TUGAS UTS PAK ISMAIL LUTFI
TUGAS
UTS PAK ISMAIL LUTFI
Penulis
mengambil dokumen artikel tentang “Memahami Kemajemukan Masyarakat Indonesia
(Perspektif Komunikasi Antarbudaya)” oleh Turnomo Rahardjo untuk dibahas dalam
mengelaborasikan antara inti pembahasan artikel dengan konsep-konsep
masyarakat. Menurut penulis, inti dari pembahasan artikel ini adalah bangsa
Indonesia saat ini sedang mengalami salah satu permasalahan besar, yaitu adanya
pertikaian antar kelompok yang dalam perkembangan intensitasnya cenderung
meningkat. Penjelasan tersebut bisa dibilang sebagai adanya suatu konflik sosial
yang terjadi di dalam masyarakat Indonesia saat ini, baik konflik antaretnis,
antaragama, dan lain-lain yang memunculkan permusuhan antarkelompok. Sehingga,
bisa saja nanti konflik sosial tersebut nantinya akan memunculkan prasangka dan
diskriminasi dimana bentuk terparahnya mengarah kepada upaya menghilangkan atau
memusnahkan satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Hal tersebut tidak heran
jika terjadi di Indonesia karena kita ketahui sendiri bahwa bangsa Indonesia
terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama (walaupun agamanya sama belum
tentu ideologinya juga sama).
Dalam hal
ini, masyarakat Indonesia mempunyai dua tanda atau ciri yang bersifat unik, yaitu
jika dilihat secara horizontal, masyarakat Indonesia ditandai oleh kenyataan
adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa,
agama, adat, serta perbedaan-perbedaan kedaerahan (seperti yang dijelaskan di
atas). Adanya perbedaan-perbedaan tersebut bisa dibilang sebagai ciri
masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk dimana konsep masyarakat tersebut
mula-mula diperkenalkan dan merupakan perluasan dari konsep Furnivall untuk
menggambarkan masyarakat Indonesia pada masa Hindia-Belanda. Konsep Furnivall
di atas bisa kita gunakan untuk melihat masyarakat Indonesia pada masa kini
(Nasikun, 2015: 32-37). Sedangkan, jika dilihat secara vertikal struktur
masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan antara lapisan
atas dengan lapisan bawah yang cukup tajam dalam hal kekuatan politik dan
sektor ekonomi (kekayaan). Proses tumbuhnya ketimpangan yang berakar dalam
struktur ekonomi Indonesia pada zaman Hindia-Belanda oleh Boeke digambarkan
sebagai dual economy (Nasikun, 2015: 53).
Dari
penjelasan di atas, maka dapat diambil pengertian tentang masyarakat majemuk,
yaitu kondisi alamiah yang eksis dalam setiap konteks wilayah negara bangsa
memiliki kemajemukan dan tingkat kemajemukan yang berbeda seperti yang sudah
dijelaskan di atas (Narwoko & Suyanto, 2010: 423). Menurut penulis, dua
tanda atau ciri tersebut menjadi pemicu adanya konflik sosial di masyarakat
Indonesia. Jadi, kita sebagai penerus bangsa harus mencoba memahami lebih dalam
makna dari adanya komunikasi sosial antar masyarakat baik dari cara, tipe,
bentuk, dan lain sebagainya.
Konflik
sosial sendiri salah satunya berdampak pada munculnya diskriminasi sosial
dimana diskriminasi biasanya dilakukan oleh kelompok dominan agar dapat
mempertahankan hak-hak istimewanya. Diskriminasi masih tetap merupakan objek
penelitian yang menarik dan diskriminasi sendiri butuh waktu lama dalam
melenyapkan atau menghilangkannya. Contoh bisa kita ambil adalah kasus
diskriminasi suku Aborigin oleh bangsa kulit putih di Australia yang nantinya
salah satu kebijakan pemerintah Australia adalah dengan melakukan asimilasi
terhadap suku Aborigin tetapi hal tersebut gagal (Horton & Hunt, 1992:
65-67). Diskriminasi tersebut bisa dibilang termasuk dalam sikap out group dimana sikap perasaan terhadap
semua orang dari sikap menyisihkan orang lain sampai sikap permusuhan (Narwoko
& Suyanto, 2010: 34).
Dari
penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa adanya
perbedaan-perbedaan baik vertikal maupun horizontal memunculkan suatu konflik
sosial dalam masyarakat dan salah satu dampak konflik tersebut adalah adanya
diskriminasi yang nantinya memunculkan kebijakan-kebijakan yang hanya berat
sebelah (pandang bulu). Dari diskriminasi tersebut akan berdampak pada adanya
stratifikasi sosial, penyimpangan sosial, dan berakhir pada perubahan sosial
dalam masyarakat tersebut yang bersifat dinamis (berubah-ubah).
Sumber
Bacaan : Artikel
yang berjudul “Memahami Kemajemukan Masyarakat Indonesia (Perspektif Komunikasi
Antarbudaya)” oleh Turnomo Rahardjo.
Daftar
Rujukan :
Horton, B.P. & Hunt, L.C. 1992.
Sosiologi Jilid 2, (terjemahan
Aminuddin Ram). Jakarta: Erlangga.
Narwoko,
D.J. & Suyanto, B. 2010. Sosiologi :
Teks Pengantar dan Terapan (Edisi Keempat). Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Nasikun.
2015. Sistem Sosial Indonesia.
Yogyakarta: Ombak.
Identitas Penulis :
Nama : Yuliarti Kurnia Pramai Selli
Kelas/Off. : B
Prodi : S1 Pendidikan Sejarah
NIM : 140731606196
Makul : Studi Masyarakat Indonesia
Komentar
Posting Komentar