NASKAH DRAMA BAHASA INGGRIS (INDONESIA DAN INGGRIS)

NASKAH DRAMA DALAM BAHASA INDONESIA

- Mas Yono as Loberto Van de Grid                 = Teman Kerja + Teman Dekat Leonardo Da Vinci
2.      Ananda Dita P. Y. as Liliana Inct                   = Juri Perlombaan
3.      Sayyidul Mala Muzaqqi as Jacky James        = Teman Kerja Leonardo Da Vinci
4.      Setia Ningrum as Lisa Woodley                     = Monalisa
5.      Uzlifatul Jannah as Rosalinda de Amour        = Istri Leonardo Da Vinci
6.      Rizal Zaky Abidin as William Luxemburg     = Promotor selama Perlombaan
7.      Yongky Choirudin as Leon de Vogh             = Penjual sayuran + buah di pasar, dan Promotor Leonardo Da Vinci
8.      Yuliarti K. P. Selli as Lorena Maudrey          = Ibu Leonardo Da Vinci
9.      Zafriadi as Leonardo Da Vinci                       = Pelukis terkenal

Naskah Drama
Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa yang bernama “Laviosa”, Italia terdapat sebuah sejarah yang mengungkap rahasia dibalik senyuman si Cantik Kembang Desa dan senyumannya menyimpan sejuta misteri.
Pagi yang cerah kembang desa yang bernama Lisa Woodley sedang pergi ke pasar dengan hati yang gembira. Dalam perjalanannya, dia melihat-lihat ke sekeliling bahan makanan apa yang akan dia jadikan menu makanan untuk hari ini di rumah.
Lisa : (berhenti sejenak sambil melihat-lihat dan berkata pada diri sendiri) “Masak apa ya hari ini ?, aku bingung”. (Sambil melihat-lihat lagi, akhirnya dia menemukan bahan makanan apa yang akan dia masak di rumah).
Menghampiri penjual sayur...
Yongky : “Beli apa nona cantik ?. Disini ada berbagai macam sayuran dan buah. Silahkan dipilih nona”.
Lisa : (Dengan narsisnya) “Eh...terima kasih sudah dibilang cantik, dan saya merasa sangat cantik (berkaca lama)”.
Yongky : “Jadi beli apa tidak non”.
Lisa : “Jadi dong Bang. Tolong sediakan 2 bungkus sayuran untuk Soup”.
Yongky : “Ok, tunggu sebentar ya non. Saya akan bungkus dulu sayurannya” (senyum ramah).
            Sambil menunggu penjual sayur membungkus pesanannya, Lisa dengan cerianya mengeluarkan kamera kesayangannya untuk berfoto di pasar. Pada saat yang bersamaan, di seberang jalan ada seorang laki-laki paruh baya yang sedang bingung mondar-mandir. Bersamaan itu, laki-laki tersebut melihat Lisa yang sedang asyik berfoto.
Jacky : (Sambil telunjuk tangan) “Aha...Itu yang aku cari”.
            Dengan bersemangatnya laki-laki itu pun menghampiri Lisa yang sedang asyik berfoto.
Jacky : “Hai, nona cantik. Boleh berkenalan ?”.
Lisa : “Owh... boleh sekali, namaku Lisa Woodley. Kalau nama abang siapa ?”.
Jacky : (sambil jabat tangan) “Oh ya, perkenalkan nama saya Jacky James”.
Lisa : “Apa yang membuat Abang ingin berkenalan dengan saya ? Apa ada maksud lain?”.
Jacky : “Tidak ada sih. Hanya saja senyum di wajahmu itu menginspirasi saya untuk mengenalkan kamu dengan seorang pelukis yang saya kenal dan menurut saya cukup terkenal di kalangan masyarakat”.
Lisa : “Saya masih tidak mengerti dengan yang Abang maksud tadi”.
Jacky : “Oke... maksud saya adalah apakah kamu mau menjadi model dari lukisan teman saya?. Kalau kamu mau akan saya kenalkan dengan dia, dan jika lukisan itu terkenal maka kamu juga akan saya beri uang yang cukup menggiurkan sesuai dengan jumlah penjualan lukisan tersebut”.
Lisa : “Sepertinya saya tidak butuh. Kan saya sudah punya kamera 360” (sambil memamerkan kameranya ).
Yongky : “Non, ini pesanannya” (memberikannya kepada Lisa).
Lisa : “Terima kasih Abang” (menerima pesanan dan beranjak pergi).
