KISAH PERJALANAN HIDUP KELUARGA BAPAK SUWARNO
KISAH PERJALANAN HIDUP
KELUARGA BAPAK SUWARNO
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS AKHIR INDIVIDU MATAKULIAH
Pengantar
Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Ibu Indah W. P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd
Oleh
:
Yuliarti
Kurnia Pramai Selli
(140731606196)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PRODI S1 PENDIDIKAN
SEJARAH
November 2014
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan
tugas matakuliah Pengantar Ilmu Sejarah dengan makalah historiografi keluarga
yang berjudul “Kisah Perjalanan Hidup Keluarga Bapak Suwarno”.
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Kepada Ibu Indah. W. P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd selaku pembimbing, yang senantiasa memberikan
pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian tugas makalah ini. Kepada keluarga
penulis yang telah mendukung dalam perjuangan cita-citanya. Tidak lupa kepada
teman-teman yang telah memberikan informasi dalam menyelesaikan tugas makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penulis untuk penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini berguna untuk menambah pengetahuan sosial serta
bermanfaat untuk kedepannya.
Malang,
November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3
Tujuan ............................................................................................................ 1
1.4
Manfaat .......................................................................................................... 2
1.5 Metode
Sejarah .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6
2.1
Sejarah Awal Kehidupan
Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati dalam Menafkahi Anak-Anaknya 6
2.2
Penyebab dan Dampak
Terjadinya Peristiwa Kebakaran Rumah Bapak Suwarno 8
2.3 Kehidupan
Keluarga Bapak Suwarno setelah Terjadi Peristiwa Kebakaran Rumah 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11
3.1
Kesimpulan .................................................................................................... 11
3.2
Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................ 12
LAMPIRAN ....................................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Keluarga
adalah pembentukan karakter individu atau interaksi sosial dalam ruang lingkup
yang paling kecil atau sederhana. Di dalam keluarga, kita mulai menanamkan
sejarah masing-masing individu dan mulai mengenalnya. Tanpa keluarga, sejarah
tidak akan terpahami di dalam kehidupan.
Dalam
hal ini, penulis ingin menceritakan secara terperinci tentang sejarah keluarga
yang berjuang dan bangkit dalam kepedihan tantangan hidup. Dalam makalah ini, penulis
akan bercerita tentang perjuangan keluarga dalam pencapaian cita-cita penulis.
Penulis
mengambil tema “Kisah Perjalanan Hidup Keluarga Bapak Suwarno”, karena selama
hidup kita, yang berperan penting hanyalah keluarga dengan selalu disisi kita,
baik suka maupun duka. Oleh karena itu, dengan makalah ini penulis akan menceritakan
kisah sejarah keluarganya.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
sejarah awal kehidupan Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati dalam menafkahi
anak-anaknya ?
2. Bagaimana
penyebab dan dampak terjadinya peristiwa kebakaran rumah Bapak Suwarno ?
3. Bagaimana
kehidupan keluarga Bapak Suwarno setelah terjadi peristiwa kebakaran rumah ?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
sejarah awal kehidupan Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati dalam menafkahi
anak-anaknya.
2. Dapat
memahami penyebab dan dampak terjadinya peristiwa kebakaran rumah.
3. Dapat
menjelaskan kehidupan keluarga Bapak Suwarno setelah terjadi peristiwa
kebakaran rumah.
1.4
Manfaat
1. Dapat
mengetahui sejarah keluarga Bapak Suwarno mulai dari nol, sampai sukses, dan
harus bangkit lagi dari peristiwa kebakaran rumahnya.
2. Dapat
mengambil hikmah dan nilai-nilai kehidupan dari setiap peristiwa yang dialami
oleh Keluarga Suwarno.
3. Dapat
termotivasi untuk lebih gigih dan pantang menyerah dalam menjalani kehidupan
walaupun tidak semudah seperti yang dibayangkan.
1.5
Metode
Sejarah
1. Heuristik
Penulis
memperoleh data dengan melalui metode wawancara dengan anggota keluarga, koran,
foto-foto, lampiran-lampiran file (sumber primer) dengan contoh makalah sejarah
keluarga untuk dijadikan sebagai pandangan atau susunan makalah ini (sumber
sekunder).
