KISAH PERJALANAN HIDUP KELUARGA BAPAK SUWARNO


KISAH PERJALANAN HIDUP KELUARGA BAPAK SUWARNO


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR INDIVIDU MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Ibu Indah W. P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd


Oleh :
Yuliarti Kurnia Pramai Selli
(140731606196)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PRODI S1 PENDIDIKAN SEJARAH
November 2014

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan tugas matakuliah Pengantar Ilmu Sejarah dengan makalah historiografi keluarga yang berjudul “Kisah Perjalanan Hidup Keluarga Bapak Suwarno”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kepada Ibu Indah. W. P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd selaku pembimbing, yang senantiasa memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian tugas makalah ini. Kepada keluarga penulis yang telah mendukung dalam perjuangan cita-citanya. Tidak lupa kepada teman-teman yang telah memberikan informasi dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penulis untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna untuk menambah pengetahuan sosial serta bermanfaat untuk kedepannya.


Malang, November 2014

Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................  i
DAFTAR ISI .......................................................................................................  ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................  1
1.1  Latar Belakang ...............................................................................................  1
1.2  Rumusan Masalah ..........................................................................................  1
1.3  Tujuan ............................................................................................................  1
1.4  Manfaat ..........................................................................................................  2
1.5  Metode Sejarah ..............................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................  6
2.1  Sejarah Awal Kehidupan Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati dalam Menafkahi Anak-Anaknya  6
2.2  Penyebab dan Dampak Terjadinya Peristiwa Kebakaran Rumah Bapak Suwarno           8
2.3  Kehidupan Keluarga Bapak Suwarno setelah Terjadi Peristiwa Kebakaran Rumah        9
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 11
3.2 Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................ 12
LAMPIRAN ....................................................................................................... 14



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Keluarga adalah pembentukan karakter individu atau interaksi sosial dalam ruang lingkup yang paling kecil atau sederhana. Di dalam keluarga, kita mulai menanamkan sejarah masing-masing individu dan mulai mengenalnya. Tanpa keluarga, sejarah tidak akan terpahami di dalam kehidupan.
Dalam hal ini, penulis ingin menceritakan secara terperinci tentang sejarah keluarga yang berjuang dan bangkit dalam kepedihan tantangan hidup. Dalam makalah ini, penulis akan bercerita tentang perjuangan keluarga dalam pencapaian cita-cita penulis.
Penulis mengambil tema “Kisah Perjalanan Hidup Keluarga Bapak Suwarno”, karena selama hidup kita, yang berperan penting hanyalah keluarga dengan selalu disisi kita, baik suka maupun duka. Oleh karena itu, dengan makalah ini penulis akan menceritakan kisah sejarah keluarganya.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah awal kehidupan Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati dalam menafkahi anak-anaknya ?
2.      Bagaimana penyebab dan dampak terjadinya peristiwa kebakaran rumah Bapak Suwarno ?
3.      Bagaimana kehidupan keluarga Bapak Suwarno setelah terjadi peristiwa kebakaran rumah ?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui sejarah awal kehidupan Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati dalam menafkahi anak-anaknya.
2.      Dapat memahami penyebab dan dampak terjadinya peristiwa kebakaran rumah.
3.      Dapat menjelaskan kehidupan keluarga Bapak Suwarno setelah terjadi peristiwa kebakaran rumah.