Jacky : (Dengan sigap dia memegang tangan Lisa) “Please... jangan tolak tawaran saya. Saya adalah tipe orang yang tidak memberikan kesempatan kedua kalinya untuk orang lain, kecuali untuk kamu. Karena kamu memang model yang cocok untuk lukisan ini. Tolong... pikirkan sekali lagi” (dengan wajah memohon).
Lisa : “Oke, akan saya pikirkan”.
            Selama beberapa menit menimbang-nimbang akhirnya dia memutuskan...
Lisa : “Oke. Saya menerima tawaran tersebut, tetapi ada syaratnya”.
Jacky : “Apa Lisa ?” (mulai tersenyum).
Lisa : “Jangan karena saya setuju Abang melakukan seenaknya diluar yang tadi Abang bilang”.
Jacky : ”Oke, saya akan jaga kepercayaanmu. Kapan kamu bisa menemui teman saya ?”.
Lisa : “Besok saja. Saya tidak bisa hari ini karena saya masih harus memasak dan masih membersihkan rumah serta saya ingin bersantai di rumah”.
Jacky : “Baiklah. Besok jam berapa dan dimana kita akan bertemu ?”.
Lisa : “Jam 07.00 di perempatan Jalan Lordox”.
Jacky : “Terima kasih karena sudah menerima tawaran saya”. (sambil menjabat tangan Lisa dan tersenyum). Saya tunggu kedatangannya besok (sambil menunjuk jam tangan) Bye ...
Lisa : “Sama-sama, titi dijeh yaa ..”
Dengan perginya Jacky dari pasar, Lisa juga beranjak pergi menuju rumahnya.
            Di sebuah rumah sederhana, Ibu Da Vinci sedang merajut baju dan menyanyi di teras rumahnya. Ditemani bersama istri Da Vinci yang baik hati dan sederhana .
Rosalinda : “Ibu, aku pernah berfikir kapan Da Vinci bisa menjadi pelukis yang terkenal ?” (sambil menerawang melihat awan).
Lorena : “Ibu juga pernah berfikir seperti itu. Tenang saja, pasti ada waktu untuk Da Vinci menjadi pelukis yang terkenal walaupun itu membutuhkan waktu yang lama ataupun cepat”.
Rosalinda : “Ibu, jika Da Vinci menjadi pelukis yang terkenal apa yang ingin kamu berikan untuknya ?”.
Lorena : “Tidak ada. Ibu hanya ingin mengatakan jika kamu Da Vinci sudah menjadi pelukis yang sukses dengan lukisan-lukisanmu itu, jangan pernah kamu menjadi orang yang sombong atas kekayaanmu. Ingatlah bahwa dahulu hidupmu itu seperti apa, dan jangan pernah berhenti untuk beramal kepada orang yang membutuhkan”.
Rosalinda : “Apakah ibu akan mengatakannya sekarang ?”.
Lorena : “Tidak Rosalinda. Ibu akan bilang pada saat yang tepat. Hari ini kamu memasak apa?”.
Rosalinda : “Tempe bacem dan Krupuk Blek”.
Lorena : “Kalau begitu segera siapkan di atas meja makan karena setelah ini kita akan makan siang bersama”.
Rosalinda : “ Oke Mam..” (beranjak pergi menuju dapur).
            Selang beberapa menit datanglah Jacky.
Jacky : “Assalamualaikum”.
Lorena : “Waalaikumsalam. Oh... Jacky, mari masuk”.
Jacky : “Iya Bu..” (duduk dikursi).
Lorena : “Apa yang membawamu kemari ?”.
Jacky : “Saya tadi bertemu dengan seorang model yang menurut saya cocok untuk tema lukisan Da Vinci”.
Lorena : “Tema lukisan ?. Apa yang kamu maksud nak ?”.
Jacky : “Ibu belum tahu kalau Da Vinci ikut lomba melukis yang bertempat di Museum Grand Hall Italia ?”.
Lorena : “Belum, nanti saya akan tanya lebih jelasnya ke Da Vinci”.
Jacky : “Bolehkah saya bertemu dengan Da Vinci ?”.
Lorena : “Oh boleh.. sebentar (suara agak keras). Rosalinda... panggil suamimu kesini”.
            Sesaat kemudian muncullah Rosalinda.