Narasumber
pertama bernama Suwarno dari Pucangsari yang sekarang bertempat tinggal di
Purwosari, Pasuruan. Dari wawancara tersebut hasilnya adalah mengenai bagaimana
Bapak Suwarno bertemu dengan istrinya dan penjelasan tentang kebakaran rumah
Bapak Suwarno. Narasumber kedua bernama Ibu Endang Mariati dari Blitar (orang
tua asli Malang, tetapi dari kecil sudah dirawat oleh Ibu Angkat, yang bernama
Alm. Ibu Sugiati) dan sekarang bertempat tinggal di Purwosari, Pasuruan. Hasil
wawancaranya adalah mengenai bagaimana usaha home industry dari nol hingga
titik kesuksesan dan jatuh ke bawah karena suatu musibah.
Narasumber
ketiga adalah Mega Merdeka Wati, anak pertama dari keluarga Bapak Suwarno yang
sekarang menempuh kuliah di Universitas Negeri Malang, prodi S1 Manajemen,
semester 5. Hasil wawancaranya mengenai usaha orang tua dalam mensupport
cita-citanya. Narasumber keempat bernama Yuliarta Kurnia Pramai Sella, sekarang
menempuh kuliah di Universitas Brawijaya, prodi S1 Administrasi Perpajakan,
semester 1. Hasil wawancaranya membahas tentang peran penting orang tua dalam
mendidik anak. Dan narasumber terakhir adalah saya sendiri, yaitu Yuliarti Kurnia
Pramai Selli, sedang menempuh kuliah di Universitas Negeri Malang, prodi S1
Pendidikan Sejarah, semester 1. Hasil wawancaranya adalah membahas tentang
pentingnya motivasi dan dorongan dari orang tua dalam pencapaian cita-cita
kita.
2. Kritik
a. Kritik
Internal
Dari
wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa dulu Bapak Suwarno
dan Ibu Endang Mariati saling mencintai karena saling bertemu saat liburan ke
Pucangsari, yang dulunya Bapak tersebut bekerja sebagai ojek. Kedua, usaha
keluarga Bapak Suwarno, yaitu membuat tong sampah dari ban bekas termasuk
sukses, karena sampai menjadi home industry. Dan penyebab kebakaran rumah
tersebut dipastikan karena dibakar oleh orang yang iri dengan keberhasilan
Keluarga Bapak Suwarno dalam menitih usahanya dari nol hingga sukses.
Dulunya
memang dusun yang jadi tempat tinggal Keluarga Suwarno kurang maju dan
Keluarganya merupakan pendatang dari dusun tersebut, yaitu Dusun Kemantren.
Selain itu, menurut hasil wawancara ketiga anaknya pasca kebakaran rumah, mereka
mengatakan bahwa dari peristiwa tersebut mereka mendapatkan pengalaman dan
memperoleh nilai-nilai kehidupan yang membuat mereka tegar dan mempunyai
semangat tinggi untuk meraih kembali kesuksesan tersebut mulai dari nol lagi
walaupun dengan jalan yang berbeda, yaitu melaui pendidikan.
a. Kritik
Eksternal
Dari
sumber primer (koran) memang dapat dibuktikan bahwa usaha keluarga Bapak
Suwarno membuahkan hasil, terbukti dengan Ibu Endang Mariati yang mendapat
penghargaan dalam perayaan Hari Kartini di Surabaya.
Barang
dagangan tersebut tersebar ke hampir semua wilayah di Jawa Timur, terutama pada
Kantor Dinas Kebersihan, Kesehatan, Militer, dan Kantor Kedinasan lainnya.
Setelah cukup sukses, rumah Keluarga Bapak Suwarno dibakar oleh orang yang
tidak bertanggung jawab dan diindikasikan iri akan kesuksesan usahanya.
Dari
pengalaman peristiwa tersebut, ketiga anaknya sekarang bisa menempuh bangku
kuliah yang semuanya diterima di Perguruan Tinggi Negeri di wilayah Malang,
yaitu Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya Malang.
3. Interpretasi
(Penafsiran)
Dari
data-data atau fakta-fakta yang penulis dapat melalui wawancara, baik dengan
sumber primer maupun sekunder dapat ditafsirkan bahwa awal Bapak Suwarno
mengenal Ibu Endang Mariati adalah sering berlibur ke Pucangsari yang dulunya
Bapak Suwarno bekerja sebagai ojek dan menjadi langganan ojek. Sehingga, mereka
saling jatuh cinta dan akhirnya menikah.
Dalam
menafkahi ketiga anaknya, Bapak Suwarno dan istrinya mulai menitih usaha dari
Bapak istrinya (Bapak Mertua), yaitu membuat tong sampah dari ban bekas. Lambat
laun usaha tersebut sukses sampai jadi home industry.