1.4  Manfaat
1.      Dapat mengetahui sejarah keluarga Bapak Suwarno mulai dari nol, sampai sukses, dan harus bangkit lagi dari peristiwa kebakaran rumahnya.
2.      Dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai kehidupan dari setiap peristiwa yang dialami oleh Keluarga Suwarno.
3.      Dapat termotivasi untuk lebih gigih dan pantang menyerah dalam menjalani kehidupan walaupun tidak semudah seperti yang dibayangkan.
1.5  Metode Sejarah
1.      Heuristik
Penulis memperoleh data dengan melalui metode wawancara dengan anggota keluarga, koran, foto-foto, lampiran-lampiran file (sumber primer) dengan contoh makalah sejarah keluarga untuk dijadikan sebagai pandangan atau susunan makalah ini (sumber sekunder).
Narasumber pertama bernama Suwarno dari Pucangsari yang sekarang bertempat tinggal di Purwosari, Pasuruan. Dari wawancara tersebut hasilnya adalah mengenai bagaimana Bapak Suwarno bertemu dengan istrinya dan penjelasan tentang kebakaran rumah Bapak Suwarno. Narasumber kedua bernama Ibu Endang Mariati dari Blitar (orang tua asli Malang, tetapi dari kecil sudah dirawat oleh Ibu Angkat, yang bernama Alm. Ibu Sugiati) dan sekarang bertempat tinggal di Purwosari, Pasuruan. Hasil wawancaranya adalah mengenai bagaimana usaha home industry dari nol hingga titik kesuksesan dan jatuh ke bawah karena suatu musibah.
Narasumber ketiga adalah Mega Merdeka Wati, anak pertama dari keluarga Bapak Suwarno yang sekarang menempuh kuliah di Universitas Negeri Malang, prodi S1 Manajemen, semester 5. Hasil wawancaranya mengenai usaha orang tua dalam mensupport cita-citanya. Narasumber keempat bernama Yuliarta Kurnia Pramai Sella, sekarang menempuh kuliah di Universitas Brawijaya, prodi S1 Administrasi Perpajakan, semester 1. Hasil wawancaranya membahas tentang peran penting orang tua dalam mendidik anak. Dan narasumber terakhir adalah saya sendiri, yaitu Yuliarti Kurnia Pramai Selli, sedang menempuh kuliah di Universitas Negeri Malang, prodi S1 Pendidikan Sejarah, semester 1. Hasil wawancaranya adalah membahas tentang pentingnya motivasi dan dorongan dari orang tua dalam pencapaian cita-cita kita.
2.      Kritik
a.       Kritik Internal
Dari wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa dulu Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati saling mencintai karena saling bertemu saat liburan ke Pucangsari, yang dulunya Bapak tersebut bekerja sebagai ojek. Kedua, usaha keluarga Bapak Suwarno, yaitu membuat tong sampah dari ban bekas termasuk sukses, karena sampai menjadi home industry. Dan penyebab kebakaran rumah tersebut dipastikan karena dibakar oleh orang yang iri dengan keberhasilan Keluarga Bapak Suwarno dalam menitih usahanya dari nol hingga sukses.
Dulunya memang dusun yang jadi tempat tinggal Keluarga Suwarno kurang maju dan Keluarganya merupakan pendatang dari dusun tersebut, yaitu Dusun Kemantren. Selain itu, menurut hasil wawancara ketiga anaknya pasca kebakaran rumah, mereka mengatakan bahwa dari peristiwa tersebut mereka mendapatkan pengalaman dan memperoleh nilai-nilai kehidupan yang membuat mereka tegar dan mempunyai semangat tinggi untuk meraih kembali kesuksesan tersebut mulai dari nol lagi walaupun dengan jalan yang berbeda, yaitu melaui pendidikan.
a.       Kritik Eksternal
Dari sumber primer (koran) memang dapat dibuktikan bahwa usaha keluarga Bapak Suwarno membuahkan hasil, terbukti dengan Ibu Endang Mariati yang mendapat penghargaan dalam perayaan Hari Kartini di Surabaya.
Barang dagangan tersebut tersebar ke hampir semua wilayah di Jawa Timur, terutama pada Kantor Dinas Kebersihan, Kesehatan, Militer, dan Kantor Kedinasan lainnya. Setelah cukup sukses, rumah Keluarga Bapak Suwarno dibakar oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan diindikasikan iri akan kesuksesan usahanya.
Dari pengalaman peristiwa tersebut, ketiga anaknya sekarang bisa menempuh bangku kuliah yang semuanya diterima di Perguruan Tinggi Negeri di wilayah Malang, yaitu Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya Malang.
3.      Interpretasi (Penafsiran)
Dari data-data atau fakta-fakta yang penulis dapat melalui wawancara, baik dengan sumber primer maupun sekunder dapat ditafsirkan bahwa awal Bapak Suwarno mengenal Ibu Endang Mariati adalah sering berlibur ke Pucangsari yang dulunya Bapak Suwarno bekerja sebagai ojek dan menjadi langganan ojek. Sehingga, mereka saling jatuh cinta dan akhirnya menikah.
Dalam menafkahi ketiga anaknya, Bapak Suwarno dan istrinya mulai menitih usaha dari Bapak istrinya (Bapak Mertua), yaitu membuat tong sampah dari ban bekas. Lambat laun usaha tersebut sukses sampai jadi home industry.
Selain itu, juga membuat alat-alat mobil, pot, sandal, tempat makan sapi (comboran), kampasan, bandulan, dll (yang semuanya terbuat dari ban bekas). Pernah Ibu Endang Mariati mendapatkan penghargaan dalam acara perayaan Hari Kartini di Surabaya (Sayang, thropy plus hadiahnya habis dilalap api).
Rumah yang menjadi tempat tinggal Keluarga Bapak Suwarno sekarang memang dikatakan kurang maju, dalam hal masyarakat yang tidak mau berkembang daan pastinya Keluarganya adalah pendatang.
Sehingga, jika ada orang atau pendatang yang sukses, dipastikan ada yang iri. Dan akibatnya, rumah pun dibakar. Pastinya, orang yang membakar rumah tersebut bukanlah orang jauh tetapi orang yang dekat (tetangga).
Dari peristiwa tersebut, ketiga anaknya dapat melewati masa-masa sulit yang dapat mendewasakan sikap dan pikiran. Dan dengan dorongan orang tua, anaknya sekarang sedang menempuh di bangku kuliah yang semuanya berada di negeri, yaitu di Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya Malang. Itu semua tidak luput dari perjuangan orang tua dalam mendidik anaknya.