Rosalinda : “Oh iya mam, Da Vinci berpesan kepada saya kalau tadi pagi dia mencari tempat baru yang akan dia jadikan sebagai tempat pameran lukisannya. Mungkin sore nanti dia baru pulang”.
Jacky : “Oh baiklah kalau begitu, saya akan menemuinya besok saja karena saya juga ada janji dengan calon promotor lukisan Da Vinci”.
Lorena : “Baiklah. Kalau begitu hati-hati dijalan”.
Jacky : “Iya ibu, Assalamu’alaikum”.
Lorena : “Wa’alaikumsalam”.
            Menjelang sore, Da Vinci tiba dirumah.
Da Vinci : “Assalamualaikum” (membawa banyak lukisan).
Lorena+Rosalinda : “Wa’alaikumsalam”.
Rosalinda : “Apa kamu sudah menemukan tempat untuk pameran besok ?”.
Da Vinci : “Sudah, besok tinggal membawa alat-alat lukisannya saja”.
Rosalinda : “Aku buatkan kopi ya”.
Da Vinci : “Iya.. yang enak ya sayang”.
Rosalinda : “Iya sayang. Apa sih yang tidak enak untuk kamu” (sambil tersipu malu).
Lorena : “Melihat kamu dengan istrimu tadi ibu jadi ingat waktu masih dengan ayahmu dulu. Oh ya, tadi temanmu yang bernama Jacky datang ke rumah, dia bilang bahwa sudah menemukan model yang cocok untuk tema lukisanmu. Memangnya tema lukisanmu itu apa ?”.
Da Vinci : “Tema lukisan itu tentang ekspresi wajah seseorang boleh wajah laki-laki ataupun wajah perempuan. Tetapi saya meminta Jacky untuk mencari model perempuan karena menurut saya ekspresi wajah perempuan lebih terkesan eksotis”.
Rosalinda : (datang dengan membawa kopi) “Kamu memang berbakat jadi pelukis sayang”.
Da Vinci : “Terima kasih sayang, karena sudah mendukung saya untuk ikut lomba ini”.
Rosalinda : “Iya, semoga kamu menang dalam lomba ini”.
Da Vinci : “Aamiin” (Ibu tersenyum sendiri melihat kemesraan mereka).
            Keesokan harinya di perempatan Jalan Lordox.
Jacky : “Dimana Lisa ? Sudah jam 7 lebih dia masih belum datang. Apa dia membohongiku ?” (bingung melihat ke arah jam tangannya).
            Tiba-tiba ...
Lisa : “Hai Jacky !! Sudah lama menunggu ?”.
Jacky : (agak kaget dan berbalik ke arah suara tersebut) “Lisa !! Tidak kok, ayo kita langsung saja pergi ke pameran lukisan milik Da Vinci”.
Lisa : “Oke ..”.
            Sesampainya di pameran, Lisa dan Jacky disambut hangat oleh Da Vinci .
Da Vinci : “Hai Jacky.. apa kau membawa model yang kau bicarakan dengan ibuku kemarin ?”.
Jacky : “Iya ini dia ikut bersamaku. Modelnya bernama Lisa Woodley”.
Da Vinci : “Mana modelnya ?”.
Jacky : “Lisa, kenalkan ini Da Vinci, dan Da Vinci ini Lisa” (keduanya saling menjabat tangan).
Loberto : “Da Vinci, lukisanmu sudah aku tata di pameran. Lihat..., Apakah ada yang kurang ?”.
Da Vinci : “Tidak usah, kamu sudah menjadi teman kerjaku selama ini. Jadi aku pun tahu jika pekerjaanmu pasti baik”.
Loberto : “Oke..”.
Da Vinci : ”Loberto, bisakah kau menolongku untuk mengambil kanvas lukisan serta alat-alat lukisnya ?”.
Loberto: “Sebentar, akan saya ambilkan”.
Da Vinci : “Lisa, silahkan duduk”.
Lisa : “Oke” (beranjak duduk).
Da Vinci : “Jacky, bagaimana hasil pertemuanmu dengan promotorku ?”.
Jacky : “Promotormu bernama William Luxemburg. Dia hanya bisa mendanai dalam hal perlombaan saja.”
Da Vinci : “Tidak masalah. Hanya saja jika aku nanti menang dalam perlombaan ini, siapa yang akan mendanai lukisanku ? Percuma aku ikut lomba ini jika nantinya lukisanku tidak ada yang mempromosikan” (dengan wajah sedih).