Selain
itu, juga membuat alat-alat mobil, pot, sandal, tempat makan sapi (comboran),
kampasan, bandulan, dll (yang semuanya terbuat dari ban bekas). Pernah Ibu
Endang Mariati mendapatkan penghargaan dalam acara perayaan Hari Kartini di
Surabaya (Sayang, thropy plus hadiahnya habis dilalap api).
Rumah
yang menjadi tempat tinggal Keluarga Bapak Suwarno sekarang memang dikatakan
kurang maju, dalam hal masyarakat yang tidak mau berkembang daan pastinya
Keluarganya adalah pendatang.
Sehingga,
jika ada orang atau pendatang yang sukses, dipastikan ada yang iri. Dan
akibatnya, rumah pun dibakar. Pastinya, orang yang membakar rumah tersebut
bukanlah orang jauh tetapi orang yang dekat (tetangga).
Dari
peristiwa tersebut, ketiga anaknya dapat melewati masa-masa sulit yang dapat
mendewasakan sikap dan pikiran. Dan dengan dorongan orang tua, anaknya sekarang
sedang menempuh di bangku kuliah yang semuanya berada di negeri, yaitu di
Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya Malang. Itu semua tidak
luput dari perjuangan orang tua dalam mendidik anaknya.
4. Historiografi
Dalam
historiografi penulis memulai dengan Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan metode-metode sejarah. Selanjutnya, pada
Bab II Pembahasan, membahas tentang inti makalah dalam artian jawaban dari
rumusan masalah yang akan dibahas lebih lanjut mengenai historiografi ini. Dan
yang terakhir, yaitu Bab III Penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari
pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah
Awal Kehidupan Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati dalam Menafkahi
Anak-Anaknya
Bapak
Suwarno bernama lengkap Suwarno lahir di Pucangsari (Pasuruan) tanggal 04 Juni
1959 (55 Tahun), beliau biasa dipanggil dengan nama akrab Pak No. Bapak beliau
bernama Alm. Kaimun dan Ibu beliau bernama Siti Aminah. Tempat tinggal beliau
berada di Pucangsari, yaitu bertepatan di lereng Gunung Arjuno.
Pendidikan
terakhir Alm. Bapak Kaimun adalah SD, sedangkan Alm. Ibu Siti Aminah tidak
sekolah karena pada waktu itu masih zaman penjajahan Belanda dan Jepang, serta
pada zaman tersebut orang Indonesia tidak boleh sekolah, kecuali anak
bangsawan.
Pak
No sendiri pendidikan terakhirnya hanya sampai SD. Beliau tidak melanjutkan ke
jenjang SMP karena pada waktu itu jarang teman-temannya yang melanjutkan ke
jenjang SMP. Sehingga, lulus dari SD, beliau mengikuti pekerjaan orang tuanya,
yaitu bertani, merawat sapi, dan pedagang (pisang, apukat, pepaya / buah-buahan
musiman). Selain itu, beliau juga mempunyai pekerjaan sampingan, yaitu sebagai
tukang ojek.
Selanjutnya
mengenai Ibu Endang. Nama lengkap beliau adalah Endang Mariati, lahir di Malang
tanggal 24 Januari 1965 (49 Tahun), biasa dipanggil Bu Endang. Bapak beliau
bernama Sanjaya Kunadi (80 Tahun) dan Ibu beliau bernama Sutiani (75 Tahun).
Tempat tinggal beliau di Kasin, Malang. Sedangkan Bu Endang sendiri diasuh oleh
Ibu Sugiarti di Srengat, Blitar, yang orang tersebut masih kakaknya Bu Sutiani
dan beliau tidak mempunyai anak.
Pendidikan
terakhir orang tua Bu Endang adalah SD yang bekerja sebagai penjual tong sampah
dari ban bekas. Pada suatu hari, Bu Endang berlibur ke tempat saudaranya di
Pucangsari dan ojeknya adalah Pak No. Beliau sering berlibur ke sana dan Pak No
menjadi langganan ojeknya. Karena saking seringnya ke sana, lama-kelamaan kedua
orang tersebut saling jatuh cinta dan melanjutkan ke jenjang pernikahan, yaitu
pada hari Rabu, 14 April 1993, jam 08.00 WIB.