4.      Historiografi
Dalam historiografi penulis memulai dengan Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan metode-metode sejarah. Selanjutnya, pada Bab II Pembahasan, membahas tentang inti makalah dalam artian jawaban dari rumusan masalah yang akan dibahas lebih lanjut mengenai historiografi ini. Dan yang terakhir, yaitu Bab III Penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Sejarah Awal Kehidupan Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati dalam Menafkahi Anak-Anaknya
Bapak Suwarno bernama lengkap Suwarno lahir di Pucangsari (Pasuruan) tanggal 04 Juni 1959 (55 Tahun), beliau biasa dipanggil dengan nama akrab Pak No. Bapak beliau bernama Alm. Kaimun dan Ibu beliau bernama Siti Aminah. Tempat tinggal beliau berada di Pucangsari, yaitu bertepatan di lereng Gunung Arjuno.
Pendidikan terakhir Alm. Bapak Kaimun adalah SD, sedangkan Alm. Ibu Siti Aminah tidak sekolah karena pada waktu itu masih zaman penjajahan Belanda dan Jepang, serta pada zaman tersebut orang Indonesia tidak boleh sekolah, kecuali anak bangsawan.
Pak No sendiri pendidikan terakhirnya hanya sampai SD. Beliau tidak melanjutkan ke jenjang SMP karena pada waktu itu jarang teman-temannya yang melanjutkan ke jenjang SMP. Sehingga, lulus dari SD, beliau mengikuti pekerjaan orang tuanya, yaitu bertani, merawat sapi, dan pedagang (pisang, apukat, pepaya / buah-buahan musiman). Selain itu, beliau juga mempunyai pekerjaan sampingan, yaitu sebagai tukang ojek.
Selanjutnya mengenai Ibu Endang. Nama lengkap beliau adalah Endang Mariati, lahir di Malang tanggal 24 Januari 1965 (49 Tahun), biasa dipanggil Bu Endang. Bapak beliau bernama Sanjaya Kunadi (80 Tahun) dan Ibu beliau bernama Sutiani (75 Tahun). Tempat tinggal beliau di Kasin, Malang. Sedangkan Bu Endang sendiri diasuh oleh Ibu Sugiarti di Srengat, Blitar, yang orang tersebut masih kakaknya Bu Sutiani dan beliau tidak mempunyai anak.
Pendidikan terakhir orang tua Bu Endang adalah SD yang bekerja sebagai penjual tong sampah dari ban bekas. Pada suatu hari, Bu Endang berlibur ke tempat saudaranya di Pucangsari dan ojeknya adalah Pak No. Beliau sering berlibur ke sana dan Pak No menjadi langganan ojeknya. Karena saking seringnya ke sana, lama-kelamaan kedua orang tersebut saling jatuh cinta dan melanjutkan ke jenjang pernikahan, yaitu pada hari Rabu, 14 April 1993, jam 08.00 WIB.
Awal pernikahan, Pak No dan Bu Endang menyewa rumah selama 1 minggu, karena Bu Endang tidak betah. Sehingga, beliau pindah ke rumah yang berdekatan dengan rumah yang dulu disewa. Selama 2 bulan menyewa, ternyata rumah tersebut dijual oleh pemiliknya dan sampai saat ini menjadi tempat tinggal beliau, yaitu berada di Jalan Raya Kemantren No. 113, RT. 05/RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur pada tahun 1993.
Pada tanggal 25 Agustus 1994, lahirlah anak pertama beliau yang bernama Mega Merdeka Wati. Kedua, pada tanggal 13 Mei 1996 lahirlah anak kembar, yang bernama Yuliarta Kurnia Pramai Sella dan Yuliarti Kurnia Pramai Selli.
Dari penghasilan ojek suaminya, Bu Endang berpikir bahwa penghasilan tersebut masih kurang dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama anaknya. Sehingga, beliau berpikir bagaimana kalau membuka usaha yang sama seperti bapaknya, yaitu membuat dan menjual tong sampah dari ban bekas, alat-alat mobil, bandulan, comboran, sandal ban, tampar, dan lain-lain. Dan ide itu pun beliau jalani.