Liberto : (sambil membawa alat-alat lukis) “Hai bro.. jangan bersedih, pasti akan ada promotor yang mau mendanai lukisanmu jika nanti kau menang. Aku juga akan berusaha membantu mencarikan promotor untukmu”.
Da Vinci : “Terima kasih Liberto, selain kamu menjadi teman kerjaku, kamu juga dapat diandalkan” (menepuk bahu Liberto).
Liberto : “Sama-sama Da Vinci”.
Lisa : “Ehmm..., maaf. Saya hanya bisa membantu dengan memaksimalkan senyuman di wajahku. Tidak apa-apa kan, hehe....” (pose narsis).
Da Vinci hanya tersenyum mendengar kata Lisa. Setelah itu, Da Vinci menyiapkan kanvas dan peralatan lainnya untuk melukis, sedangkan Lisa memposisikan dirinya di depan kanvas yang berposekan kesederhanaan dalam senyumannya. Dengan sigapnya Da Vinci melukis senyuman Lisa denga fasih. Karena konsentrasinya dalam melukis, akhirnya lukisan tersebut selesai dengan hasil yang luar biasa.
Liberto : “Wow.. ini adalah lukisan paling indah yang pernah kamu buat”.
Jacky : “Benar. Aku tidak salah mendaftarkanmu untuk mengikuti lomba besok” (sambil menepuk pundak Da Vinci).
Lisa : “Wow, aku tidak menyangka lukisannya bagus sekali. Tetapi tetap tidak mengalahkan kecantikan asliku kok.” (sambil mengaca dan dari perkataan tersebut membuat semua orang tertawa).
Lisa : “Hei, memangnya saya lucu. Kenapa kalian tertawa ?”.
Da Vinci : “Tidak apa-apa” (memandang teman-temannya yang masih tertawa).
            Hari perlombaan pun tiba. Pada pagi hari  Promotor dan Jacky sudah berada di rumah Da Vinci untuk bersiap berangkat bersama ke tempat perlombaan diadakan.
William : “Perkenalkan, saya adalah promotormu William Luxemburg”.
Da Vinci : “Terima kasih tuan sudah mau menjadi promotor saya. Ternyata tuan sudah cukup banyak mengetahui tentang saya”.
William : “Iya, saya tau semua tentang kamu dari Jacky, teman kamu”.
            Da Vinci menghampiri ibunya.
Da Vinci : “Ibu, doakan saya bisa memenangkan perlombaan ini agar aku menjadi pelukis yang terkenal”.
Lorena : “Iya anakku. Ibu akan selalu mendoakanmu. Jika kamu sudah menjadi seorang pelukis yang terkenal, jangan lupakan teman-temanmu yang sudah membantumu, jangan menjadi sombong, dan juga selalu beramal untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan oke”.
Da Vinci : “Iya bu.. terima kasih” (sambil mencium tangan ibunya dan menghampiri istrinya yang berada di samping ibunya).
Da Vinci : “Sayang, doakan aku agar bisa memenangkan  lomba ini dan nanti aku akan membahagiakan keluarga kita”.
Rosalinda : “Iya sayang, pasti aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu” (mengusap bahu Da Vinci dengan halus).
William : “Oh aku merasa terharu melihat kalian. Waktu kita sudah tidak lama lagi, mari kita segera berangkat”.
Da Vinci+jacky : “Ayo”.
            Da Vinci melambaikan tangan kepada ibu dan istrinya.
Akhirnya mereka pergi dan sesampainya disana, Da Vinci menjadi tidak percaya diri karena setelah memasuki museum tersebut jejeran lukisan yang dipamerkan sangat bagus dari pada lukisannya. Sehingga dia merasa tidak akan memenangkan perlombaan ini.
Da Vinci : (Dengan suara lirih) “aku tidak mungkin bisa menang dalam perlombaan ini. Lihatlah... lukisanku paling jelek disini dan paling tidak menarik dibandingkan lukisan-lukisan lainnya”.
William : “Apa yang kau katakan, janganlah mudah menyerah seperti itu. Ingatlah, setiap orang pasti memiliki perspektif dan selera yang berbeda-beda dalam menilai estetika suatu lukisan. Percayalah kamu pasti akan menang” (menatap Da Vinci dengan keyakinan).
Jacky : “Iya, semoga saja juri memilih lukisanmu dan dapat memenangkan perlombaan kali ini. Sekarang, cepat tempelkan lukianmu di tempatnya”.