Awal
pernikahan, Pak No dan Bu Endang menyewa rumah selama 1 minggu, karena Bu
Endang tidak betah. Sehingga, beliau pindah ke rumah yang berdekatan dengan
rumah yang dulu disewa. Selama 2 bulan menyewa, ternyata rumah tersebut dijual
oleh pemiliknya dan sampai saat ini menjadi tempat tinggal beliau, yaitu berada
di Jalan Raya Kemantren No. 113, RT. 05/RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan
Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur pada tahun 1993.
Pada
tanggal 25 Agustus 1994, lahirlah anak pertama beliau yang bernama Mega Merdeka
Wati. Kedua, pada tanggal 13 Mei 1996 lahirlah anak kembar, yang bernama
Yuliarta Kurnia Pramai Sella dan Yuliarti Kurnia Pramai Selli.
Dari
penghasilan ojek suaminya, Bu Endang berpikir bahwa penghasilan tersebut masih
kurang dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama anaknya. Sehingga,
beliau berpikir bagaimana kalau membuka usaha yang sama seperti bapaknya, yaitu
membuat dan menjual tong sampah dari ban bekas, alat-alat mobil, bandulan,
comboran, sandal ban, tampar, dan lain-lain. Dan ide itu pun beliau jalani.
Rumah
beliau bisa dikatakan strategis, karena berada di pinggir jalan raya. Sehingga,
usaha tersebut cukup menarik perhatian para pembeli. Pertama, mereka mendapat
pesanan 400 tempat sampah dari pejabat Pemerintah Sidoarjo. Itulah awal
kesuksesan beliau. Setelah itu, banyak pesanan yang berdatangan. Mulai dari
Pemkot Probolinggo, Sidoarjo, dan Pasuruan sendiri.
Ada
juga orang terkenal yang pernah ke sana, antara lain pelawak Kartolo, Tarzan,
dan Hasan Aminuddin sebelum menjadi Bupati Probolinggo. Karena keteguhan,
keuletan, dan ketekunan dalam menjalani usaha tersebut, akhirnya membuahkan
prestasi yang membanggakan, yaitu Bu Endang mendapat penghargaan Kartini Award
di Surabaya Plaza Hotel pada tanggal 21 April 2006.
Beliau
mendapatkan sertifikat, piala, dan hadiah berupa uang tunai serta menginap di
Surabaya Plaza Hotel. Dan usaha tersebut sukses dan terkenal hampir seluruh
pelosok di Jawa Timur, yang usaha tersebut menjadi home industry bernama “Bina
Citra Putra”.
2.2
Penyebab
dan Dampak Terjadinya Peristiwa Kebakaran Rumah Bapak Suwarno
Kesuksesan
Keluarga Bapak Suwarno ternyata bisa dibilang hanya sementara. Karena rumah
yang selama ini beliau tinggali terbakar dilalap api hanya dalam semalam.
Terbakarnya
rumah tersebut bukan karena korsleting listrik, tetapi sengaja dibakar oleh
orang yang tidak bertanggung jawab dan diindikasikan iri atas kesuksesan usaha
Pak No dan keluarga beliau. Dulu, dusun Kemantren masyarakatnya memang kurang
maju dan berkembang. Padahal, menurut beliau tidak pernah bertengkar atau
mencari masalah dengan orang-orang sekitar, yang ada malah membantu cara
membuat tong sampah tersebut.
Peristiwa
tersebut terjadi pada tanggal 29 September 2006, yang bertepatan dengan 3 hari
puasa Ramadhan. Malam itu, sekitar pukul 23.30, Pak No sedang melihat TV yang
acaranya tentang ceramah A’agym. Setelah itu, melihat-lihat halaman sebentar
dan kembali lagi menonton TV.
Saat
menonton TV, tiba-tiba terdengar suara teriakan orang-orang dari luar rumah.
Setelah keluar, ternyata kobaran api sudah mengenai ban di depan rumah dan
merembet menuju rumah.
Dengan
tergesa-gesa, Pak No segera membangunkan istrinya. Dan istrinya, membangunkan
anak-anaknya dan segera menyelamatkan diri dari pintu belakang. Pak No yang
masih mencoba memadamkan api dan menyelamatkan barang-barang segera diseret
oleh istrinya karena api semakin mendekat. Sehingga, beliau pun ikut menjauh
dari rumah.
Dulu,
Pak No kenal dengan pegawai Sampoerna. Orang tersebut menolong Bapak dengan
menelepon pemadam kebakaran dari kantor Sampoerna, Pasuruan (orang tersebut
bercerita sendiri ke beliau setelah kejadian kebakaran tersebut).