Rumah beliau bisa dikatakan strategis, karena berada di pinggir jalan raya. Sehingga, usaha tersebut cukup menarik perhatian para pembeli. Pertama, mereka mendapat pesanan 400 tempat sampah dari pejabat Pemerintah Sidoarjo. Itulah awal kesuksesan beliau. Setelah itu, banyak pesanan yang berdatangan. Mulai dari Pemkot Probolinggo, Sidoarjo, dan Pasuruan sendiri.
Ada juga orang terkenal yang pernah ke sana, antara lain pelawak Kartolo, Tarzan, dan Hasan Aminuddin sebelum menjadi Bupati Probolinggo. Karena keteguhan, keuletan, dan ketekunan dalam menjalani usaha tersebut, akhirnya membuahkan prestasi yang membanggakan, yaitu Bu Endang mendapat penghargaan Kartini Award di Surabaya Plaza Hotel pada tanggal 21 April 2006.
Beliau mendapatkan sertifikat, piala, dan hadiah berupa uang tunai serta menginap di Surabaya Plaza Hotel. Dan usaha tersebut sukses dan terkenal hampir seluruh pelosok di Jawa Timur, yang usaha tersebut menjadi home industry bernama “Bina Citra Putra”.
2.2  Penyebab dan Dampak Terjadinya Peristiwa Kebakaran Rumah Bapak Suwarno
Kesuksesan Keluarga Bapak Suwarno ternyata bisa dibilang hanya sementara. Karena rumah yang selama ini beliau tinggali terbakar dilalap api hanya dalam semalam.
Terbakarnya rumah tersebut bukan karena korsleting listrik, tetapi sengaja dibakar oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan diindikasikan iri atas kesuksesan usaha Pak No dan keluarga beliau. Dulu, dusun Kemantren masyarakatnya memang kurang maju dan berkembang. Padahal, menurut beliau tidak pernah bertengkar atau mencari masalah dengan orang-orang sekitar, yang ada malah membantu cara membuat tong sampah tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 29 September 2006, yang bertepatan dengan 3 hari puasa Ramadhan. Malam itu, sekitar pukul 23.30, Pak No sedang melihat TV yang acaranya tentang ceramah A’agym. Setelah itu, melihat-lihat halaman sebentar dan kembali lagi menonton TV.
Saat menonton TV, tiba-tiba terdengar suara teriakan orang-orang dari luar rumah. Setelah keluar, ternyata kobaran api sudah mengenai ban di depan rumah dan merembet menuju rumah.
Dengan tergesa-gesa, Pak No segera membangunkan istrinya. Dan istrinya, membangunkan anak-anaknya dan segera menyelamatkan diri dari pintu belakang. Pak No yang masih mencoba memadamkan api dan menyelamatkan barang-barang segera diseret oleh istrinya karena api semakin mendekat. Sehingga, beliau pun ikut menjauh dari rumah.
Dulu, Pak No kenal dengan pegawai Sampoerna. Orang tersebut menolong Bapak dengan menelepon pemadam kebakaran dari kantor Sampoerna, Pasuruan (orang tersebut bercerita sendiri ke beliau setelah kejadian kebakaran tersebut).
Pemadam kebakaran kira-kira datang pada jam 12.15 pagi, dengan dibantu tetangga sekitar. Api baru bisa dipadamkan pada jam 05.00. Ketiga anaknya diungsikan ke Pucangsari sekitar jam 05.15 dengan menggunakan pick up. Pak No dan istrinya belum ke Pucangsari dikarenakan masih mencari sisa-sisa barang yang masih dipakai dan jaga-jaga kalau masih ada api yang menyala.
Dalam pencarian sisa-sisa barang tersebut, yang ditemukan hanya 1 buah celana yang sudah robek, 1 buah kursi merah, teflon 1 buah, dan gentong plastik isi beras, serta hewan peliharaan, baik burung merpati maupun ayam. Sisanya ludes dilalap api termasuk sepeda motor yang telah menemani perjalanan hidup Pak No bertahun-tahun dan mobil Daihatsu Espass keluaran 1995.
Setelah itu, Pak No dan Bu Endang diantar oleh kenalan beliau yang bernama Suyit ke rumah Pucangsari. Sekeluarga menumpang selama 12 hari. Dan kembali ke rumah yang terbakar untuk ditempati sambil diperbaiki.
2.3  Kehidupan Keluarga Bapak Suwarno setelah Terjadi Peristiwa Kebakaran Rumah