            Setelah menata lukisannya, beberapa juri datang untuk menilai setiap karya lukisan yang diperlombakan banyak orang termasuk milik Da Vinci.
Setelah penilaian, akhirnya juri mengumumkan karya lukisan yang memenangkan perlombaan tersebut. Dengan cemas Da Vinci mendengarkan para juri yang mengumumkan pemenangnya.
Liliana : “Para hadirin yang saya hormati dan yang saya banggakan, disini saya sebagai salah satu juri yang bernama Liliana Inct akan mengumumkan pemenang dalam perlombaan hari ini. Sebelum saya mengumumkan pemenangnya, saya akan menjelaskan prosedur dalam perlombaan ini. Yang pertama bagi para pelukis yang tidak memenangkan perlombaan akan diberi kompensasi 20% dari uang pendaftaran. Kedua, bagi pelukis yang menjadi pemenang akan diberi hadiah sebesar 2 miliar dan mendapatkan hadiah spesial berupa promotor yang mendampingi pemenang sampai lukisannya terkenal ke mancanegara. Baiklah, tanpa basa-basi saya akan mengumumkan siapa pemenang lomba hari ini. Dan pemenangnya adalah ... Leonardo Da Vinci dengan karya lukisannya yang berjudul “Senyuman Monalisa”. Dipersilahkan kepada Leonardo Da Vinci untuk naik ke atas panggung”.
            Tanpa sadar Da Vinci meneteskan air matanya diiringi dengan dipeluknya Willian dan Jacky. Setelah itu Da Vinci naik ke atas panggung untuk mengambil hadiah dan bersalaman dengan para juri dan promotor barunya.
Liliana : “Bagaimana perasaanmu menjadi pemenang hari ini ?”.
Da Vinci : “Saya tidak tahu harus bilang apa karena saya bingung harus bilang apa. Saya terkejut dan gembira”.
Liliana : “Apa kamu ingin berkomentar mengenai perlombaan hari ini ?”.
Da Vinci : “Ada. Untuk semua pelukis yang sudah mengikuti perlombaan ini jangan merasa gagal dan menyerah, tetapi hari ini jadikan motivasi agar nanti bisa menjadi pelukis yang terkenal. Dan untuk ibu, istri, teman-teman dan promotor saya, terima kasih karena kalian sudah mendukung dan menyemangati saya. Tanpa kalian saya mungkin tidak dapat berdiri disini menjadi pemenang. Tidak lupa kepada Lisa yang menjadi model lukisan saya”.
Liliana : “Oh..., kata-katanya membuat saya terharu. Baiklah, sebelum acara ini diakhiri terima kasih kepada kalian para peserta yang telah berpartisipasi dalam lomba ini. Kami selaku panitia dan para juri mohon maaf apabila ada kesalahan kata maupun perbuatan. Sekali lagi terimakasih”.
            Beberapa bulan kemudian, nama Leonardo Da Vinci melejit sampai ke luar negeri. Leonardo Da Vinci sudah bisa membeli rumah dan mobil sendiri dengan hasil menjual karya-karya lukisannya. Dia juga mendirikan yayasan untuk penampungan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Tidak lupa kepada para teman-temannya, Lisa dan promotor juga diberikan kompensasi yang sesuai dengan penjualan lukisannya. Akhirnya, Leonardo Da Vinci menjadi seorang pelukis yang terkenal dan bahagia dengan kehidupannya sekarang.

-THE END-

NASKAH DRAMA DALAM BAHASA INGGRIS

1. Mas Yono as Loberto Van de Grid = Work + Friends Close Friends Leonardo Da Vinci

2. Ananda Dita PY as Liliana Inct = Competition Jury
3. Sayyidu Mala Muzaqqi as Jacky James = Work Friends of Leonardo Da Vinci
4. Faithful Ningrum as Lisa Woodley = Monalisa
5. Uzlifatul Jannah as Rosalinda de Amour = wife of Leonardo Da Vinci
6. Rizal Abidin Zaky as William Luxemburg = Promoter during the Competition
7. Yongky Choirudin as Leon de Vogh = Sales + fruit vegetables in the market, and the promoter of Leonardo Da Vinci
8. Yuliarti KP Selli as Lorena Maudrey = Mother Leonardo Da Vinci
9. Zafriadi as Leonardo Da Vinci = famous painter

Play Script
Once upon a time, in a village called "Laviosa", Italy there is a history that reveals the secret behind the smile the smile Beautiful Flower Village and save a million mystery.