Pemadam
kebakaran kira-kira datang pada jam 12.15 pagi, dengan dibantu tetangga
sekitar. Api baru bisa dipadamkan pada jam 05.00. Ketiga anaknya diungsikan ke
Pucangsari sekitar jam 05.15 dengan menggunakan pick up. Pak No dan istrinya
belum ke Pucangsari dikarenakan masih mencari sisa-sisa barang yang masih
dipakai dan jaga-jaga kalau masih ada api yang menyala.
Dalam
pencarian sisa-sisa barang tersebut, yang ditemukan hanya 1 buah celana yang
sudah robek, 1 buah kursi merah, teflon 1 buah, dan gentong plastik isi beras,
serta hewan peliharaan, baik burung merpati maupun ayam. Sisanya ludes dilalap
api termasuk sepeda motor yang telah menemani perjalanan hidup Pak No
bertahun-tahun dan mobil Daihatsu Espass keluaran 1995.
Setelah
itu, Pak No dan Bu Endang diantar oleh kenalan beliau yang bernama Suyit ke
rumah Pucangsari. Sekeluarga menumpang selama 12 hari. Dan kembali ke rumah
yang terbakar untuk ditempati sambil diperbaiki.
2.3
Kehidupan
Keluarga Bapak Suwarno setelah Terjadi Peristiwa Kebakaran Rumah
Sehari
pasca peristiwa tersebut, Pak No merasa buruk sekali. Semua sumber
penghasilannya hilang dalam sekejap oleh api. Syukurlah masih ada uang 5 juta
di tabungan istri beliau. Yang bersama-sama mulai kembali membuka lembaran baru.
Home
Industry yang dulunya bernama “Bina Citra Putra”, sekarang berganti nama
menjadi “Mekar Jaya Sentosa”. Penggantian nama tersebut didasarkan agar semoga
usaha tersebut tetap mekar sentosa dan berkembang.
Tuhan
tidak akan memberikan cobaan hambanya di luar kemampuannya. Terbukti, setelah
peristiwa kebakaran tersebut semakin banyak orang mengenal hasil produksi tersebut,
baik dari Malang, Probolinggo, Surabaya, bahkan beberapa daerah lainnya,
seperti Palu, Madura, dan wilayah se-Jawa Timur.
Dalam
hal ini, banyak pengaruh dari peristiwa tersebut. Salah satunya kita ambil
contoh dalam hal pendidikan anaknya. Kita sering mendengar, “Allah SWT akan
membalas perbuatan setiap manusia baik yang baik maupun buruk”.
Dan
itu terjadi pada anaknya yang semuanya berprestasi, baik dalam hal akademik dan
non-akademik. Terbukti, anak kembarnya yang akrab dipanggil Sella dan Selli.
Pertama, Sella dari SD sampai SMA selalu rangking 3 atau 5 besar, pernah ikut
dalam OSN TIK tingkat SMA se-Kabupaten Pasuruan, aktif dalam perlombaan pramuka
saat SMP, pernah jadi guru Pramuka di SDN 01 Purwosari.
Sedangkan,
Selli dari SD sampai SMP selalu rangking 5 atau 10 besar, dan SMA pernah 10 besar,
25 besar (dan menurut penulis itu adalah prestasi), pernah ikut OSN TIK tingkat
se-Kabupaten Pasuruan, aktif dalam perlombaan Pramuka saat SMP, pernah ikut
organisasi OSIS/MPK saat SMA, yaitu sebagai Wakil Ketua OSIS 1 dan Bendahara
OSIS 1. Pada waktu SMA, semua anak beliau masuk jurusan IPA.
Setelah
lulus dari SMA, Mega Merdeka Wati (nama akrab Mega), diterima di Universitas
Negeri Malang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Prodi S1 Manajemen yang
sekarang sudah menempuh 5 semester. Untuk anak kembarnya (Sella dan Selli)
diterima di Perguruan Tinggi Negeri juga, yaitu Sella di Universitas Brawijaya
Malang, Fakultas Ilmu Administrasi, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga,
Prodi S1 Administrasi Perpajakan. Sedangkan Selli, diterima di Universitas
Negeri Malang, Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Sejarah, Prodi S1 Pendidikan
Sejarah. Dan kedua-duanya sekarang masih menempuh 1 semester.