Sehari pasca peristiwa tersebut, Pak No merasa buruk sekali. Semua sumber penghasilannya hilang dalam sekejap oleh api. Syukurlah masih ada uang 5 juta di tabungan istri beliau. Yang bersama-sama mulai kembali membuka lembaran baru.
Home Industry yang dulunya bernama “Bina Citra Putra”, sekarang berganti nama menjadi “Mekar Jaya Sentosa”. Penggantian nama tersebut didasarkan agar semoga usaha tersebut tetap mekar sentosa dan berkembang.
Tuhan tidak akan memberikan cobaan hambanya di luar kemampuannya. Terbukti, setelah peristiwa kebakaran tersebut semakin banyak orang mengenal hasil produksi tersebut, baik dari Malang, Probolinggo, Surabaya, bahkan beberapa daerah lainnya, seperti Palu, Madura, dan wilayah se-Jawa Timur.
Dalam hal ini, banyak pengaruh dari peristiwa tersebut. Salah satunya kita ambil contoh dalam hal pendidikan anaknya. Kita sering mendengar, “Allah SWT akan membalas perbuatan setiap manusia baik yang baik maupun buruk”.
Dan itu terjadi pada anaknya yang semuanya berprestasi, baik dalam hal akademik dan non-akademik. Terbukti, anak kembarnya yang akrab dipanggil Sella dan Selli. Pertama, Sella dari SD sampai SMA selalu rangking 3 atau 5 besar, pernah ikut dalam OSN TIK tingkat SMA se-Kabupaten Pasuruan, aktif dalam perlombaan pramuka saat SMP, pernah jadi guru Pramuka di SDN 01 Purwosari.
Sedangkan, Selli dari SD sampai SMP selalu rangking 5 atau 10 besar, dan SMA pernah 10 besar, 25 besar (dan menurut penulis itu adalah prestasi), pernah ikut OSN TIK tingkat se-Kabupaten Pasuruan, aktif dalam perlombaan Pramuka saat SMP, pernah ikut organisasi OSIS/MPK saat SMA, yaitu sebagai Wakil Ketua OSIS 1 dan Bendahara OSIS 1. Pada waktu SMA, semua anak beliau masuk jurusan IPA.
Setelah lulus dari SMA, Mega Merdeka Wati (nama akrab Mega), diterima di Universitas Negeri Malang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Prodi S1 Manajemen yang sekarang sudah menempuh 5 semester. Untuk anak kembarnya (Sella dan Selli) diterima di Perguruan Tinggi Negeri juga, yaitu Sella di Universitas Brawijaya Malang, Fakultas Ilmu Administrasi, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga, Prodi S1 Administrasi Perpajakan. Sedangkan Selli, diterima di Universitas Negeri Malang, Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Sejarah, Prodi S1 Pendidikan Sejarah. Dan kedua-duanya sekarang masih menempuh 1 semester.
Dari kejadian tersebut, Pak No dan Bu Endang sangat yakin dengan keadilan Tuhan yang di atas, yaitu membalasnya dengan cara yang tidak terduga, dengan melaui anak karena bisa menyekolahkan anak-anak beliau sampai perguruan tinggi negeri dan keinginan orang tua pasti ingin anak-anaknya kelak tidak seperti beliau dan harus menjadi yang lebih baik dari beliau.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kehidupan keluarga Bapak Suwarno cukup memberikan pandangan tentang arti kehidupan yang sebenarnya, yaitu hidup dengan berusaha dan bekerja keras walaupun harus mulai dari nol lagi dan tidak lupa diimbangi dengan doa agar semua dapat berjalan sesuai apa yang diinginkan dan kehidupan bisa diridhoi oleh yang Mahakuasa.
3.2  Saran
Dalam hal ini, penulis masih mempunyai banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dalam penyempurnaan makalah ini. Untuk para pembaca makalah ini, diharapkan jangan hanya memahami isinya saja, tetapi juga mengambil nilai-nilai dari setiap kehidupan sehari-hari agar menjadi pribadi yang bijak dalam memutuskan dan melakukan sesuatu, baik untuk kebaikan kita maupun orang lain.


