarah politik dan pemerintahan.
d)     Sejarah militer, mencakup perkembangan institusi militer, perang atau gerakan bersenjata, dll.
e)      Sejarah mengenai aspek-aspek religi, seperti perkembangan kehidupan agama, gerakan bernuansa agama, lembaga keagamaan, dll.


BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada kaidah-kaidah metode sejarah. Jika tidak, penelitian itu hanya akan menghasilkan tulisan sejarah semi ilmiah atau bahkan sejarah populer. Oleh karena itu calon peneliti sejarah harus memahami kaidah-kaidah metode sejarah dan mampu mengimplementasikannya, agar penelitian itu menghasilkan karya sejarah ilmiah.
Penulisan sejarah ilmiah dituntut untuk menghasilkan eksplanasi mengenai permasalahan yang dibahas. Eksplanasi itu diperoleh melalui analisis. Untuk mempertajam analisis, dalam proses penulisan sejarah, aplikasi metode dan teori sejarah perlu ditunjang oleh teori dan/atau konsep ilmu-ilmu sosial yang relevan (sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, dll.).
Dengan kata lain, penulisan sejarah yang dituntut memberikan eksplanasi mengenai masalah yang dibahas, perlu dilakukan secara interdisipliner dengan menggunakan pendekatan multidimensional (multidimensional approach). Hal itu sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik sejarah sebagai ilmu.
Oleh karena itu, penelitian sejarah dan hasilnya dapat membantu penelitian dan pengembangan kebudayaan. Sejarah mengkaji aspek-aspek kehidupan manusia di masa lampau, termasuk kebudayaan.
3.2. Saran
Dengan makalah ini, semoga pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Metode Penelitian Sejarah. Oleh karena itu kami sangat berharap sekali masukan, kritik maupun saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan penyusunan makalah kami selanjutnya.


DAFTAR RUJUKAN
1.      Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta. Depdikbud.
2.      http://andripradinata.blogspot.com/2013/02/metode-penelitian-sejarah-metode-sejarah.html
3.      http://aldenabil.blogspot.com/2013/09/metode-penelitian-sejarah_13.html
4.      http://www.anneahira.com/metode-penelitian-sejarah.htm
5.      http://ilmusejarah13.blogspot.com/2013/09/metode-penelitian-sejarah-kelompok-8.html
6.      http://belajar.dedeyahya.web.id/2012/02/pengertian-metode-penelitian-dan.html
7.      http://sejarahbudayaa.blogspot.com/2013/04/metode-penelitian-sejarah-heuristik.html
8.      http://hanzputra.blogspot.com/2012/12/makalah-metode-penelitian-sejarah.html
9.      http://fis2010sejarah.blogspot.com/p/dasar-dasar-penelitian-sejarah.html
10.  http://usmanellodany.blogspot.com/2013/12/makalah-penelitian-historis-sejarah.html












Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH MASUKNYA AGAMA KONGHUCU DI INDONESIA

Kamu yang Kusayang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS NILAI