Dari
kejadian tersebut, Pak No dan Bu Endang sangat yakin dengan keadilan Tuhan yang
di atas, yaitu membalasnya dengan cara yang tidak terduga, dengan melaui anak
karena bisa menyekolahkan anak-anak beliau sampai perguruan tinggi negeri dan
keinginan orang tua pasti ingin anak-anaknya kelak tidak seperti beliau dan
harus menjadi yang lebih baik dari beliau.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kehidupan
keluarga Bapak Suwarno cukup memberikan pandangan tentang arti kehidupan yang
sebenarnya, yaitu hidup dengan berusaha dan bekerja keras walaupun harus mulai
dari nol lagi dan tidak lupa diimbangi dengan doa agar semua dapat berjalan
sesuai apa yang diinginkan dan kehidupan bisa diridhoi oleh yang Mahakuasa.
3.2
Saran
Dalam
hal ini, penulis masih mempunyai banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran dalam penyempurnaan makalah ini. Untuk para
pembaca makalah ini, diharapkan jangan hanya memahami isinya saja, tetapi juga
mengambil nilai-nilai dari setiap kehidupan sehari-hari agar menjadi pribadi
yang bijak dalam memutuskan dan melakukan sesuatu, baik untuk kebaikan kita
maupun orang lain.
DAFTAR RUJUKAN
1. Narasumber
pertama :
Nama : Suwarno,
Tempat,
tanggal lahir : Pasuruan, 04 Juni 1959,
Umur : 55 Tahun,
Pekerjaan : Pedagang tong sampah dari
ban bekas dan kebutuhan lain dari ban bekas,
Alamat : Jalan Raya Kemantren
No. 113, RT. 05/ RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten
Pasuruan, Jawa Timur.
2. Narasumber
Kedua :
Nama : Endang Mariati,
Tempat,
tanggal lahir : Malang, 24 Januari 1965,
Umur : 49 Tahun,
Pekerjaan : Ibu rumah tangga.
Alamat : Jalan Raya Kemantren
No. 113, RT. 05/ RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten
Pasuruan, Jawa Timur.
3. Narasumber
Ketiga :
Nama : Mega Merdeka Wati,
Tempat,
tanggal lahir : Pasuruan, 25 Agustus
1994,
Umur : 20 Tahun,
Pekerjaan : Mahasiswa,
Alamat : Jalan Raya Kemantren
No. 113, RT. 05/RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten
Pasuruan, Jawa Timur.
4. Narasumber
Keempat :
Nama : Yuliarta Kurnia
Pramai Sella,
Tempat,
tanggal lahir : Malang, 13 Mei 1996,
Umur : 18 Tahun,
Pekerjaan : Mahasiswa,
Alamat : Jalan Raya Kemantren
No. 113, RT. 05/RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan,
Jawa Timur.
5. Narasumber
Kelima :
Nama : Yuliarti Kurnia
Pramai Selli,
Tempat,
tanggal lahir : Malang, 13 Mei 1996,
Umur : 18 Tahun,
Pekerjaan : Mahasiswa,
Alamat : Jalan Raya Kemantren
No. 113, RT. 05/RW. 02, Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten
Pasuruan, Jawa Timur.
6. Melihat
contoh historiografi sejarah, Shivana, Dara, Mu’azizah. 2012, SEJARAH DAN PROSES SADAR KEHIDUPAN KELAM ‘BUHARIA’ DI MASA LALU, (Online), https://docs.google.com/document/d/1IPRE2yI4HAyanrYpEpNPjd3FaEsGVQYV-cLjqF9NPuE/pub, diakses 15 November 2014.
7. Surya. 23 April 2006. Buah Award dari Tong Sampah, hlm. 6.
8. Radar Bromo. 8 Desember 2007. Langsung Ganti Nama setelah Dilanda
Kebakaran, hlm. 33 dan 43.
LAMPIRAN
Sumber-Sumber
:



Saat menerima
Kartini Award yang bertempat di Surabaya Plaza Hotel pada tanggal 21 April 2006
(pada koran Surya).


Bapak Suwarno
dan Ibu Endang Mariati saat diwawancarai oleh Radar Bromo setelah terjadi
peristiwa kebakaran rumah beliau.


Bapak Suwarno
dan Ibu Endang diwawancarai oleh Radar Bromo setelah membangun lagi usahanya.
Bukti-Bukti :

Foto Keluarga
Bapak Suwarno.


Akta Nikah
Bapak Suwarno dan Ibu Endang Mariati.

Akta keluarga
Bapak Suwarno.
Komentar
Posting Komentar