DAFTAR RUJUKAN
1.      Narasumber pertama :
Nama                           : Suwarno,
Tempat, tanggal lahir  : Pasuruan, 04 Juni 1959,
Umur                           : 55 Tahun,
Pekerjaan                     : Pedagang tong sampah dari ban bekas dan kebutuhan lain dari ban bekas,
Alamat                        : Jalan Raya Kemantren No. 113, RT. 05/ RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
2.      Narasumber Kedua :
Nama                           : Endang Mariati,
Tempat, tanggal lahir  : Malang, 24 Januari 1965,
Umur                           : 49 Tahun,
Pekerjaan                     : Ibu rumah tangga.
Alamat                        : Jalan Raya Kemantren No. 113, RT. 05/ RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
3.      Narasumber Ketiga :
Nama                           : Mega Merdeka Wati,
Tempat, tanggal lahir  : Pasuruan, 25 Agustus 1994,
Umur                           : 20 Tahun,
Pekerjaan                     : Mahasiswa,
Alamat                        : Jalan Raya Kemantren No. 113, RT. 05/RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
4.      Narasumber Keempat :
Nama                           : Yuliarta Kurnia Pramai Sella,
Tempat, tanggal lahir  : Malang, 13 Mei 1996,
Umur                           : 18 Tahun,
Pekerjaan                     : Mahasiswa,
Alamat                        : Jalan Raya Kemantren No. 113, RT. 05/RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
5.      Narasumber Kelima :
Nama                           : Yuliarti Kurnia Pramai Selli,
Tempat, tanggal lahir  : Malang, 13 Mei 1996,
Umur                           : 18 Tahun,
Pekerjaan                     : Mahasiswa,
Alamat                        : Jalan Raya Kemantren No. 113, RT. 05/RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
6.      Melihat contoh historiografi sejarah, Shivana, Dara, Mu’azizah. 2012, SEJARAH DAN PROSES SADAR KEHIDUPAN KELAM  ‘BUHARIA’ DI MASA LALU, (Online), https://docs.google.com/document/d/1IPRE2yI4HAyanrYpEpNPjd3FaEsGVQYV-cLjqF9NPuE/pub, diakses 15 November 2014.
7.      Surya. 23 April 2006. Buah Award dari Tong Sampah, hlm. 6.
8.      Radar Bromo. 8 Desember 2007. Langsung Ganti Nama setelah Dilanda Kebakaran, hlm. 33 dan 43.


LAMPIRAN
Sumber-Sumber :
Saat menerima Kartini Award yang bertempat di Surabaya Plaza Hotel pada tanggal 21 April 2006 (pada koran Surya).
 
Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati saat diwawancarai oleh Radar Bromo setelah terjadi peristiwa kebakaran rumah beliau.
Bapak Suwarno dan Ibu Endang diwawancarai oleh Radar Bromo setelah membangun lagi usahanya.


Bukti-Bukti :
Foto Keluarga Bapak Suwarno.
 
Akta Nikah Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati.
Akta keluarga Bapak Suwarno.
 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH MASUKNYA AGAMA KONGHUCU DI INDONESIA

Kamu yang Kusayang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS NILAI