Sunny morning flower village named Lisa Woodley're going to market with a cheerful heart. On his way, he look around groceries what would he make the diet for today at home.
Lisa: (pause while looking around and said to myself) "Cook what is it today?, I'm confused". (As I look around again, he finally found the groceries what would he cook at home).
Approached greengrocer ...
Yongky: "Buy what a beautiful lady?. Here there are various kinds of vegetables and fruits. Please chosen lady ".
Lisa: (With narcissistic) "Uh ... thank you spelled out pretty, and I felt very beautiful (old glass)".
Yongky: "So what do not buy non".
Lisa: "So dong bang. Please provide 2 packs vegetables for Soup ".
Yongky: "Ok, wait a minute yes non. I will first wrap the vegetables "(a friendly smile).
While waiting for the order to wrap a vegetable seller, Lisa with cheerful issuing his favorite camera to take pictures in the market. At the same time, across the street there was a middle-aged man who was confused pacing. Alongside it, the man saw Lisa who is eager to take pictures.
Jacky: (With a hand index) "Aha ... That's what I'm looking for".
With excited men went up to Lisa who is eager to take pictures.
Jacky: "Hey, pretty lady. Can I get to know you? ".
Lisa: "Owh ... may all, my name is Lisa Woodley. If the name of brother who? ".
Jacky: (with a handshake) "Oh yes, introduce my name is Jacky James".
Lisa: "What makes a brother wanted to meet with me? Is there another purpose? ".
Jacky: "There is no hell. It's just a smile on your face that inspired me to introduce you to an artist that I know and I think quite well known in the community ".
Lisa: "I still do not understand the intent was that Brother".
Jacky: "Okay ... what I mean is if you want to be a model of painting my friend ?. If you want to be me introduce to him, and if the painting was famous then you also will I give a fairly lucrative money according to the amount of the sale of the painting ".
Lisa: "I guess I do not need. I've got the camera 360 "(while showing off camera).
Yongky: "Non, this is the order" (give it to Lisa).
Lisa: "Thank you Brother" (accept orders and moved away).
Jacky: (Deftly she holds hands Lisa) "Please ... do not reject my offer. I am the type of person who does not give a second chance to others, except for you. Because you are indeed a suitable model for this painting. Please ... think again "(with a pleading face).
Lisa: "Okay, I'll think".
For a few minutes pondering the end he decided ...
Lisa: "Okay. I accepted the offer, but there are conditions ".
Jacky: "What is Lisa?" (Starts to smile).
Lisa: "Not because I agree brother did was go around the outside of Abang said".
Jacky: "Okay, I will keep your confidence. Whenever you can see my friend? ".
Lisa: "Tomorrow. I can not today because I still have to cook and clean the house, and I still want to relax at home ".
Jacky: "All right. Tomorrow at what time and where we are going to meet? ".
Lisa: "At 07:00 at the intersection of Jalan Lordox".
Jacky: "Thank you for accept my offer." (Shaking hands and smiling Lisa). I am waiting for his arrival tomorrow (pointing watches) Bye ...
Lisa: "Equally, titi DIJEH yaa .."
Jacky's removal from the market, Lisa also turned to go to his house.
In a modest house, Mrs. Da Vinci was knitting clothes and singing on the porch of his house. Accompanied with his wife Da Vinci kind and simple.
Rosalinda: "Mom, I never thought when Da Vinci could be a famous painter?" (Dreamily watch the clouds).
Lorena: "I also never thought like that. Relax, there must be time for Da Vinci became famous painter although it takes a long time or quickly ".
Rosalinda: "Mom, if Da Vinci became famous painter what would you give him?".
Lorena: "Nothing. Mom just wanted to say if you Da Vinci has become a successful painter painting-painting it, do not you be the one gloating over your wealth. Remember that once your life is like, and never cease to do good to people in need ".
Rosalinda: "What mother would say now?".
Lorena: "Not Rosalinda. Mother would say at the right time. Today you cook what? ".
Rosalinda: "Tempe bacem and chips Blek".
Lorena: "Then immediately set up on the dining table because after this we will have lunch together."
Rosalinda: "Okay Mom .." (moved away towards the kitchen).
After a few minutes came Jacky.
Jacky: "Assalamualaikum".
Lorena: "Waalaikumsalam. Oh ... Jacky, let's go in. "
Jacky: "Yes ma'am .." (sitting in a chair).
Lorena: "What brings you here?".
Jacky: "I had met a model I think is suitable for the theme of painting Da Vinci".
Lorena: "The theme of the painting?. What do you mean, son? ".
Jacky: "I do not know if the Da Vinci painting contest held at the Grand Hall Museum Italian?".
Lorena: "Not yet, then I will ask more details to Da Vinci".
Jacky: "May I meet with Da Vinci?".
Lorena: "Oh allowed .. briefly (sounds a bit harsh). Rosalinda ... call your husband here ".
A moment later came Rosalinda.
Rosalinda: "Oh yes mam, Da Vinci advised me this morning that he was looking for a new place which he would use as a painting exhibition. Maybe he just got home this afternoon ".
Jacky: "Oh, well then, I'll see him tomorrow just because I also have an appointment with a potential promoter Da Vinci painting".
Lorena: "All right. Then carefully street ".
Jacky: "Yes mother, Assalamu '.
Lorena: "Wa'alaikumsalam".
By late afternoon, Da Vinci arrived home.
Da Vinci: "Assalamualaikum" (bring lots of paintings).
Lorena + Rosalinda: "Wa'alaikumsalam".
Rosalinda: "Have you already found a place to exhibit tomorrow?".
Da Vinci: "Already, tomorrow stayed bring any painting tools".
Rosalinda: "I make coffee yes".
Da Vinci: "Yes .. that is good yes dear".
Rosalinda: "Yes dear. What the hell are not good for you "(as she blushed).
Lorena: "Seeing you with your wife before you became remember when I was with your father. Oh yes, the last friend named Jacky came to the house, he said that had found a suitable model for the theme of painting. Did theme painting was what? ".
Da Vinci: "The theme of the painting on a person's facial expression may face male or female face. But I asked Jackie to look for a female model because I think women are more impressed facial expression exotic ".
Rosalinda: (comes with the coffee) "You are so talented painter dear".
Da Vinci: "Thank you dear, because it has supported me to join this race".
Rosalinda: "Yes, I hope you win in this race".
Da Vinci: "Aamiin" (Mother smile to myself see their romance).
The next morning at the intersection of Jalan Lordox.
Jacky: "Where is Lisa? Already at 7 over he still has not come. Did he lie to me? "(Confused look toward his watch).
Suddenly ...
Lisa: "Hi Jacky !! It's been a long wait? ".
Jacky: (somewhat startled and turned toward the voice) "Lisa !! Not really, let's just go to the exhibition of paintings owned by Da Vinci ".
Lisa: "Okay ..".
Arriving at the show, Lisa and Jacky warmly welcomed by Da Vinci.
Da Vinci: "Hi Jacky .. what do you bring the model you're talking with my mom yesterday?".
Jacky: "Yes, he's coming with me. The model named Lisa Woodley ".
Da Vinci: "Where's the model?".
Jacky: "Lisa, meet Da Vinci, and Da Vinci's Lisa" (the two are shaking hands).
Loberto: "Da Vinci, already I'm planning on painting exhibition. See ..., Is there any less? ".
Da Vinci: "No, you've become friends my work over the years. So I knew if it works, it must be good ".
Loberto: "Okay ..".
Da Vinci: "Loberto, can you help me to take the canvas and painting tools?".
Loberto: "Wait, I'll go".
Da Vinci: "Lisa, please sit down".
Lisa: "Okay" (sat up).
Da Vinci: "Jacky, how the results of your meeting with promotorku?".
Jacky: "Promotormu named William Luxemburg. He could only fund in terms of the race course. "
Da Vinci: "No problem. Only if I'll win this race, who will fund the paintings? Useless I joined this race if no one painting will promote "(sad face).
Liberto (carrying the tools of painting) "Hi bro .. do not be sad, there would be a promoter that is willing to fund your painting later if you win. I'm also going to try to help find a promoter for you ".
Da Vinci: "Thank you Liberto, in addition to my work you become friends, you also reliable" (tapped Liberto).
Liberto: "Equally Da Vinci".
Lisa: "Ehmm ..., sorry. I can only help to maximize a smile on my face. Not anything right, hehe .... "(poses narcissistic).
Da Vinci just smiled at said Lisa. After that, Da Vinci prepared canvas and other equipment for the paint, while Lisa positioned himself in front of the canvas that berposekan simplicity in her smile. With sigapnya Da Vinci painted the premises fluent Lisa smile. Because of its concentration in painting, the painting finally completed with remarkable results.
Liberto: "Wow .. this is the most beautiful painting you ever made".
Jacky: "Correct. I'm not one of signing you up for the race tomorrow "(patting his shoulder Da Vinci).
Lisa: "Wow, I did not expect a nice painting. But it still does not beat my real beauty really. "(While the mirror and from the words made everyone laugh).
Lisa: "Hey, I memangnya funny. Why are you laughing? ".
Da Vinci: "It's okay" (looking at his friends were still laughing).
Race day arrived. On the morning of the Promoter and Jacky was home Da Vinci to start off together into the race was held.
William: "Introducing, I was my promotor , My Name is William Luxemburg".
Da Vinci: "Thank you lord I've wanted to be a promoter. It turns out that the host has been quite a lot to know about me ".
William: "Yes, I know all about you from Jacky, your friend".
Da Vinci to his mother.
Da Vinci: "Mother, pray for me to win this race so that I become a famous painter".
Lorena: "Yes my son. Mom will always pray for you. If you're already a famous painter, do not forget your friends who have helped you, do not be arrogant, and also always do good to those who need assistance okay ".
Da Vinci: "Yes ma'am .. thank you" (as he kissed her hand and approached his wife who was on his mother's side).
Da Vinci: "Honey, I pray to be able to win this race and I'll be happy our family".
Rosalinda: "Yes dear, I will always wish the best for you" (rubbed shoulders with fine Da Vinci).
William: "Oh, I was touched to see you. Our time is no longer, let's get going ".
Da Vinci + jacky: "Come".
Da Vinci waved to his mother and wife.
Finally they go and when he got there, Da Vinci became less confident because after entering the museum lined paintings exhibited very nice of the paintings. So he was not going to win this race.
Da Vinci: (In a low voice) "I could not win in this race. Behold ... the ugliest painting here and least attractive than other paintings ".
William: "What do you say, do not easily give up like that. Remember, each person must have perspective and different tastes in assessing the aesthetic of a painting. Trust me you will win "(staring Da Vinci with confidence).
Jacky: "Yeah, let's hope the jury chose painting and can win the race this time. Now, quickly paste lukianmu in its place ".
After arranging his paintings, some judges come to assess any paintings competed many people including those of Da Vinci.
After assessment, the judges announced the paintings that won the race. Da Vinci anxiously listening to the judges who announced the winner.
Liliana: "Ladies and Gentlemen, and I'm proud, I am here as one of the judges who named Liliana Inct will announce the winner in the race today. Before I announce the winner, I will explain the procedure in this race. The first is for the painter who did not win the race will be compensated 20% of the registration fee. Secondly, for the painter who became the winner will be given a prize of 2 billion and get a special gift in the form of the promoter which accompany the winner to the famous paintings abroad. Well, without further ado I will announce the winner of today's race. And the winner is ... the works of Leonardo Da Vinci painting entitled "Mona Lisa Smile". Welcome to Leonardo Da Vinci's up on stage ".
Unconsciously Da Vinci tears in his eyes accompanied by Willian hugged and Jacky. After that Da Vinci climbed onto the stage to take a gift and shake hands with the judges and his new promoter.
Liliana: "How do you feel to be a winner today?".
Da Vinci: "I do not know what to say because I am confused what to say. I was surprised and delighted ".
Liliana: "Do you want to comment on the race today?".
Da Vinci: "There. For all the artists who have followed this race do not feel like a failure and give up, but today made the motivation that could later become a famous painter. And for the mother, wife, friends and my promoter, thank you because you have supported and encouraged me. Without you I might not be able to stand here to be the winner. Do not forget to Lisa who becomes a model of my painting ".
Liliana: "Oh ..., his words made me cry. Well, before this event ends thanks to you the participants who have participated in this contest. We as the committee and the judges apologize if there are errors word and deed. Once again, thank you ".
A few months later, the name of Leonardo Da Vinci skyrocketed to overseas. Leonardo Da Vinci was able to buy a house and a car alone with the results of selling the works of painting. He also set up a foundation to shelter those who need help. Do not forget to his friends, Lisa and promoters are also compensated in accordance with the sale of his paintings. Finally, Leonardo Da Vinci became a famous painter and happy with life right now.

-THE END-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH MASUKNYA AGAMA KONGHUCU DI INDONESIA

Kamu yang Kusayang

MENGINAP SAMBIL MENGENANG MASA LALU: FENDI’S GUEST HOUSE MALANG